Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Makassar > Artikel
Fixed vs Growth
Fatimah
Senin, 22 Agustus 2022   |   6512 kali

If you imagine less, less will be what you undoubtedly deserve – Debbie Millman

Apa yang kita bayangkan, itulah yang pantas kita dapatkan. Quote dari Debbie Millman di atas merefleksikan bagaimana sistem keyakinan kita terhadap kemampuan dan potensi diri kita mendorong perilaku dan juga masa depan kita. Carol Dweck, Psikolog Stanford menuangkan pemikirannya dalam bukunya Mindset: The New Psychology of Success tentang kekuatan mindset, baik secara sadar maupun tidak sadar, dan bagaimana hanya dengan mengubah mindset dapat memberikan dampak yang nyata pada segala aspek kehidupan kita.  

Dweck membagi mindset menjadi dua, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Dua pola pikir ini, menurut Dweck, membuat kita berkecenderungan untuk melihat beberapa variabel secara berbeda, di antaranya: menghadapi tantangan, masalah, usaha, kritik, dan kesuksesan orang lain.

Fixed mindset memandang karakter, kecerdasan, dan kemampuan berkreativitas adalah pemberian atau given yang tidak dapat kita ubah dengan segala cara. Mindset tersebut membuat mereka ingin tampak pintar. Ketika diberi atau berhadapan dengan tantangan, Fixed mindset cenderung  menghindari tantangan tersebut. Begitu pula ketika menemui masalah atau hambatan, mereka cenderung menyerah dengan mudah. Fixed mindset juga memandang usaha atau effort  tidak berguna, sedangkan ketika mereka dikritik mereka cenderung mengabaikan kritik yang sifatnya negatif walaupun kritik tersebut berguna. Selain itu, kita juga cenderung merasa terancam oleh kesuksesan orang lain. Semua kecenderungan ini disebabkan oleh pemikiran mereka bahwa segala sesuatunya adalah pemberian dan kegagalan adalah hanya bukti bahwa mereka tidak pintar dan tidak bertalenta.  

Sebagai hasil dari pemikiran Fixed mindset tersebut mereka bisa jadi tidak mendapatkan perubahan apa-apa dan pencapaian mereka kurang dari potensi yang sebenarnya bisa mereka capai (full potensial). Hal ini menegaskan bahwa fixed mindset memandang dunia sebagai sesuatu yang pasti dan statis (deterministic view of the world).

Di sisi lain, growth mindset memandang bahwa kecerdasan dapat dikembangkan. Pemikiran ini menuntun kita untuk ingin terus belajar. Hal ini memberikan kecenderungan yang berbeda dengan fixed mindset dalam melihat variabel-variabel yang sebelumnya sudah dibahas. Ketika dihadapkan dengan tantangan, orang dengan Growth Mindset cenderung menerima dengan antusias (embrace). Begitu pula ketika menemui masalah atau hambatan, mereka cenderung untuk bersikeras menghadapi dan menyelesaikannya supaya mereka tidak mengalami kemunduran. Growth mindset memandang usaha sebagai jalan untuk menguasai atau menjadi ahli dalam suatu hal (the path to mastery). Mereka pun akan memandang kritikan sebagai sarana pembelajaran. Selain hal itu, mereka memandang kesuksesan orang lain sebagai pembelajaran dan inspirasi.

Growth Mindset membuat kita mendapatkan pencapaian yang lebih tinggi. Cara pandang ini memberi kita rasa kehendak bebas yang besar, karena kita tidak melihat – seperti fixed mindset    kemampuan kita sebagai sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan. Dua mindset ini menjadi dasar bagaimana kita memandang dan berperilaku dalam menjalin hubungan, baik dalam konteks profesional maupun personal.

Dalam konteks personal, fixed mindset akan terus menerus merasa perlu untuk membuktikan diri mereka bahwa mereka hebat, mereka mampu, mereka cerdas dan berusaha menutupi kelemahan mereka di mana pun mereka berada. Jika mereka memiliki masalah dengan pasangan, anak, atau teman, mereka cenderung akan menyerah dengan mudah dan tidak berusaha menyelesaikan masalah. Mereka cenderung berpikir buat apa diselesaikan dan berusaha, karena semua yang terjadi itu begitulah adanya, tidak mungkin berubah.

Berbeda halnya dengan growth mindset, mereka cenderung berpikir kenapa harus membuktikan terus menerus betapa hebat dan cerdasnya kita ketika kita bisa menjadi lebih baik dari saat ini? Kenapa harus menutupi kekurangan alih-alih memperbaikinya? Kenapa mencari teman atau pasangan yang hanya akan menopang kita alih-alih mencari yang juga bisa menantang kita berkembang? Pengalaman akan membuat kita berkembang. Hasrat untuk berkembang dan bersitahan terhadapnya, bahkan ketika semuanya tidak berjalan dengan baik adalah tanda kita memiliki growth mindset. Pola pikir ini lah yang memungkinkan kita untuk berkembang dalam beberapa masa yang paling menantang dalam hidup kita.

Dalam konteks profesional, kita bekerja dan tergabung dalam suatu organisasi. Pola pikir yang kita miliki berpengaruh besar terhadap etos kerja dan juga cara kita menghadapi tantangan, hambatan dan segala ketidakpastian dan perubahan yang terjadi di dunia kerja. Pergantian rekan kerja, atasan, mutasi, promosi, bahkan perubahan struktur organisasi bisa menjadi hambatan atau peluang tergantung bagaimana pola pikir kita. Jika kita memiliki fixed mindset segala perubahan yang terjadi bisa menjadi hambatan dan kita menjadi gampang menyerah, etos kerja kita menurun sehingga capaian kinerja kita pun tidak maksimal sesuai dengan potensi kita.

Lain halnya jika kita memiliki growth mindset. Kita akan dengan sigap, siap menerima perubahan dan ketidakpastian dengan antusias. Pola pikir seperti ini memberi kita energi positif. Kita menjadi berpikiran terbuka, optimis, dan bersemangat karena kita memandang tantangan, hambatan, dan perubahan sebagai sarana untuk belajar dan membantu kita mencapai yang lebih baik lagi.  Dan jangan salah, energi yang kita bawa dapat menular ke rekan-rekan kerja kita. Bisa dibayangkan jika kita pesimis, berpikiran tertutup, suasana kerja akan terasa tidak nyaman. Sebaliknya jika kita membawa energi positif maka akan menular juga ke rekan-rekan kerja kita dan membuat suasana kerja menjadi kondusif.

Akhir kata, seperti yang dikatakan John F Kennedy bahwa the one unchangeable certainty is that nothing is unchangeable or certain. Kenapa kita harus takut akan perubahan dan ketidakpastian. Sedangkan kita tahu bahwa perubahan dan ketidakpastian adalah suatu hal yang pasti. Maka dari itu, kita butuh Growth Mindset yang membawa kita bisa menerima dan  menghadapi perubahan dan ketidakpastian dengan antusias untuk menjadikan diri kita dan organisasi kita lebih baik.

Let’s change! Let’s grow!

 

Source: brainpickings.org

Penulis: Lusia Agasty Prihantika

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini