Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lhokseumawe > Berita
Bagaimana Menciptakan Hubungan yang Sehat dalam Webinar Ketahanan Keluarga: “Healthy Relationship with Our Sanity Instruments”
Feliza Tania
Jum'at, 29 Juli 2022   |   265 kali

Lhokseumawe - Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan mengadakan webinar yang sangat menarik. Seminar ini mengangkat tajuk membangun hubungan “mental” yang baik di lingkungan keluarga Kementerian Keuangan. Mengingat tingginya tingkat pegawai yang sudah berkeluarga, terutama wanita, para pegawai Kementerian Keuangan diharapkan dapat menjalankan dua kehidupan secara harmonis, yakni kehidupan bekerja dan kehidupan berkeluarga. Untuk itu, diadakanlah webinar ketahanan keluarga bertajuk “Healthy Relationship with Our Sanity Instruments” pada hari Jumat, 29 Juli 2022, yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom yang diikuti oleh jajaran Kementerian Keuangan.

 

Acara dibuka dengan sambutan oleh Kepala Bagian SDM KI, Niken Widhijawati. Ia berpendapat bahwa hubungan yang sehat didasari oleh kepercayaan, kepedulian, dan pengertian. Hubungan sehat sendiri nyatanya berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang atau SDM itu sendiri. Lingkup paling kecil dari suatu hubungan adalah keluarga. Keluarga dan kehidupan sosial dapat menjadi support system, terutama saat seseorang berada dalam situasi beradaptasi atau pun memiliki masalah tertentu. Maka dari itu perlu adanya hubungan yang sehat dalam lingkungan sekitar kita.

 

Masuk ke acara inti, yaitu pemaparan materi oleh narasumber, Tara de Thouars, seorang psikolog ternama. Tara membawakan materi berjudul “Menjaga Relasi Positif dan Menciptakan Lingkungan Sehat Mental”. Ia menjelaskan bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain, dan perlu untuk menciptakan relasi yang positif, dalam hal ini Tara menekankan “lingkungan pekerjaan”. Dalam bekerja kita membutuhkan support system agar tingkat stress yang dialami tidak terus mengalami kenaikan. Sayangnya, mewujudkan hal ini bukanlah suatu hal yang mudah, tanpa disadari halangan itu berupa ego dari diri sendiri, yang berujung pada munculnya toxic relationship. Tara memaparkan bagaimana toxic relationship yang dimaksud serta bagaimana healthy behavior yang seharusnya

 

Kemudian seperti apa relasi yang membahagiakan itu? Tara memberi contoh, seperti misalnya berusaha lebih bahagia, mengurangi perasaan takut, khawatir, dan cemas, berbagi cerita, tidak membatasi satu sama lain, saling percaya dan memberikan dukungan, serta mengutamakan kualitas dibandingkan dengan kuantitas. Lebih lanjut, ia menjelaskan cara menciptakan relasi yang lebih baik secara detail, termasuk hal-hal yang harus dilakukan, misalkan berempati. Empati dapat dimulai dengan bertanya, mendengarkan, dan mencoba memahami. Sayangnya, manusia cendurung sulit untuk berempati dikarenakan banyaknya faktor-faktor penghambat seperti ego. Untuk itu perlu adanya kemauan yang nyata dari dalam diri seseorang dalam mengendalikan ego diri sendiri.

 

Tara juga memaparkan bagaimana seharusnya korban toxic relationship bertindak. Contohnya saja, memahami semua orang adalah sama, mendengarkan hati, batin, dan tubuh, mengungkapkan atau katakan ketidaknyamanan yang dimiliki, membela diri, serta tidak ragu untuk mencari bantuan. Tetapi, yang paling ditekankan adalah walau kita berbeda, kita semua adalah sama. Sama-sama bekerja dan mencari nafkah, sama-sama ingin dihargai, sama-sama memiliki hati dan perasaan, sama-sama memiliki tujuan, sama-sama berjuang untuk keluarga, sama-sama ingin menjadi seseorang yang berarti, sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan, serta masih sangat banyak persamaan lainnya dalam diri setiap manusia. Untuk itu, mempertahankan relasi yang baik dianggap sangatlah penting untuk kesehatan mental seseorang.

 

Tidak dapat dipungkiri, healthy relationship memanglah sangat penting didalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi kita selaku para pekerja dengan beban yang berbeda-beda. Tingkat stres dapat dikurangi dan ditekan jika ada usaha dalam menciptakan lingkungan yang kondusif demi kesehatan mental bersama. Marilah menciptakan hubungan yang baik dan sehat, guna terwujudnya kehidupan bekerja dan kehidupan berkeluarga yang lebih baik.

 

Narasi/Foto : Feliza.

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini