Lhokseumawe - Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan mengadakan webinar yang
sangat menarik. Seminar ini mengangkat tajuk membangun hubungan “mental” yang baik
di lingkungan keluarga Kementerian Keuangan. Mengingat tingginya tingkat
pegawai yang sudah berkeluarga, terutama wanita, para pegawai Kementerian Keuangan
diharapkan dapat menjalankan dua kehidupan secara harmonis, yakni kehidupan
bekerja dan kehidupan berkeluarga. Untuk itu, diadakanlah webinar ketahanan
keluarga bertajuk “Healthy Relationship with Our Sanity Instruments”
pada hari Jumat, 29 Juli 2022, yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi
zoom yang diikuti oleh jajaran Kementerian Keuangan.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Kepala Bagian SDM KI, Niken Widhijawati.
Ia berpendapat bahwa hubungan yang sehat didasari oleh kepercayaan, kepedulian,
dan pengertian. Hubungan sehat sendiri nyatanya berpengaruh terhadap kualitas
hidup seseorang atau SDM itu sendiri. Lingkup paling kecil dari suatu hubungan
adalah keluarga. Keluarga dan kehidupan sosial dapat menjadi support system,
terutama saat seseorang berada dalam situasi beradaptasi atau pun memiliki masalah
tertentu. Maka dari itu perlu adanya hubungan yang sehat dalam lingkungan sekitar
kita.
Masuk ke acara inti, yaitu pemaparan materi oleh narasumber, Tara de
Thouars, seorang psikolog ternama. Tara membawakan materi berjudul “Menjaga
Relasi Positif dan Menciptakan Lingkungan Sehat Mental”. Ia menjelaskan bahwa
manusia saling membutuhkan satu sama lain, dan perlu untuk menciptakan relasi
yang positif, dalam hal ini Tara menekankan “lingkungan pekerjaan”. Dalam
bekerja kita membutuhkan support system agar tingkat stress yang dialami
tidak terus mengalami kenaikan. Sayangnya, mewujudkan hal ini bukanlah suatu
hal yang mudah, tanpa disadari halangan itu berupa ego dari diri sendiri, yang
berujung pada munculnya toxic relationship. Tara memaparkan bagaimana toxic
relationship yang dimaksud serta bagaimana healthy behavior yang
seharusnya
Kemudian seperti apa relasi yang membahagiakan itu? Tara memberi contoh,
seperti misalnya berusaha lebih bahagia, mengurangi perasaan takut, khawatir,
dan cemas, berbagi cerita, tidak membatasi satu sama lain, saling percaya dan
memberikan dukungan, serta mengutamakan kualitas dibandingkan dengan kuantitas.
Lebih lanjut, ia menjelaskan cara menciptakan relasi yang lebih baik secara
detail, termasuk hal-hal yang harus dilakukan, misalkan berempati. Empati dapat
dimulai dengan bertanya, mendengarkan, dan mencoba memahami. Sayangnya, manusia
cendurung sulit untuk berempati dikarenakan banyaknya faktor-faktor penghambat
seperti ego. Untuk itu perlu adanya kemauan yang nyata dari dalam diri seseorang
dalam mengendalikan ego diri sendiri.
Tara juga memaparkan bagaimana seharusnya korban toxic relationship
bertindak. Contohnya saja, memahami semua orang adalah sama, mendengarkan hati,
batin, dan tubuh, mengungkapkan atau katakan ketidaknyamanan yang dimiliki,
membela diri, serta tidak ragu untuk mencari bantuan. Tetapi, yang paling ditekankan
adalah walau kita berbeda, kita semua adalah sama. Sama-sama bekerja dan mencari
nafkah, sama-sama ingin dihargai, sama-sama memiliki hati dan perasaan,
sama-sama memiliki tujuan, sama-sama berjuang untuk keluarga, sama-sama ingin
menjadi seseorang yang berarti, sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan,
serta masih sangat banyak persamaan lainnya dalam diri setiap manusia. Untuk itu,
mempertahankan relasi yang baik dianggap sangatlah penting untuk kesehatan
mental seseorang.
Tidak dapat dipungkiri, healthy relationship memanglah sangat
penting didalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi kita selaku para pekerja
dengan beban yang berbeda-beda. Tingkat stres dapat dikurangi dan ditekan jika ada
usaha dalam menciptakan lingkungan yang kondusif demi kesehatan mental bersama.
Marilah menciptakan hubungan yang baik dan sehat, guna terwujudnya kehidupan
bekerja dan kehidupan berkeluarga yang lebih baik.
Narasi/Foto : Feliza.