Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lhokseumawe > Berita
“Why Do You Need a Speaking Partner?” dalam Forum Sanger KPKNL Lhokseumawe
Feliza Tania
Kamis, 16 Juni 2022   |   507 kali

Lhokseumawe - Bahasa inggris merupakan bahasa yang diakui secara internasional. Bahasa ini sudah dipelajari dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Mengingat sudah cukup lamanya bahasa ini dipelajari sejak dini, bahasa ini tergolong bukan bahasa yang sulit jika dibandingkan dengan bahasa lainnya. Tetapi tetap saja, pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari masih tergolong rendah. Bukan hanya di kalangan masyarakat biasa saja, di kalangan pekerja pun metode “speaking” ini masih awam terdengar di telinga. Bukan dikarenakan kurangnya kapabilitas, hanya saja kepercayaan diri dalam pengucapannya masihlah rendah. Oleh sebab itu, pada hari ini, Kamis, 16 Juni 2022, KPKNL Lhokseumawe dalam Forum Sanger membawakan materi dengan judul “Why You Need a Speaking Partner”. Materi dibawakan oleh pelaksana Seksi Hukum dan Informasi, Mateus Putra Dinata dan diikuti oleh seluruh jajaran Kanwil DJKN Aceh.

 

Acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan pembawaan materi oleh Mateus. Dalam pemberian kiat-kiatnya, ia mengemukakan pengertian dari speaking partner, yakni satu atau sekelompok orang yang bisa diajak berbicara atau berkomunikasi dalam bahasa inggris. Untuk memperlancar metode speaking kita harus memiliki setidaknya satu orang selaku speaking partner. Mengapa? Yakni agar dapat melatih diri dalam conversation, menaikkan kepercayaan diri dalam mecoba conversation, serta dapat belajar apapun dari satu dan lainnya. Siapa saja bisa menjadi speaking partner, hanya saja jika di lingkup pekerja, teman kerja pastilah akan dirasa lebih nyaman.

 

Mateus juga mengemukakan beberapa pemikiran seperti speak, don’t just learn, kemudian break your language barrier. Lelaki berusia 28 tahun ini mengungkapkan bahwa ada tiga sebab penghalang lancarnya seseorang dalam conversation. Yang pertama adalah adanya judgement yang datang dari diri sendiri atau pun orang lain, takut dalam membuat kesalahan seperti grammar yang tidak sesuai, dan adanya anggapan bahwa ketidakmampuan akan suatu bahasa mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Maka dari itu, untuk dapat memulai dan mendapatkan speaking partner, tiga dinding ini haruslah diruntuhkan. Dan saat seseorang sudah memiliki speaking partner, yang harus dilakukan adalah terus berbicara, terlepas itu pembicaraan formal atau pun informal. Kemudian yang kedua, bahaslah topik yang menarik, seperti hewan peliharaan, liburan, pekerjaan, film, hobi, ataupun hal-hal menarik lainnya agar pembicaraan dirasa hangat dan menarik, sehingga dapat membuat seseorang mulai terbiasa.

 

Pria yang akrab disapa Mat ini menghighlight beberapa hal yang yang terbukti berfungsi dalam lancarnya seseorang dalam speaking, seperti berbicara sebanyak mungkin, berinteraksi dengan bahasa inggris, contohnya mengubah setting bahasa di ponsel, mendengarkan musik berbahasa inggris, membaca koran berbahasa inggris, atau pun menoton film dengan subtitle bahasa inggris, jangan terlalu berfokus pada grammar, mencoba berkaraoke dengan lagu berbahasa inggris, dan yang paling penting adalah menerima bahwa kita tidak akan nyaman berbahasa inggris di dalam proses pembelajaran. “Saat memulai pembelajaran pastilah terdapat banyak kesalahan, tetapi progres sebenarnya adalah bagaimana kita berdamai dengan diri sendiri, dan membiarkan diri kita membuat kesalahan”, ujar Mateus.

 

Setelah materi selesai diberikan, beberapa pertanyaan pun muncul seperti bagaimana menghilangkan aspek judgement dan fear dalam penerapan conversation itu sendiri, kemudian apakah metode terefektif dalam berbahasa inggris, dan yang terakhir adalah dalam bagaimana trik dalam memperbanyak perbendaharaan kata dalam mempraktekkan speaking itu sendiri. Semua pertanyaan dijawab dengan baik dan jelas oleh Mateus dan Acara ditutup dengan harapan bahwa dapat dibentuk suatu forum tertentu dengan topik serupa, guna persiapan bagi khususnya kaula muda dalam menghadapi arus zaman yang semakin maju.

 

Pada era globalisasi seperti sekarang, bahasa inggris sendiri bukanlah hanya keharusan, tetapi juga kebutuhan dari setiap pribadi. Arus zaman yang semakin berkembang mendorong setiap insan agar dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa asing. Berlatih merupakan sebuah hal yang dapat dimulai kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja. Ingat, “to test your knowlegde and improve your skills, you will need to use it in conversations, and for that, you will need an English – speaking partner to practice with”.

 

Narasi/Foto : Feliza/Wina

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini