Terbiasa
dan ahli dalam pengelolaan keuangan di lingkungan kantor, ternyata tidak
menjamin hal tersebut berjalan di lingkungan keluarga dan tidak dapat
dipungkiri, faktor keuangan adalah salah satu permasalahan yang besar di dalam
keluarga. Sering kali, permasalahan yang terjadi di keluarga/rumah tangga
merembet ke lingkungan pekerjaan, menyebabkan stress, dan tidak
tercapainya goals di dalam pekerjaan. Maka dari itu
pengelolaan keuangan keluarga patut diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Ada
banyak sekali manfaat penerapan pengelolaan keuangan keluarga, namun beberapa
yang dapat dirangkum seperti:
1.
Keluarga merasa lebih aman
Pengelolaan keuangan yang baik
dalam keluarga sudah pasti menerapkan persiapan akan dana darurat dan asuransi,
sehingga keluarga dapat berjalan lebih aman.
2.
Membuat keputusan rumah tangga lebih baik
Banyak sekali keputusan rumah
tangga yang bergantung pada keuangan, salah satunya pendidikan anak. Pendidikan
dengan harga tinggi, cenderung berkualitas lebih tinggi. Dengan pengelolaan
keuangan yang baik, keputusan pendidikan yang terbaik pun dapat dipilih.
3.
Menerapkan perilaku hemat
Mengelola keuangan rumah tangga
menuntut pengeluaran dilakukan sesuai dengan perencanaan, yang secara langsung
mengurangi pengeluara/biaya yang tidak dibutuhkan.
4.
Meningkatkan cash flow
Dalam mengelola keuangan,
informasi akan surplus dan defisit dalam keuangan keluarga akan diketahui.
Sehingga kita akan semakin terpacu dalam meningkatkan cash flow.
5.
Memenuhi kebutuhan lebih tepat
Melakukan pengeluaran/belanja
sesuai dengan yang dianggarkan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga lebih
tepat.
Selain
manfaat, cara pengelolaan keuangan yang baik dalam keluarga juga banyak sekali
ragamnya. Tergantung kepada individu masing-masing. Tetapi secara umum dapat
disimpulkan menjadi:
1.
Jika dalam keluarga suami dan istri adalah pekerja, maka pemasukan
keduanya wajib untuk di data dan dihitung. Begitu pula jika hanya istri/suami
saja yang bekerja. Pemasukan yang dihitung bukan saja pemasukan rutin seperti
gaji dan tunjangan, tetapi pemasukan tidak rutin seperti uang dinas, uang
makan, atau pun penghasilan dari bisnis juga patut dihitung. Poin yang
ditekankan dalam tahap kejujuran dari suami dan istri.
2.
Membuat anggaran pengeluaran
Anggaran pengeluaran dibutuhkan
agar dapat dibandingkan dengan realisasi pengeluaran, sehingga pada akhir
bulan, evaluasi keuangan dapat dilakukan, dan dapat diketahui titik lemah dari
keuangan di keluarga.
3.
Membagi dan menentukan pengeluaran prioritas
Berhubungan
dengan poin ketiga, pengeluaran harus dibuat prioritas. Utamakan terlebih
dahulu kebutuhan primer, disusul kebutuhan sekunder, lalu kebutuhan tersier.
Misalnya saja seperti uang makan, uang dapur, uang listrik, uang air, uang gas,
uang pendidikan, dan uang cicilan rumah/sewa rumah.
4.
Mencatat pengeluaran riil secara rinci
Setelah dianggarkan, pengeluaran
yang terjadi dicatat secara rinci. Ini berguna dalam evaluasi keuangan di akhir
bulan.
5.
Mempersiapkan dana darurat
Dana
darurat adalah dana yang dipakai ketika force majeure saja.
Dana ini berbeda dengan dana tabungan, dana asuransi, ataupun dana investasi.
Dana darurat dapat dipakai dalam keadaan seperti pandemic COVID-19 yang
menyebabkan harga bahan baku melonjak tinggi, atau jika salah satu sumber
pemasukan di keluarga mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Dana ini
baiknya disimpan ditempat yang mudah untuk ditarik, karena pergunaannya sendiri
adalah darurat.
6.
Mempersiapkan dana tabungan
Dana
tabungan adalah dana yang dipakai untuk mencapai suatu goals tertentu.
Misalnya untuk renovasi rumah, ataupun biaya melanjutkan pendidikan. Karena
dipakai untuk tujuan tertentu yang masa penggunaannya sudah diteapkan, ada
baiknya dana ini disimpan di tempat yang lebih sulit untuk ditarik.
7.
Mempersiapkan dana investasi
Sama
halnya seperti dana tabungan, dana investasi juga dipergunakan dalam
mencapai goals tertentu. Bedanya, jangka waktu pemakaian dana
investasi cenderung lebih panjang atau lama. Misalnya saja untuk membangun
bisnis, atau simpanan hari tua. Dalam penyimpanannya, dana lebih baik disimpan
di platform aman yang sulit untuk ditarik.
8.
Memilah dan memilih dana asuransi yang dibutuhkan
Pilihlah
dana asuransi yang sesuai dengan background keluarga. Jangan
sampai terlalu banyak produk, hingga akhirnya menjadi pemborosan.
9.
Menjaga rasio hutang tidak lebih dari 30 persen
Jika
rasio hutang lebih dari 30 persen, biasanya keuangan keluarga akan terganggu.
Lalu bagaimana dengan cicilan KPR yang biasanya melebih 30 persen dari
pendapatan? Hutang yang merupakan kebutuhan primer yang tidak dapat dipenuhi
dalam jangka waktu dekat, seperti KPR rumah, diperbolehkan. Selebihnya dari
itu, jaga rasio hingga tidak melebihi 30 persen.
10.
Mengurangi penggunaan kartu kredit
Saat menggunakan kartu kredit,
orang cenderung menjadi impulsif. Hindari penggunaan kartu kredit berlebihan,
karena dapat mengganggu rasio hutang keluarga.
11.
Mengevaluasi pengelolaan keuangan setiap bulannya
Evaluasi diperlukan agar suami
dan istri mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan keluarga.
Dilakukan compare atas anggaran pengeluaran dan pengeluaran riil.
Sehingga kelemahan atau pun kelebihan dalam pengelolaan keuangan keluarga dapat
diketahui. Ini juga dapat menjadi dasar pengelolaan keuangan keluarga di bulan
selanjutnya menjadi lebih baik, karena sudah mengetahui kelemahan atau defisit
yang ada. (flz)