Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lhokseumawe > Artikel
Pengelolaan Keuangan Keluarga
Feliza Tania
Rabu, 09 Agustus 2023   |   2826 kali

Terbiasa dan ahli dalam pengelolaan keuangan di lingkungan kantor, ternyata tidak menjamin hal tersebut berjalan di lingkungan keluarga dan tidak dapat dipungkiri, faktor keuangan adalah salah satu permasalahan yang besar di dalam keluarga. Sering kali, permasalahan yang terjadi di keluarga/rumah tangga merembet ke lingkungan pekerjaan, menyebabkan stress, dan tidak tercapainya goals di dalam pekerjaan. Maka dari itu pengelolaan keuangan keluarga patut diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

 

Ada banyak sekali manfaat penerapan pengelolaan keuangan keluarga, namun beberapa yang dapat dirangkum seperti:

 

1.     Keluarga merasa lebih aman

Pengelolaan keuangan yang baik dalam keluarga sudah pasti menerapkan persiapan akan dana darurat dan asuransi, sehingga keluarga dapat berjalan lebih aman.

 

2.     Membuat keputusan rumah tangga lebih baik

Banyak sekali keputusan rumah tangga yang bergantung pada keuangan, salah satunya pendidikan anak. Pendidikan dengan harga tinggi, cenderung berkualitas lebih tinggi. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, keputusan pendidikan yang terbaik pun dapat dipilih.

 

3.     Menerapkan perilaku hemat

Mengelola keuangan rumah tangga menuntut pengeluaran dilakukan sesuai dengan perencanaan, yang secara langsung mengurangi pengeluara/biaya yang tidak dibutuhkan.

 

4.     Meningkatkan cash flow

Dalam mengelola keuangan, informasi akan surplus dan defisit dalam keuangan keluarga akan diketahui. Sehingga kita akan semakin terpacu dalam meningkatkan cash flow.

 

5.     Memenuhi kebutuhan lebih tepat

Melakukan pengeluaran/belanja sesuai dengan yang dianggarkan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga lebih tepat.

 

Selain manfaat, cara pengelolaan keuangan yang baik dalam keluarga juga banyak sekali ragamnya. Tergantung kepada individu masing-masing. Tetapi secara umum dapat disimpulkan menjadi:

 

1.     Jika dalam keluarga suami dan istri adalah pekerja, maka pemasukan keduanya wajib untuk di data dan dihitung. Begitu pula jika hanya istri/suami saja yang bekerja. Pemasukan yang dihitung bukan saja pemasukan rutin seperti gaji dan tunjangan, tetapi pemasukan tidak rutin seperti uang dinas, uang makan, atau pun penghasilan dari bisnis juga patut dihitung. Poin yang ditekankan dalam tahap kejujuran dari suami dan istri.

 

2.     Membuat anggaran pengeluaran

Anggaran pengeluaran dibutuhkan agar dapat dibandingkan dengan realisasi pengeluaran, sehingga pada akhir bulan, evaluasi keuangan dapat dilakukan, dan dapat diketahui titik lemah dari keuangan di keluarga.

 

3.     Membagi dan menentukan pengeluaran prioritas

Berhubungan dengan poin ketiga, pengeluaran harus dibuat prioritas. Utamakan terlebih dahulu kebutuhan primer, disusul kebutuhan sekunder, lalu kebutuhan tersier. Misalnya saja seperti uang makan, uang dapur, uang listrik, uang air, uang gas, uang pendidikan, dan uang cicilan rumah/sewa rumah.

 

4.     Mencatat pengeluaran riil secara rinci

Setelah dianggarkan, pengeluaran yang terjadi dicatat secara rinci. Ini berguna dalam evaluasi keuangan di akhir bulan.

 

5.     Mempersiapkan dana darurat

Dana darurat adalah dana yang dipakai ketika force majeure saja. Dana ini berbeda dengan dana tabungan, dana asuransi, ataupun dana investasi. Dana darurat dapat dipakai dalam keadaan seperti pandemic COVID-19 yang menyebabkan harga bahan baku melonjak tinggi, atau jika salah satu sumber pemasukan di keluarga mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Dana ini baiknya disimpan ditempat yang mudah untuk ditarik, karena pergunaannya sendiri adalah darurat.

 

6.     Mempersiapkan dana tabungan

Dana tabungan adalah dana yang dipakai untuk mencapai suatu goals tertentu. Misalnya untuk renovasi rumah, ataupun biaya melanjutkan pendidikan. Karena dipakai untuk tujuan tertentu yang masa penggunaannya sudah diteapkan, ada baiknya dana ini disimpan di tempat yang lebih sulit untuk ditarik.

 

7.     Mempersiapkan dana investasi

Sama halnya seperti dana tabungan, dana investasi juga dipergunakan dalam mencapai goals tertentu. Bedanya, jangka waktu pemakaian dana investasi cenderung lebih panjang atau lama. Misalnya saja untuk membangun bisnis, atau simpanan hari tua. Dalam penyimpanannya, dana lebih baik disimpan di platform aman yang sulit untuk ditarik.

 

8.     Memilah dan memilih dana asuransi yang dibutuhkan

Pilihlah dana asuransi yang sesuai dengan background keluarga. Jangan sampai terlalu banyak produk, hingga akhirnya menjadi pemborosan.

 

9.     Menjaga rasio hutang tidak lebih dari 30 persen

Jika rasio hutang lebih dari 30 persen, biasanya keuangan keluarga akan terganggu. Lalu bagaimana dengan cicilan KPR yang biasanya melebih 30 persen dari pendapatan? Hutang yang merupakan kebutuhan primer yang tidak dapat dipenuhi dalam jangka waktu dekat, seperti KPR rumah, diperbolehkan. Selebihnya dari itu, jaga rasio hingga tidak melebihi 30 persen.

 

10.  Mengurangi penggunaan kartu kredit

Saat menggunakan kartu kredit, orang cenderung menjadi impulsif. Hindari penggunaan kartu kredit berlebihan, karena dapat mengganggu rasio hutang keluarga.

 

11.  Mengevaluasi pengelolaan keuangan setiap bulannya

Evaluasi diperlukan agar suami dan istri mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan keluarga. Dilakukan compare atas anggaran pengeluaran dan pengeluaran riil. Sehingga kelemahan atau pun kelebihan dalam pengelolaan keuangan keluarga dapat diketahui. Ini juga dapat menjadi dasar pengelolaan keuangan keluarga di bulan selanjutnya menjadi lebih baik, karena sudah mengetahui kelemahan atau defisit yang ada. (flz)

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini