Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lhokseumawe > Artikel
Semakin Percaya Diri Dengan Public Speaking (2)
Feliza Tania
Jum'at, 31 Maret 2023   |   204 kali

Public speaking adalah kata yang sangat sering didengar. Bukan hanya di lingkungan pekerjaan saja, tetapi juga di kehidupan sehari- hari. Mengutip dari Webster’s Third International Dictionary, public speaking adalah sebuah seni dari proses penyampaian pidato di depan publik dan seni dari ilmu komunikasi lisan secara efektif dengan melibatkan para audiens. Dari pengertian ini, didapat kesimpulan bahwa public speaking merupakan skill dalam berbicara didepan banyak orang. Skill ini tergolong sulit didapat, tetapi banyak maanfaat dalam penerapannya. Seperti yang disampaikan pada part sebelumnya, manfaat penguasaan public speaking diantaranya menambah kepercayaan diri, mengembangkan leadership, meyampaikan ide dan opini dengan mudah, meningkatkan jenjang karier, menumbuhkan pikiran kritis, serta menjadi lebih persuasif.

 

              Dalam penyampaian materi, struktur dasar dalam public speaking adalah kunci seseorang dalam menjadi public speaker handal. Ada pun struktur dasar public speaking adalah:

1.    Opening

Opening yang kita ketahui selama ini hanya dibawakan dengan singkat dan padat. Padahal, opening sendiri memiliki arti yang sangat penting dalam penyampaian materi. Opening memiliki porsi 10 persen pada setiap penyampaian. Perlu digaris bawahi, opening harus dilakukan dengan percaya diri dan humble. Ini dilakukan agar menarik minat audiens dalam mendengarkan materi. Disini, narasumber juga mengulas sedikit tentang ringkasan dan arti penting materi, sehingga audiens merasa tertarik dan penasaran. Opening dapat dilakukan dengan cara:

a.       Menyampaikan salam pembuka

b.       Mengucapkan puji dan syukur

c.       Memperkenalkan diri

d.       Menyampaikan anjungan

e.       Menyampaikan judul materi

f.        Menyampaikan pertanyaan sekilas terkait materi, dan

g.       Pantun pembuka.

 

2.    Body  Content

Body  content memiliki bagian 80 persen dari keseluruhan penyampaian materi. Persiapan materi sangat diperlukan pada tahap ini. Tetapi, jangan sampai pemaparan kepada audiens terkesan membosankan sehingga menyebabkan hilang fokus dan suasana yang tidak kondusif pada acara. Maka dari itu, body  content dapat diselingi dengan:

a.       Story Telling

Menyangkutkan materi dengan sebuah cerita merupakan salah satu cara efektif dalam mencegah kebosanan audiens. Perlu dipastikan narasumber tetap melakukan eye contact dan open posture, menjaga ekspresi dan intonasi dalam pembawaan, adanya kesinambungan cerita pada materi, dan mengulas hikmah yang dapat diambil dari cerita.

b.       Games

Sudah tidak asing lagi melakukan games dalam mencegah suasana yang kaku pada audiens. Walaupun hanya melakukan games, narasumber perlu menyiapkan games yang dikuasai, menyesuaikan karateristik audiens dan waktu yang tersisa, mengoptimalkan panca indra agar lebih menarik, serta mengulas hikmah yang berkesinambungan dengan materi.

 

3.    Closing

Walaupun di penghujung waktu, bukan berarti closing dapat dilakukan sembarangan saja. Closing sendiri memiliki porsi 10 persen yang penting. Closing harus dilakukan dengan elegan dan meresapkan pemahaman bagi para audiens. Adapun caranya adalah dengan:

a.    Menyampaikan simpulan materi

b.    Mengulang singkat materi agar memastikan pemahaman audiens

c.     Memperhatikan manajemen waktu

d.    Menggunakan ikrar/ajakan/cerita/lagu/pantun untuk menutup materi dengan menarik

e.    Undur diri, dan

f.      Mengucapkan salam penutup.

 

Memiliki skill public speaking memang bukan hal yang mudah, tetapi mempelajarinya juga bukan merupakan hal yang sulit. Banyak manfaat yang dirasakan dalam menguasai skill ini, apalagi dapat menunjang karier kita. Jadi, kenapa tidak?

 

Penulis : Feliza.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini