Public speaking adalah kata yang sangat sering didengar. Bukan
hanya di lingkungan pekerjaan saja, tetapi juga di kehidupan sehari- hari.
Mengutip dari Webster’s Third International Dictionary, public
speaking adalah sebuah seni dari proses penyampaian pidato di depan publik
dan seni dari ilmu komunikasi lisan secara efektif dengan melibatkan para
audiens. Dari pengertian ini, didapat kesimpulan bahwa public speaking
merupakan skill dalam berbicara didepan banyak orang. Skill ini
tergolong sulit didapat, tetapi banyak maanfaat dalam penerapannya. Seperti
yang disampaikan pada part sebelumnya, manfaat penguasaan public
speaking diantaranya menambah kepercayaan diri, mengembangkan leadership,
meyampaikan ide dan opini dengan mudah, meningkatkan jenjang karier,
menumbuhkan pikiran kritis, serta menjadi lebih persuasif.
Dalam penyampaian
materi, struktur dasar dalam public speaking adalah kunci seseorang
dalam menjadi public speaker handal. Ada pun struktur dasar public
speaking adalah:
1.
Opening
Opening yang kita ketahui selama ini hanya dibawakan
dengan singkat dan padat. Padahal, opening sendiri memiliki arti yang
sangat penting dalam penyampaian materi. Opening memiliki porsi 10
persen pada setiap penyampaian. Perlu digaris bawahi, opening harus dilakukan
dengan percaya diri dan humble. Ini dilakukan agar menarik minat audiens
dalam mendengarkan materi. Disini, narasumber juga mengulas sedikit tentang
ringkasan dan arti penting materi, sehingga audiens merasa tertarik dan
penasaran. Opening dapat dilakukan dengan cara:
a.
Menyampaikan salam pembuka
b.
Mengucapkan puji dan syukur
c.
Memperkenalkan diri
d.
Menyampaikan anjungan
e.
Menyampaikan judul materi
f.
Menyampaikan pertanyaan sekilas terkait materi,
dan
g.
Pantun pembuka.
2.
Body
Content
Body content
memiliki bagian 80 persen dari keseluruhan penyampaian materi. Persiapan materi
sangat diperlukan pada tahap ini. Tetapi, jangan sampai pemaparan kepada
audiens terkesan membosankan sehingga menyebabkan hilang fokus dan suasana yang
tidak kondusif pada acara. Maka dari itu, body content dapat diselingi dengan:
a.
Story Telling
Menyangkutkan materi dengan sebuah cerita merupakan salah
satu cara efektif dalam mencegah kebosanan audiens. Perlu dipastikan narasumber
tetap melakukan eye contact dan open posture, menjaga ekspresi
dan intonasi dalam pembawaan, adanya kesinambungan cerita pada materi, dan mengulas
hikmah yang dapat diambil dari cerita.
b.
Games
Sudah tidak asing lagi melakukan games dalam mencegah
suasana yang kaku pada audiens. Walaupun hanya melakukan games,
narasumber perlu menyiapkan games yang dikuasai, menyesuaikan
karateristik audiens dan waktu yang tersisa, mengoptimalkan panca indra agar
lebih menarik, serta mengulas hikmah yang berkesinambungan dengan materi.
3.
Closing
Walaupun di penghujung waktu, bukan berarti closing
dapat dilakukan sembarangan saja. Closing sendiri memiliki porsi 10
persen yang penting. Closing harus dilakukan dengan elegan dan
meresapkan pemahaman bagi para audiens. Adapun caranya adalah dengan:
a.
Menyampaikan simpulan materi
b.
Mengulang singkat materi agar memastikan
pemahaman audiens
c.
Memperhatikan manajemen waktu
d.
Menggunakan ikrar/ajakan/cerita/lagu/pantun
untuk menutup materi dengan menarik
e.
Undur diri, dan
f.
Mengucapkan salam penutup.
Memiliki skill public speaking memang
bukan hal yang mudah, tetapi mempelajarinya juga bukan merupakan hal yang
sulit. Banyak manfaat yang dirasakan dalam menguasai skill ini, apalagi
dapat menunjang karier kita. Jadi, kenapa tidak?
Penulis : Feliza.