Beberapa waktu
yang lalu, jagat media sosial dihebohkan dengan fenomena investasi menggunakan
dana yang diperoleh lewat pinjol (pinjaman online). Pasalnya, dana yang
diperoleh lewat pinjol tersebut dipercaya akan menghasilkan keuntungan
melalui investasi. Namun, bukannya mendapatkan keuntungan, orang tersebut malah
mengalami kerugian investasi dan dikejar-kejar utang pinjol.
Tidak berhenti
sampai di sana, fenomena berlanjut dengan pemberitaan yang lebih menggemparkan yaitu
seorang pemuda yang melakukan tindakan bunuh diri diduga akibat mengalami kerugian
pada jual-beli mata uang crypto. Apa yang menyebabkan fenomena tersebut?
Mengapa investasi yang harusnya memberikan keuntungan malah berakhir dengan
kerugian?
Pada dasarnya,
keputusan untuk berinvestasi di sebuah produk investasi adalah keputusan
personal. Namun, tidak jarang pula keputusan investasi tersebut dipengaruhi
oleh keputusan investasi orang lain, apalagi saat orang berbondong-bondong berinvestasi
di sebuah produk investasi tertentu. Saat itu terjadi, maka muncul rasa takut kehabisan
barang (FOMO, fear of missing out).
FOMO yang
dibarengi dengan kurangnya pengetahuan tentang investasi, serta kurangnya
manajemen keuangan merupakan penyebab terjadinya fenomena-fenomena di atas. Khususnya
pada investasi yang pergerakan harganya ditentukan oleh pasar, pemahaman
tentang pergerakan harga menjadi kebutuhan yang wajib dimiliki. Selain itu, ada
beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk meminimalisir risiko kerugian
dalam berinvestasi:
Menetapkan ekspektasi
Seorang
investor dapat menetapkan ekspektasi dengan benar. Seorang investor tidak boleh
mudah terpengaruh oleh keuntungan instan dan tinggi namun melupakan risiko dari
produk investasi tertentu. Setiap investasi mengandung risiko, baik risiko
tinggi maupun rendah. Biasanya, investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi
cenderung mengandung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, sebelum terburu-buru
membeli produk investasi dengan iming-iming keuntungan selangit, setiap investor
perlu mempertimbangkan risiko dari investasi tersebut.
Manajemen keuangan yang baik
Berinvestasi sebaiknya tidak menggunakan semua aset yang dimiliki. Sebelum berinvestasi, seseorang dapat mengatur keuangan dengan menyediakan dana darurat terlebih dahulu. Dalam hal memulai investasi, seorang investor dapat menggunakan dana dengan nominal yang relatif kecil dan harus terus aktif mempelajari seluk beluk produk investasinya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kerugian yang besar akibat kurangnya pengetahuan tentang produk investasi atau akibat analisa yang belum akurat.
Diversifikasi investasi
“Jangan
meletakkan semua telur pada satu keranjang”, demikian nasihat dari seorang
investor kawakan, Warren Buffett. Risiko dalam investasi dapat diminimalisir melalui
diversifikasi produk investasi. Diversifikasi yang dimaksud berarti mengalokasikan
sebagian investasi pada produk investasi berisiko rendah, sedang, dan risiko tinggi.
Proporsi dari diversifikasi investasi dapat dilakukan sesuai dengan profil
risiko masing-masing investor.
Jangan berinvestasi
menggunakan utang
Utang sebagai sumber pembiayaan
investasi adalah hal yang perlu dihindari. Pasalnya, setiap jenis investasi
mengandung unsur ketidakpastian, sekecil apapun itu. Oleh karena itu,
menggunakan utang dengan tujuan memperoleh keuntungan yang melebihi persentase
bunga utang, dapat menjadi jebakan tersendiri bagi investor.