Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lahat > Artikel
Pemanasan Global, Penyebab, Dampak, dan Cara Menyikapi serta Menanggulanginya
Hendra Fridolin Ananda Sudater Siagian
Selasa, 26 September 2023   |   149657 kali

Pemanasan global atau global warming adalah istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata daratan, lautan dan atmosfer bumi secara bertahap. Sejak 100 tahun lalu, suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sekitar 0,6 derajat celsius. Oleh karena itu, peneliti dan ilmuwan mulai melakukan penelitian mengenai fenomena ini.

Pemanasan global menjadi isu global, karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja dengan bukti di banyak kota dan desa cuaca semakin panas, melainkan hampir seluruh belahan dunia. Masalah pemanasan global mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil tahun 1992. Sebelum diselenggarakan KTT Bumi tersebut, persoalan seputar pemanasan global tidak terlalu dianggap serius, dan dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dalam setiap kehidupan atau interaksi antar manusia. Akan tetapi dengan berbagai penelitian atau riset dan ditandai dengan beragam tanda-tanda dan dampak, pemanasan global semakin mendapatkan perhatian secara internasional. KTT tentang bumi yang diselenggarakan di kota Kyoto Jepang tahun 1997, semakin mematenkan dunia bahwa pemanasan global merupakan musuh utama umat manusia yang mendiami bumi, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi secara menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.

Begitu juga di KTT G20 yang diadakan di Roma Italia tahun 2021, para petinggi negara anggota G20 termasuk Presiden Joko Widodo sepakat untuk mengurangi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius. Jokowi mengatakan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengurangi emisi karbon di mana deforestasi dapat ditekan hingga titik terendah dalam 20 tahun ini. Indonesia juga merehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis selama 10 tahun antara 2010-2020 dan menargetkan rehabilitasi hutan mangrove hingga 600.000 hektare sampai 2024. Sementara itu, Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk merehabilitasi hutan-hutan penting yang rusak karena digunakan untuk produksi kelapa sawit. Kebarakan hutan di Indonesia, lanjutnya, juga telah berkurang 82 persen dibandingkan dengan sebelumnya. Seperti diketahui, Jokowi akan berpartisipasi dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP-26 tentang perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 1 - 2 November 2021. Indonesia memiliki peran yang cukup strategis dalam perubahan iklim dunia seiring dengan statusnya sebagai produsen batu bara dan kelapa sawit terbesar.

Penyebab terjadinya pemanasan global adalah sebagai berikut:

1.     Meningkatnya gas rumah kaca

Gas rumah kaca terjadi akibat adanya pembakaran minyak bumi, seperti bahan bakar batu bara serta pembakaran gas alam.

2.     Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa, tetapi terperangkap di atmosfer. efek rumah kaca ini bermanfaat manusia, namun jika berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi.

3.   Polusi Sampah Plastik Yang Tidak Dapat Didaur Ulang

Gas metana yang berasal dari plastik yang terkena sinar matahari dikatakan sebagai salah satu penyebab utama perubahan iklim, hal ini berhubungan dengan peningkatan pemanasan global. Sampah yang setiap hari dihasilkan manusia terutama sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti styrofoam dan plastik juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.

4.   Boros Penggunaan Listrik

     Pemborosan listrik membuat cadangan energi listrik menjadi semakin menipis karena energi listrik memerlukan pembakaran batu bara sehingga meningkatkan pemanasan global.

5.   Polusi Udara Akibat Asap Industri Pabrik

Industri pabrik menyebabkan banyaknya asap yang yang dihasilkan, dan dapat mengakibatkan polusi udara yang akan membuat lingkungan tercemar dan terjadinya pemanasan global.

6.   Penebangan Pohon, Kerusakan, dan Pembakaran Hutan

      Perusakan hutan akan menyebabkan pemanasan global, karena hutan memiliki fungsi menyerap gas karbondioksida, dan hutan merupakan penghasil oksigen.

7.   Penggunaan Chlorofluorocarbon CFC secara berlebihan

      Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas.  Zat kimia ini dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon.

 

Dampak pemanasan global adalah sebagai berikut:

1.   Meningkatnya temperatur bumi di beberapa wilayah dan perubahan iklim.

2.   Mencairnya glasier sehingga permukaan air laut meningkat dan menyebabkan daerah pantai akan terendam.

3.   Peningkatan suhu akan menyebabkan meluasnya kepunahan spesies dan kerusakan pada organisme dan ekosistem.

4.   Hilangnya terumbu karang karena meningkatnya suhu dan pengasaman air laut. Padahal banyak spesies lain yang hidup bergantung pada terumbu karang.

5.   Curah hujan dan cuaca tidak menentu, sehingga menyebabkan terganggunya hasil panen.

6.   Lapisan ozon (atom oksigen pada atmosfer) menipis. Sementara, dia memiliki fungsi mengatur dan menyerap sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan bumi, menjaga kestabilan suhu Bumi, dan melindungi dari benda-benda langit yang jatuh ke Bumi.

Cara menyikapi dan menanggulangi adalah pemanasan global sebagai berikut:

1.     Konservasi lingkungan

Konservasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara menanam pohon dan penghijauan lahan-lahan dengan kondisi yang kritis. Tumbuh-tumbuhan memiliki proses fotosintetis untuk bertahan ini. Dalam proses ini, tumbuhan dapat menghasilkan oksigen. Semakin banyaknya oksigen yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan, jumlah gas-gas karbon yang ada di atmoser akan berkurang.



2.     Menggunakan Energi Alternatif

Penggunaan energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara).  Bahan bakar fosil menghasilkan banyak emisi gas karbon yang diakibatkan oleh proses pembakaran bahan-bahan tersebut. Energi alternatif yang bisa digunakan oleh manusia sebagai pengganti sumber energi tak terbarukan adalah energi bio-energy, energi angin, energi panas bumi, energi surya, dan sebagainya.

3.     Daur Ulang dan Efisiensi Energi

Aktivitas manusia kerap kali menghasilkan gas yang mengandung karbon, contohnya penggunaan kompor minyak. Asap yang mengandung gas karbon dihasilkan oleh kompor minyak tanah naik ke udara. Oleh karena itu, penggunaan kompor minyak sebaiknya diganti dengan biogas. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas yang berasal dari sampah organik yang telah didaur ulang.

4.   Edukasi Masyarakat Mengenai Masalah Lingkungan

Masyarakat dunia perlu memiliki edukasi dan pemahaman terhadap masalah lingkungan agar sama-sama bersatu untuk menanggulangi masalah tersebut. Pemahaman mengenai pola pikir dan perilaku manusia yang berdampak kepada lingkungan diperlukan agar masyarakat memiliki kesadaran dan akan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, masyarakat perlu menegakkan hukum mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan.

 


 _Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Lahat_

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini