Tips
Merayakan Pergantian Tahun Baru di Masa Pandemi
Tidak lama lagi kita
akan merayakan pergantian Tahun Baru 2022. Hampir di seluruh belahan dunia momen ini dirayakan dengan meriah dengan berkumpul bersama keluarga,
kerabat, dan sanak saudara ataupun teman-teman. Ada yang merayakannya dengan
makan bersama dengan hiasan pesta kembang api, ada yang liburan ke tempat rekreasi
dalam negeri ataupun luar negeri.
Namun, tahukah kamu sejarah
awal mula munculnya tahun baru?
Menurut info yang kami
rangkum dari Wikipedia Indonesia perayaan tahun baru awalnya muncul di Timur
Tengah, 2000 SM. Penduduk Mesopotamia merayakan pergantian
tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau
tepatnya 20 Maret. Hingga kini, Iran masih merayakan tahun baru pada tanggal 20,
21, atau 22 Maret, yang disebut Nowruz.
Untuk penanggalan
Masehi, Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama
setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai
kaisar Roma,
ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang
telah diciptakan sejak abad ke tujuh SM. Dalam mendesain kalender baru
ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes,
seorang ahli astronomi dari Iskandariyah,
yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti
revolusi matahari,
sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam
penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan
67 hari pada tahun 45 SM sehingga
tahun 46 SM dimulai
pada 1 Januari. Caesar juga
memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari,
yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru
ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh
pada tahun 44 SM,
dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan
Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar
Augustus, menjadi bulan Agustus.
Tahun baru 2022 yang akan
kita songsong sebentar lagi, ini akan menjadi tahun kedua kita merayakan tahun baru dalam
situasi pandemi, yang pasti berbeda dengan suasana tahun baru beberapa tahun
ke belakang. Walaupun data menyebutkan situasi pandemi mulai membaik dan
terkontrol dari jumlah kasus yang menurun dan tingkat vaksinasi yang sudah mencapai
target dan terus digalakkan, hadirnya beberapa varian baru COVID-19 seperti omicron,
alpha, beta, gamma, delta, dll membuat masyarakat dunia khawatir.
Walaupun Pemerintah sudah
memberikan kelonggaran melalui pencabutan kebijakan PPKM, rencana perayaan
tahun baru dengan melakukan perjalanan dan dapat menimbulkan kerumunan perlu
dipikirkan ulang. Dalam situasi pandemi
yang tidak menentu ini, merayakan tahun baru di rumah masih menjadi pilihan
yang terbaik, kita masih dikelilingi orang-orang terdekat dan tepercaya yang
lebih mudah diatur dan diajak menerapkan protokol kesehatan.
Beberapa tips berikut dapat
membantu merayakan pergantian tahun baru agar lebih terasa aman dan nyaman
tetapi tidak menghilangkan keseruan.
1. Merayakan
Pergantian Tahun Baru di Tempat Kediaman
Lebih baik di sini, rumah kita sendiri,
merupakan potongan lirik dari lagu “Rumah Kita”. Tidak ada tempat yang lebih
aman dan nyaman selain di rumah sendiri. Di rumah kita dengan aman dan nyaman
bisa merayakan pergantian tahun dengan penuh bahagia dan kehangatan bersama keluarga.
Dapat dilakukan dengan acara makan bersama dan nonton film kesukaan secara bersama.
Jika tidak memungkinan dilakukan bersama keluarga inti karena jarak dan lokasi
yang berbeda, media komunikasi zaman sekarang dapat menolong melalui video
call dan media lainnya.
2. Patuh
dan Tegas dalam Menerapkan Protokol Kesehatan
Sekalipun bersama keluarga inti, yang
merupakan orang-orang terdekat dan tepercaya, bukan berarti mereka terjamin
bebas dari COVID-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap perlu diterapkan
dengan patuh dan tegas melalui langkah kecil seperti cuci tangan dengan rutin
dan membersihkan diri serta mengganti pakaian jika sehabis dari luar rumah.
3. Batasi Jumlah Tamu Undangan dan Seleksi
Jika melakukan
open house, dan secara terpaksa tidak terelakkan mengundang tamu dan
rekan, perlu dibatasai jumlah tamu dan durasi acara. Tunda mengundang tamu yang
lanjut usia, mempunyai penyakit bawaan atau komorbid, ibu hamil, atau orang
yang rentan terpapar COVID-19.
4. Menjaga Kebersihan Makanan dan Minuman
Tahun baru
tidak lepas dengan makanan dan minuman. Ada yang menentukan penyajian dengan
memasak sendiri, ada juga yang menentukan dengan delivery food. Zaman
sekarang sudah banyak restoran yang menyediakan jasa pengiriman makanan, cepat
dan praktis. Memasak merupakan pilihan terbaik, karena kita bisa mengontrol
kebersihan secara langsung. Namun jika terpaksa harus delivery food,
dipastikan makanan dan pengantar sudah steril dan terbebas dari COVID-19.
5. Rayakan di Luar Ruangan atau Ruangan
Berventilasi
Selain
menambah suasana lebih menarik, yang dimungkinkan bisa melihat kembang api
pergantian tahun, dan walaupun tidak menghilangkan risiko
penularan COVID-19 sama sekali, merayakan pesta tahun baru di luar ruangan atau
ruangan berventilasi baik akan mengurangi risikonya. Merayakan tahun baru di
halaman samping atau belakang rumah yang luas dan terbuka menjadi lokasi yang
ideal dan relatif lebih aman. Jika merayakan di dalam ruangan, pastikan
ventilasi seperti jendela memadai dan dibuka untuk pertukaran udara yang
optimal.
Seksi Hukum dan Informasi
Sumber: Wikipedia.org