Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lahat > Artikel
Tips Merayakan Pergantian Tahun Baru di Masa Pandemi
Hendra Fridolin Ananda Sudater Siagian
Rabu, 29 Desember 2021   |   9803 kali

Tips Merayakan Pergantian Tahun Baru di Masa Pandemi

 

Tidak lama lagi kita akan merayakan pergantian Tahun Baru 2022. Hampir di seluruh belahan dunia momen ini dirayakan dengan meriah dengan berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan sanak saudara ataupun teman-teman. Ada yang merayakannya dengan makan bersama dengan hiasan pesta kembang api, ada yang liburan ke tempat rekreasi dalam negeri ataupun luar negeri.

Namun, tahukah kamu sejarah awal mula munculnya tahun baru?

Menurut info yang kami rangkum dari Wikipedia Indonesia perayaan tahun baru awalnya muncul di Timur Tengah, 2000 SM. Penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya 20 Maret. Hingga kini, Iran masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut Nowruz.

Untuk penanggalan Masehi, Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke tujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 JanuariCaesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius CaesarKaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Tahun baru 2022 yang akan kita songsong sebentar lagi, ini akan menjadi tahun kedua kita merayakan tahun baru dalam situasi pandemi, yang pasti berbeda dengan suasana tahun baru beberapa tahun ke belakang. Walaupun data menyebutkan situasi pandemi mulai membaik dan terkontrol dari jumlah kasus yang menurun dan tingkat vaksinasi yang sudah mencapai target dan terus digalakkan, hadirnya beberapa varian baru COVID-19 seperti omicron, alpha, beta, gamma, delta, dll membuat masyarakat dunia khawatir.

Walaupun Pemerintah sudah memberikan kelonggaran melalui pencabutan kebijakan PPKM, rencana perayaan tahun baru dengan melakukan perjalanan dan dapat menimbulkan kerumunan perlu dipikirkan ulang.  Dalam situasi pandemi yang tidak menentu ini, merayakan tahun baru di rumah masih menjadi pilihan yang terbaik, kita masih dikelilingi orang-orang terdekat dan tepercaya yang lebih mudah diatur dan diajak menerapkan protokol kesehatan.

Beberapa tips berikut dapat membantu merayakan pergantian tahun baru agar lebih terasa aman dan nyaman tetapi tidak menghilangkan keseruan.

1.     Merayakan Pergantian Tahun Baru di Tempat Kediaman

Lebih baik di sini, rumah kita sendiri, merupakan potongan lirik dari lagu “Rumah Kita”. Tidak ada tempat yang lebih aman dan nyaman selain di rumah sendiri. Di rumah kita dengan aman dan nyaman bisa merayakan pergantian tahun dengan penuh bahagia dan kehangatan bersama keluarga. Dapat dilakukan dengan acara makan bersama dan nonton film kesukaan secara bersama. Jika tidak memungkinan dilakukan bersama keluarga inti karena jarak dan lokasi yang berbeda, media komunikasi zaman sekarang dapat menolong melalui video call dan media lainnya.

2.     Patuh dan Tegas dalam Menerapkan Protokol Kesehatan

Sekalipun bersama keluarga inti, yang merupakan orang-orang terdekat dan tepercaya, bukan berarti mereka terjamin bebas dari COVID-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap perlu diterapkan dengan patuh dan tegas melalui langkah kecil seperti cuci tangan dengan rutin dan membersihkan diri serta mengganti pakaian jika sehabis dari luar rumah.

3.     Batasi Jumlah Tamu Undangan dan Seleksi

Jika melakukan open house, dan secara terpaksa tidak terelakkan mengundang tamu dan rekan, perlu dibatasai jumlah tamu dan durasi acara. Tunda mengundang tamu yang lanjut usia, mempunyai penyakit bawaan atau komorbid, ibu hamil, atau orang yang rentan terpapar COVID-19.

4.     Menjaga Kebersihan Makanan dan Minuman

Tahun baru tidak lepas dengan makanan dan minuman. Ada yang menentukan penyajian dengan memasak sendiri, ada juga yang menentukan dengan delivery food. Zaman sekarang sudah banyak restoran yang menyediakan jasa pengiriman makanan, cepat dan praktis. Memasak merupakan pilihan terbaik, karena kita bisa mengontrol kebersihan secara langsung. Namun jika terpaksa harus delivery food, dipastikan makanan dan pengantar sudah steril dan terbebas dari COVID-19.

5.     Rayakan di Luar Ruangan atau Ruangan Berventilasi

Selain menambah suasana lebih menarik, yang dimungkinkan bisa melihat kembang api pergantian tahun, dan walaupun tidak menghilangkan risiko penularan COVID-19 sama sekali, merayakan pesta tahun baru di luar ruangan atau ruangan berventilasi baik akan mengurangi risikonya. Merayakan tahun baru di halaman samping atau belakang rumah yang luas dan terbuka menjadi lokasi yang ideal dan relatif lebih aman. Jika merayakan di dalam ruangan, pastikan ventilasi seperti jendela memadai dan dibuka untuk pertukaran udara yang optimal.



Seksi Hukum dan Informasi

 

Sumber: Wikipedia.org

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini