Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Jakarta III > Artikel
Nilai-nilai Kementerian Keuangan dalam Filosofi Pewayangan
Muhammad Wyth
Senin, 20 November 2023   |   484 kali

Wayang kulit merupakan sebuah seni rupa tatah sungging yang menggambarkan integritas budaya Indonesia. Tokoh wayang dimainkan oleh Ki Dalang secara professional dengan diiringi gending gamelan dan  diwarnai dialog yang berkolaborasi secara sinergi menghasilkan sebuah mahakarya seni. Lakon wayang pada hakekatnya mengandung nilai – nilai luhur yang dapat ditetapkan sebagai pedoman sikap dan perbuatan dalam memberikan pelayanan yang sempurna pada sebuah kehidupan berorganisasi.

Tokoh Pandawa Lima merupakan sekelompok karakter yang cukup populer dalam cerita wayang. Pandawa Lima merupakan sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan yang terdapat dalam kisah Mahabharata.

Sesuai namanya “Pandawa Lima” terdiri dari 5 tokoh yang merupakan anak dari Pandu, seorang Raja di Hastinapura. Pandawa Lima ini kerap kali menjadi panutan dalam masyarakat Jawa. Bahkan, nama lima bersaudara tersebut cukup populer hingga menjadi nama untuk berbagai macam sarana maupun fasilitas public. Kelima tokoh tersebut, yaitu  Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Dari kelima tokoh tersebut memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Selain kelima tokoh tersebut juga ada tokoh lain dalam pewayangan yaitu Hanoman yang sifatnya dapat kita teladani dalam kesehari – harian kehidupan berorganisasi. Kelima tokoh di atas  dan tokoh Hanoman dapat kita kaitkan dalam Nilai – nilai Kementerian Keuangan.

 

1.    YUDHISTIRA --- INTEGRITAS 

Yudistira memiliki nama kecilnya yaitu Puntadewa. Ia merupakan yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putera Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama. Yudistira memerintah di Kerajaan Amarta. Ia memiliki sifat sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi, suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Sifat lainnya yang menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi.

Sosok sabar, jujur dan adil sehingga mampu meredam nafsu sehingga Yudhistria merupakan pribadi pendiam yang tidak banyak bicara dan pemegang teguh prinsip mulia. Dengan pembawaanya yang tenang, ia senantiasa menjaga integritas dalam berperilaku dan bertindak.

Sifat Yudhistira selaras dengan perilaku pertama dan  utama yaitu  Integritas dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan, yaitu:

a. Bersikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya.

b. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal yang tercela

 


2.    BIMA --- PROFESIONALISME

Bima dengan nama kecilnya Sena. Bima merupakan putra kedua Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala. Bima juga dijuluki Werkudara. Dalam pewayangan Jawa, Bima memiliki anak yaitu Gatotkaca, Antareja dan Antasena.

Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur. Ia juga memiliki sifat kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya   hatinya lembut,  setia pada satu sikap, tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Bima memiliki jiwa yang suci, tak pernah berkata dusta. Sikap profesionalnya laksana gunung, kokoh, tak goyah di tiup angin sekencang apa pun. Bima selalu menuntaskan segala yang menjadi tanggung jawabnya.

Sifat Bima selaras dengan Profesionalisme dalam nilai - nilai Kementerian Keuangan yang dinyatakan dengan bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi. Perilaku utama profesionalisme, yaitu:

a. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas.

b.  Bekerja dengan hati.


 

3.    NAKULA & SADEWA --- SINERGI           

Nakula dengan nama kecilnya Pinten. Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madrim dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia memiliki perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.

Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen. Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Ia memiliki perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia

Nakula seorang pemikir yang lebih banyak diam dalam berstrategi, sementara Sadewa, saudara kembarnya, pandai bertutur kata dan berdiplomasi. Dengan karakater masing – masing, mereka bersinergi saling melengkapi dalam membangun sebuah negeri yang Makmur.

Sifat Nakula – Sadewa yang ber-Sinergi selaras dalam nilai – nilai Kementerian Keuangan dengan Perilaku utama dari nilai sinergi, yaitu:

a. Memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati.

b. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

 

 

4.    HANOMAN --- PELAYANAN

Hanoman yang disebut juga Anoman, merupakan salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu. Hanoman merupakan tokoh protagonis dalam kisah Ramayana yang terkenal. Tokoh Hanoman merupakan seekor kera putih yang berwujud manusia, putra dari Batara Bayu dan Dewi Anjani. Sosok Hanoman juga diceritakan sebagai keponakan dari tokoh kera manusia lainnya, yaitu Subali dan Sugriwa.

Hanoman adalah manusia setengah kera yang disebut wanara. Tinggi Hanoman sama seperti orang dewasa. Namun dalam beberapa kisah, Hanoman juga menjelma menjadi kera kecil. Hanoman termasuk kera putih sebagai senopati Sri Rama. Dia memiliki kekuatan angin, waspada, senopati yang cerdik, pandai dan mempunyai wawasan yang luas. Watak Hanoman adalah pemberani, setia, sopan santun, suka menolong, prajurit ulung, pandai berbahasa dan berlagu. Sifat Hanoman lainnya adalah teguh pendirian, rendah hati, kuat, dan tabah. Dalam kisah Mahabarata, penokohan wayang Hanoman tidak berubah. Dia menjadi tokoh protagonis yang bijaksana dan sering memberikan nasihat maupun petuah.

Totalitas dalam melayani titah Sri Rama dilaksanakan dengan gagah berani oleh Hanoman. Misinya untuk menyelamatkan Dewi Sinta yang diculik Rahwana penguasa Alengka siap dipersembahkan Hanoman hingga pengorbanan nyawa. Sebuah pelayanan tulus tanpa pamrih.

Sifat Hanoman yang merupakan tokoh dalam pewayangan dan memberikan pelayanan yang tulus , selaras dengan nilai – nilai Kementerian Keuangan dengan perilaku utama dari nilai pelayanan, yaitu:

a. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan.

b. Bersikap proaktif dan cepat tanggap.

 

 

5.    ARJUNA --- KESEMPURNAAN

Arjuna dengan nama kecilnya Permadi. Arjuna merupakan putra bungsu Dewi Kunti dengan Pandu. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Ia adalah ksatria cerdik dan gemar berkelana, gemar bertapa dan berguru menuntut ilmu.

Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria. Kemahirannya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran besar di melawan Kurawa. Arjuna dikenal juga dengan nama Janaka. Ia memimpin kerajaan di Madukara Arjuna memiliki sifat perwatakan cerdik pandai, pendiam, lemah lembut budinya,teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.

Arjuna terkenal karena postur yang gagah, wajah yang tampan, kepribadian yang lembut serta dianugerahi kepintaran dalam meminpin. Sebagian darah Dewa mengalir dalam tubuh Arjuna menjadikannya seorang kesatria yang gemar berkelana, berguru menuntut ilmu tanpa bosan dan putus asa menuju sebuah kesempurnaan.

Selaras dengan sifat Arjuna dalam nilai – nilai Kementerian Keuangan dalam hal ini  perilaku utama dari nilai kesempurnaan, yaitu:

a. Melakukan perbaikan terus menerus.

b. Mengembangkan inovasi baru dan kreativitas

 

Kesempurnaan di dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan adalah senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik. Mengingat betapa cepatnya perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia, khususnya pegawai Kementerian Keuangan yang saat ini diisi oleh kaum milenial, dituntut untuk terus berinovasi dalam segala bidang agar proses bisnis lebih efektif dan efisien.

 

Sifat dan karakter para tokoh pewayangan di atas sangat selaras dengan Nilai – nilai Kementerian Keuangan yang menjadi dasar dalam kehidupan kita berorganisasi, terutama di zaman ini yang memang benar – benar harus kita perhatikan dan laksanakan agar apa yang kita pikirkan, katakan dan lakukan sesuai dengan kaidahnya.

 

 

 

 

 

Referensi :

 

-     Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/Kmk.01/2011 Tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan


-     https://regional.kompas.com/read/2023/07/13/205742478/hanoman-tokoh-wayang-kisah-ciri-dan-watak?page=all


-     https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6725504/tokoh-pandawa-lima-siapa-saja-silsilah-hingga-senjatanya

-     https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/08/pandawa-lima.html

-     https://surakarta.go.id/?p=27960

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini