Bukittinggi — Meskipun kebanyakan manusia lupa mensyukuri nikmat, Tuhan
tak pernah berhenti memberi nikmat. Demikian diungkapkan Ustaz Zulkifli dalam
acara pengajian menjelang buka bersama di Ruang Serbaguna Bawah Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukittinggi pada hari Jumat 16
Juni 2017. Selain diikuti oleh jajaran pegawai KPKNL Bukittinggi sendiri, acara
buka bersama ini juga dihadiri oleh perwakilan dari kantor vertikal Kementerian
Keuangan di Bukittinggi dan masyarakat sekitar.
Menurut Kepala KPKNL Bukittinggi Syukriah, pengajian bulanan yang
rutin diselenggarakan pada Jumat minggu ketiga setiap bulan ini, untuk bulan
Ramadhan digabungkan dengan kegiatan buka bersama. Tujuan dari diundangnya
masyarakat sekitar adalah untuk menjalin silaturahmi yang lebih erat dengan
lingkungan di sekitar kantor. Sementara undangan untuk sesame pegawai
Kementerian Keuangan adalah untuk menjalin sinergi yang lebih kuat. “Semoga
Rahmat Tuhan dilimpahkan kepada mereka yang senantiasa menjalin silaturahmi,”
kata Syukriah.
Diawali pembacaan kalam Ilahi oleh Toni Datuk Patiah, pengajian
dipandu oleh Ustadz Zulkifli. Dalam kajiannya, Zulkifli menekankan tentang
makna Ramadahan sebagai bulan pembentuk pribadi yang bersyukur. Selain itu,
Zulkifli juga memaparkan tentang hikmah puasa.
“Setidaknya ada tiga hikmah yang bisa kita dapatkan di Bulan
Ramadhan,” kata Zulkifli. “Pertama adalah manambah keimanan, yakni kita
memiliki jiwa ihsan.” Ia menjelaskan bahwa ihsan adalah beribadah seakan-akan melihat
Allah, dan jika tidak bisa maka yakinkanlah bahwa Allah melihat kita.
Hikmah kedua, masih menurut Zulkifli, puasa di bulan Ramadhan
membuat kita sadar untuk melaksanakan kewajiban sebelum mendapatkan hak. “Kita
melaksanakan puasa dulu sebagai kewajiban kita dan barulah kita mendapatkan hak
kita untuk berbuka,” katanya.
Di sela penjelasannya dalam topik ini, Zulkifli menekankan bahwa
doa berbuka diucapkan setelah kita makan. Sementara menurutnya, saat hendak
berbuka yang dibaca tetap basmalah dan doa sebelum makan. Selain meluruskan
soal bacaan berbuka, Zulkifli juga mengingatkan bahwa batas dimulainya puasa
adalah waktu fajar yang ditandai dengan adzan zubuh, bukan sirine tanda imsyak.
Hikmah yang ketiga dari bulan puasa adalah sarana mensucikan hati.
“Yang disucikan adalah jiwa bukan fisik. Sebab yang dilihat Allah bukan wajah
manusia melainkan hati dan perbuatan manusia,” kata Zulkifli.
Pengajian ditutup dengan doa bersama menjelang adzan maghrib.
Setelah berbuka, kegiatan dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah di
ruangan yang sama.
(Teks: Hakim SB Mulyono, Foto: Muhammad Ilham Aldavi)