Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bukittinggi > Berita
Pengajian Bulanan KPKNL Bukittinggi: Upaya Mendekatkan Diri Kepada Masyarakat Sekitar
Hakim Setyo Budi Mulyono
Jum'at, 05 Mei 2017   |   216 kali

Bukittinggi — Bertempat di ruang serbaguna bawah, pada hari Jumat 5 Mei 2017, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukittinggi kembali menggelar pengajian bulanan. Pengajian bulan ini bukan hanya dihadiri para pegawai KPKNL Bukittinggi melainkan juga dihadiri oleh para tamu undangan yaitu warga sekitar kantor. Menurut Kepala KPKNL Bukittinggi Syukriah, para warga sengaja diundang ke pengajian kantor ini agar KPKNL Bukittinggi lebih dikenal oleh masyarakat sekitar.

“Pengajian ini kita selenggarakan untuk mempersiapkan diri kita menghadapi bulan suci Ramadhan,” kata Syukriah. “Pengajian ini juga merupakan upaya kami memperkenalkan diri kepada warga di sekitar kantor,” sambung Syukriah menanggapi turut hadirnya Ketua RT dan sebagian warga setempat pada pengajian tersebut.

Pengajian itu dipandu oleh Zulfahri, ustadz yang diundang khusus untuk memandu pengajian. “Selama ini kantor dan masyarakat di sekililingnya tidak saling kenal, padahal apabila terjadi kebakaran misalnya, masyarakat sekitarlah yang akan pertama menolongnya,” kata Zulfahri.

Untuk pengajian kali ini ia membawakan tema tentang perintah pertama dalam Al-Quran. “Perintah pertama adalah iqra, ini mengharuskan muslim utk menjadi cerdas,” katanya. “Namun kenyataannya saat ini tidak berimbang antara menuntut ilmu duniawi dan ilmu ukhrowi,” tambahnya.

Zulfahri mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masyarakat Minang pada khususnya, masih sering mempraktekkan tradisi yang tidak sesuai dengan tuntutan ajaran Islam. Ia mencontohkan tradisi meletakkan Al-Quran di atas kepala mayat. “Katanya Alquran ditaruh di atas kepala mayat itu agar mayat tidak diganggu syetan dan ada juga yang mengatakan agar Alquran menolong sang mayit,” ungkap Zulfahri.

“Padahal kalau sudah jadi mayat, Iblis kan tak lagi butuh untuk menggoda manusia,” katanya. “Al-Quran memang bisa menolong manusia, tapi dengan cara dibaca dan diamalkan, bukan diletakkan di atas kepala mayit,” tambahnya.

Selain itu, Zulfahri juga menyoroti tentang tradisi melewati bagian bawah keranda mayat. “Kata masyarakat, ini agar keluarga bisa melupakan kepergian sang mayit,” ungkap Zulfahri. “Ini berbahaya, karena justru orang meninggal butuh doa orang yang masih hidup.”

Pengajian yang berlangsung dari pukul 9.00 hingga pukul 10.30 ini ditutup dengan ramah tamah.

(Teks: Hakim SB Mulyono, Foto: Ilham Aldavi)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini