Tidak semua
orang mengerti konsep seimbang, keseimbangan terletak di tengah. Namun seimbang
itu tidak harus selalu di tengah. Contohnya yaitu seseorang yang sangat suka
menghabiskan waktunya untuk bekerja mungkin porsi seimbangnya berbeda dengan
orang yang bekerja hanya sekedarnya saja. Jadi dari sini dapat kita simpulkan
titik seimbang antar individu itu berbeda, tergantung pada karakter, hobi, waktu
dan situasi yang sedang mereka hadapi. Jadi tidak tepat rasanya ketika satu
individu menyamakan tingkat keseimbangannya dengan titik keseimbangan orang
lain.
Professor dari Queesland
University of Technology, yaitu Paula
McDonald dan kawan-kawan menyatakan bahwa ‘’keseimbangan kehidupan kerja
adalah sejauh mana seseorang merasa puas dengan menjalankan segala peran dalam
kehidupan di luar dan di dalam pekerjaannya’’. Dari pernyataan tersebut dapat
kita pahami bahwa rasa puas menjadi indikator bahwa seseorang berada di titik
keseimbangan. Titik dimana seseorang merasa bahagia ketika berhasil menjalankan
peran di dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaannya dengan sangat baik.
Seimbang akan
terjadi ketika semua keadaan di pekerjaan atau di rumah mendukung dan
memberikan semangat serta kesenangan. Jadi ini bukan perihal berapa lama waktu
yang dihabiskan untuk bekerja atau untuk bersantai di rumah, melainkan masalah
waktu yang dihabiskan dapat menghasikan sesuatu yang berkualitas.
Walaupun
menyeimbangkan sesuatu tidak semudah yang dipikirkan, manusia setiap harinya
akan terus mencari titik keseimbangan agar mereka merasa nyaman dan bahagia
dengan apa yang mereka lalui setiap harinya. Hal ini dilakukan agar semua hal dalam
hidup memiliki porsi yang pas yaitu hubungan dengan Sang Pencipta, keluarga,
pekerjaan, ataupun hobi yang sedang ditekuni.
Adapun upaya
KPKNL Bukittinggi untuk menciptakan Work
Life Balance yaitu dengan mengadakan kegiatan bersepeda bersama, bintal, outing, dan jalan santai. Kegiatan ini
rutin dilaksanakan secara bergantian setiap Jumat pagi. Dengan adanya kegiatan tersebut
diharapkan pegawai KPKNL Bukittinggi dapat menemukan titik keseimbangan yang
menyenangkan di kantor. Dengan adanya hal tersebut, kegiatan di kantor tidak
melulu soal bekerja, bekerja, dan bekerja. Namun juga ada kegiatan bersama yang
dapat meningkatkan dopamin dalam
tubuh pegawai. Kegiatan bersama ini membuat pegawai saling mengenal satu sama
lain, meningkatkan kerjasama serta kekompakan.
Penulis : Filzah Mutia