Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bontang > Artikel
Efektivitas Pengembangan Inovasi IT (Website) dalam Rangka Pembangunan ZI WBK/WBBM
Ernita Tivany Rifat
Senin, 22 April 2024   |   23 kali

Menciptakan kinerja organisasi yang bebas dari korupsi merupakan dampak sekaligus tujuan utama dari pelaksanaan island of integrity. Bentuk penerapan island of integrity pada instansi pemerintah dilaksanakan melalui pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (ZI WBK/WBBM) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2021.  


Salah satu aspek penilaian dalam pembangunan ZI WBK/WBBM adalah penataan tatalaksana. Pokja kedua dalam area perubahan Zona Integritas ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur. Dimana target yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan. [1]

Tujuan tersebut kerap dimaknai sebagai pengembangan berbagai aplikasi layanan berbasis teknologi digital. Beragamnya pengembangan IT yang dilakukan kantor vertikal ditambah dengan pola mutasi SDM menyebabkan banyak inovasi IT tidak sustainable

Menurut Sukesa (2022), terdapat setidaknya tiga faktor yang mempengaruhi inovasi IT tidak sustainable. Ketiga faktor tersebut diantaranya: 

  1. Pembangunan inovasi tidak dilatarbelakangi oleh kebutuhan substansial yang timbul karena permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, namun lebih sebagai upaya untuk memenuhi persyaratan dalam pembangunan ZI atau kegiatan lainnya.

  2. Inovasi IT tidak memberikan dampak positif bagi organisasi dan pengguna.

  3. Inovasi IT dikembangkan secara terburu-buru, sehingga tidak memperhitungkan aspek continuitas-nya. [2]


Disamping itu, pengembangan inovasi IT khususnya website, pada prinsipnya harus memenuhi beberapa kriteria tertentu agar sustainable. Website yang baik tidak hanya terbatas pada masalah desain dan seni, tetapi harus memenuhi standar baku yang telah ditetapkan. Kriteria situs web yang baik menurut Suryanto (2021:61-69) meliputi; usability, sistem navigasi, graphic design, contents, compatibility, loading time, functionality, accessibility dan interactivity. [3]


Inovasi IT yang dikembangkan harus dapat memberikan manfaat langsung bagi pengguna, tidak sebatas pada pemenuhan persyaratan dokumen ZI WBK WBBM. Dengan begitu, konsep e-business dapat berjalan dengan semestinya. Berdasarkan kajian Indrajit (2012), ada tiga kriteria utama yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah website, yaitu: [4]

  1. Site Design (25%)

Menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan tampilan website (Estestika) dan sistem menu yang digunakan (Navigasi). Sub-kriteria navigasi memiliki bobot penilaian sebesar 80% yang berkaitan dengan manajemen hyperlink serta human-computer interaksi. Sub-kriteria berikutnya adalah estestika yang berbobot sebesar 20%, dimana layout tampilan berpengaruh pada persepsi user atau baik kerjanya suatu website.

  1. Site Functionality (25%)

Menyangkut beragam fasilitas dan kemudahan yang tersedia di website. Terdapat 3 sub-kriteria yaitu, fasilitas pencarian (70%), fasilitas personalization (20%) dan keamanan (10%). 

  1. Customer Value (50%)

Menyangkut berbagai aspek manfaat yang secara langsung dirasakan oleh para pelanggan yang mengakses website terkait. Terdapat 5 sub-kriteria pada aspek ini meliputi : 

  1. Content/ informasi yang ditawarkan (30%)

Merupakan hal pertama yang menjadi perhatian user. Individu akan mengakses website tertentu untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkah. Pembuatan konten atau isi website haruslah menarik, relevan, memiliki nilai, berkualitas dan up-to-date. 

  1. Visualisasi konten (20%)

Menyangkut hal yang berkaitan dengan bagaimana website dapat memberikan informasi yang baik, tepat dan akurat mengenai produk dan jasa yang ditawarkan. 

  1. Mekanisme customer service dan support (35%)

Berkaitan dengan fasilitas komunikasi yang ditawarkan website dapat menghilangkan jarak fisik antara user dengan perusahaan. 

  1. Contact Information (10%)

Berisi informasi seputar identitas perusahaan dan alamat yang dapat dihubungi pengguna sehingga lebih kredibel. 

  1. Investor Information (5%)

Informasi ini terkadang dibutuhkan oleh mereka dari kalangan industri yang berniat mengadakan kerjasama dengan perusahaan terkait di kemudian hari. 

Diantara ketiga aspek ini, Costumer Value memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua kriteria lainnya,  sehingga aspek ini harus benar-benar dirancang dan diperhatikan sebelum mengembangkan website.

Melalui tulisan ini, penulis mengajak seluruh insan DJKN untuk lebih merencanakan konsep pengembangan IT yang lebih matang, aman, kontinuitas dan memedomani Kepdirjen Nomor 386/KN/2021 tentang Pedoman Pengelolaan End User Computing di Lingkungan DJKN. Pengembangan IT yang tidak dikontrol dan dimonitoring dapat mengancam keamanan data dan risiko lainnya, terlebih jika website tersebut dihosting di luar server Kementerian Keuangan/public cloud.

Penulis: Ernita Tivany Rifat - Pelaksana pada KPKNL Bontang

[1] Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2021 tentang Pembangunan dan Evaluasi Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Intansi Pemerintah.

[2] Ida Ade Sukesa, “Artikel Serial ZI Menuju WBK/WBBM: Inovasi IT Seharusnya Memudahkan Bukan Menambah Beban”

[3] Suryanto Asep Herman. (2021). Step by Step : Web Design Theory and Practices. Yogyakarta : Andi Publisher

[4] Indrajit, Richardus Eko, “Kriteria Desain Website Efektif”, hal.3-4

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini