Bekasi (13/12) - Bertempat di
Ruang Rapat KPKNL Bekasi Lantai 1, KPKNL Bekasi menyelenggarakan Pelatihan Service Excellent kepada seluruh jajaran
pegawainya dengan narasumber berasal dari Mandiri University. Pelaksanaan pelatihan tersebut merupakan kegiatan
keberlanjutan ZI WBK/WBBM di KPKNL Bekasi, sekaligus sebagai upaya perbaikan
pelayanan untuk mewujudkan tagline “Kemenkeu Melayani Lebih Baik”. Kegiatan
pelatihan ini dibuka oleh Kepala KPKNL Bekasi, Bernadette Yuliasari Mulyatno.
Dalam sambutannya,
Bernadette menyampaikan bahwa salah satu kompetensi ASN adalah pelayanan publik, yang harus
ditingkatkan oleh setiap pegawai di KPKNL Bekasi. “Berdasarkan evaluasi atas Survei
Kepuasan Masyarakat (SKM) yang berpedoman pada Permen PAN-RB Nomor 14 Tahun
2017, terdapat masukan dari Pengguna Layanan bahwa KPKNL Bekasi perlu
meningkatkan pelayanan publik, salah satunya melalui penyelenggaraan pelatihan
ini”, ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Bernadette juga menyampaikan bahwa
kegiatan ini merupakan program perubahan REPEAT (Revitalisasi dan penyempurnaan
Area Pelayanan Terpadu/APT) sebagai upaya menjaga keberlanjutan ZI WBK/WBBM.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan
pemaparan materi yang disampaikan oleh Kartika Yogiarti dari Mandiri University - PT Bank
Mandiri (Persero) dengan materi awal seputar pentingnya memberikan service excellent kepada pelanggan yang
datang ke kantor. Kartika menyampaikan bahwa setidaknya terdapat tiga alasan service excellent itu penting. Pertama
adalah kompetitor berusaha lebih cepat, lebih inovatif, dan lebih agresif.
Kedua adalah harapan pelanggan yang terus meningkat dengan adanya perkembangan
teknologi dan peningkatan wawasan. Ketiga adalah service excellent merupakan tugas karyawan dalam rangka memunculkan
image dan branding, baik bagi karyawan itu sendiri maupun bagi institusi secara
umum.
Lebih lanjut Kartika
menyampaikan bahwa terdapat lima dimensi pelayanan berkualitas, yang disingkat
dengan RATER, yaitu Reliability (kemampuan dalam memberikan layanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat, dan memuaskan), Assurance (mencakup pengetahuan
staf, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya, sehingga bebas dari
bahaya, risiko, atau keragu-raguan), Tangible (tampilan dari
fasilitas-fasilitas pelayanan, personil, peralatan, dan alat-alat komunikasi
pelayanan), Empathy (kemudahan dalam berhubungan dan berkomunikasi,
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan), dan Responsiveness,
(keinginan para staf membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap/sigap). Dengan panduan tersebut, diharapkan pelayanan terbaik dengan
level tertinggi (unbelievable service)
dapat terwujud.
Acara kemudian dilanjutkan
dengan diskusi dan tanya jawab yang berlangsung meriah. Pertanyaan yang
dilontarkan kepada narasumber adalah terkait bagaimana menjaga mood saat melayani pelanggan yang
terkadang naik dan turun, bagaimana menghadapi pelanggan yang ngeyelan namun kita tetap harus merespon
dengan cara yang positif, serta sharing
pengalaman di Bank Mandiri dalam upaya pemberian pelayanan yang lebih baik. Satu tips yang dibagikan Kartika adalah
terkait genggaman tangan saat berjabatan
tangan dengan pelanggan “saat bersalaman, posisikan genggaman kita seperti
memegang burung. Jangan terlalu kuat karena burung akan mati tercengkeram dan
jangan terlalu lemas karena nanti burung tersebut terbang” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan brand awareness dan service mindset pada para peserta meningkat dengan segala tantangan dan perkembangan yang terjadi sehingga tagline Kemenkeu Melayani Lebih Baik dapat tercapai.
Teks/Foto: Fery Fadli/HI/Tim Medsos