1. Pendahuluan
Salah
satu aset penting bagi Perusahaan adalah karyawan/pekerja, oleh sebab itu
pemilik tempat kerja wajib memperhatikan kondisi pekerja pada saat bekerja
apakah aman. Kondisi pekerja dikatakan tidak aman apabila keselamatan dan
kesehatan pekerja mulai terganggu (Aghnia, 2017). Salah satu indikasi adanya
gangguan keselamatan dan kesehatan pada pekerja adalah adanya Kelelahan,
keluhan nyeri dan tidak nyaman pada sistem otot rangka/musculoskeletal baik
pada saat bekerja maupun tidak bekerja .
Bekerja
di depan komputer apabila diperhatikan secara keseluruhan aktifitas pekerjaan
tersebut tidak membutuhkan energi yang besar, padahal pekerjaan di depan
komputer juga membawa dampak yang tidak baik bagi keselamatan dan kesehatan
pekerjanya (Bossen, 2007) Bahaya dan risiko yang muncul sebagai akibat
pengerjaan yang berulang oleh pegawai dengan intensitas yang tinggi serta
postur yang sama atau postur yang tidak normal (awkward posture) hal ini dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada beberpa area tubuh (Occ Health Clinic, 2007)
Hampir 70% aktifitas kantor dilakukan dalam posisi duduk hal ini dapat
menimbulkan beberapa gangguan kesehatan diantaranya obesitas dan nyeri
punggung(Atya, 2016).
Musculoskeletal
Disordes (MSDs) dirasakan dengan adanya nyeri pada bagian tubuh saat atau
sesudah bekerja sebagai akibat terganggunya tulang belakang, tendon, saraf,
otot, ligament dan fungsi sendi. Melakukan identifikasi, memperbaiki tempat
kerja atau postur tubuh pekerja serta melakukan evaluasi adalah salah satu cara
mengurangi dampak cedera (Ahmad, 2020).
Ergonomi
merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang mebuat manusia merasa nyaman dalam
bekerja sehinggap produktivitas kerja dapat meningkat. Salah satu metode
ergonomi yang digunakan untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktifitas
kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas adalah RULA (Rapid Upper Limb Assessment), Briansah
2018.
Sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2021 tanggal 29 Oktober 2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, dimana Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Ambon merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah.
Pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi dalam aktifitas sehari hari para pegawai dilaksanakan
lebih banyak di dalam kantor dengan rentang waktu bekerja dalam satu hari
dimulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore adapun waktu istirahat lebih kurang 1 jam
pada jam 12 siang. Hal ini terjadi setiap hari secara terus menerus dengan hari
kerja senin hingga jum’at yang dapat berakibat pada kelelahan fisik, penurunan
konsentrasi, menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko
Musculoskeletal Disorder (MSDs). Hal ini menarik perhatian penulis untuk
melakukan pengukuran/penilaian postur kerja pegawai karena pekerja sehat dan
bugar akan mempengaruhi peningkatan dalam produktivitas kerja, berkurangnya jam
kerja tidak masuk kantor karena sakit dan menurunkan beban biaya pekerja untuk
berobat.
Gambar 1. RULA (rapid upper limb assessment)
2. Metode
Metode pengambilan data
pada kajian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi
Literatur
Mencari dan mempelajari
referensi dari buku, aartikel, jurnal tentang kajian yang akan dilakukan
b. Melakukan
Survei
Melaksanakan survei
dengan pengamatan proses kerja, kondisi lingkungan kerja dan aktivitas pekerja
c. Pengambilan
Data
Dokumentasi aktivitas
kerja berupa foto pada saat pekerja melakukan aktivitas rutin pekerjaannya
d. Pengolahan
Data
Penilaian postur tubuh
menggunakan RULA, sikap bagian-bagian tubuh yang diamati adalah : Lengan atas,
Lengan Bawah, Leher, Batan Tubuh
3. Hasil
dan Pembahasan
Hasil Perhitungan RULA pekerja adalah sebagai berikut :
Gambar
2. Perekaman aktifitas Pekerja
Hasil perhitungan sudut
pekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel A.1 Penilaian Postur Kerja Duduk Pekerja
Postur Tubuh |
Nilai |
Keterangan |
Nilai Akhir |
Lengan atas (upper
arm) |
2 |
Posisi lengan atas 20o-45o Lengan atas dibantu atau bersandar -1 |
1 |
Lengan bawah (lower
arm) |
1 |
Posisi lengan bawah 60o-100o Lengan menyilang +1 |
2 |
Pergelangan tangan (wrist score) |
2 |
Posisi
pergelangan tangan 0o-15o
|
2 |
Pergerakan pergelangan tangan (wrist twist) |
1 |
Pergelangan tangan memutar dari
daerah tengah |
1 |
Tabel A.2 Nilai Postur
Nilai Pergelangan Tangan dan Lengan Tangan
=
Nilai Postur A + Nilai Otot + Beban
= 2
+ 1 + 0
= 3
Sikap kerja pekerja yang duduk menunjukkan postur lengan atas diberi nilai 1 karena posisi lengan atas 20o-45o bergerak ke depan dan lengan atas dibantu atau bersandar, lengan bawah diberi nilai 2 karena posisi lengan bawah 60o-100o dan lengan menyilang, pergelangan tangan diberi nilai 2 karena posisi pergelangan tangan 0o-15o ke atas kemudian diberi nilai 1 karena pergelangan tangan memutar dari daerah tengah. Nilai yang didapat dari hasil pengamatan lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan pergerakan pergelangan tangan saat bekerja nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel nilai postur A adalah 2 kemudian 1 karena postur diulang secara 4x per menit dan didapatkan nilai pergelangan tangan dan lengan tangan adalah 3 (Tabel A.2).
Tabel A.3 Penilaian Postur Tubuh Duduk Pekerja (Nilai Postur B)
Nilai |
Keterangan |
Nilai Akhir |
|
Leher
(neck) |
1 |
Posisi
leher 0o-10o |
1 |
Batang
Tubuh (trunk) |
3 |
Posisi
batang tubuh 20o-60o |
3 |
Kaki
(legs) |
1 |
Didukung
kaki |
1 |
Tabel
A.4 Nilai Postur B
Nilai
Leher, Batang Tubuh, dan Kaki
=
Nilai Postur B + Nilai Otot + Beban
=
3+ 1 (postur statis >10 menit & repetisi) + 0 (pengangkatan beban kurang
dari 4.4 lbs)
= 4
Tabel A.5 Nilai RULA
Sikap kerja pekerja yang duduk menunjukkan
postur leher diberi nilai 1 karena posisi leher 0o-10o
bergerak ke depan, batang tubuh diberi nilai 2 karena posisi batang tubuh 20o
-60o ke depan, dan kaki diberi nilai 1 karena adanya dukungan dari
kaki. Nilai yang didapat dari hasil pengamatan postur leher, batang tubuh dan
kaki saat bekerja nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel nilai postur B
kemudian didaparkan hasilnya adalah 3 dan +1 karena postur statis >10 menit,
maka didapatkan nilai leher, batang tubuh, dan kaki adalah 4 (Tabel A.4).
Hasil akhir dari pengamatan adalah dimasukkan
Nilai Pergelangan dan Lengan Tangan serta Nilai Leher, Batang Tubuh, dan Kaki
ke Tabel A.5 sehingga didapatkan nilai RULA nya adalah 4.
Tabel B.1 Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja (RULA)
Nilai Pergelangan dan Lengan Tangan |
Nilai Leher, Batang Tubuh, dan Kaki |
Nilai RULA |
|
Postur Duduk |
3 |
4 |
4 |
Berdasarkan skor RULA yang didapatkan,
pengkategorian dan tindakan perbaikan dapat dilihat pada Tabel B.2 sebagai
berikut.
Tabel B.2 Pengkategorian Nilai RULA
Setelah mengetahui level risiko dari postur kerja, maka didapatkan
hasil Pengkategorian Skor RULA. Pengkategorian Skor RULA dapat dilihat pada tabel
B.3.
Tabel B.3 Rekapitulasi Pengkategorian Nilai RULA
RULA Score |
Risk Level |
Intervention |
|
0 |
1-2 |
Low |
acceptable posture |
1 |
3-4 |
Moderate |
further investigation, change may be needed |
2 |
5-6 |
High |
further investigation,
change soon |
3 |
7 |
Very high |
investigate
and implement change |
Berdasarkan Tabel B.3, terdapat ruangan dengan postur kerja yang memiliki level risiko sedang terkena MSDs dan memerlukan investigasi lebih lanjut dan memerlukan tindakan perbaikan postur tubuh. Setelah melakukan perbaikan postur tubuh saat bekerja juga dilakukan perbaikan terhadap station kerja (kursi dan meja) disesuaikan berdasarkan hasil perhitungan antropometri masing masing pekerja.
4. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan
data, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Skor RULA pada postur tubuh saat pegawai
bekerja adalah 3-4 yang berarti pekerja memiliki risiko sedang untuk terkena
MSDs
2. Perlu dilakukan perbaikan postur tubuh saat
bekerja dan menyesuaikan station kerja (meja dan kursi) sesuai dengan hasil
pengukuran antropomotri masing-masing pekerja
Saran
Saran yang diberikan penulis untuk kajian ini
adalah sebagai berikut :
1. Tempat kerja perlu memperhatikan aspek
ergonomi pegawai ketika bekerja agar mengurangi risiko MSDs pada pegawai untuk
waktu mendatang
2. Pekerjaan yang dilakukan dengan durasi yang
lama dan dikerjakan dengan postur tubuh statis, perlu dilakukan
relaksasi/peregangan secara berjangka agar mengurangi rasa kaku pada tubuh
ketika bekerja
3. Dalam perbaikan stasion kerja perlu adanya
studi antropometri pada masing masing pegawai dan menyesuaikan stasiun kerja
pada masing masing pegawai sesuai dengan hasil studi antropometri yang dilakukan.
Daftar Pustaka
Aghnia, Agin Darojatul. 2017. “Pemetaan
Keluhan Musculoskeletal Disorders Berdasarkan Faktor Risiko Pekerjaan Pekerja
Produksi Bakso CV Unique Mandiri Perkasa Bekasi”. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Aisha, Atya Nur. 2016. “Office
Ergonomics Assessment pada Kantor Bank X”. Jurnal. Bandung: Telkom
University
Briansah, Alen Okvan. 2018. “Analisa
Postur Kerja Yang
Terjadi Untuk Aktivitas Dalam Proyek Konstruksi Bangunan
Dengan Metode RULA Di
CV Basani”. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
D. Bossen, Improved Workplace
Performance and Productivity
Through Movement: The Emerging Role of Adjustability,
Atlas Ergonomics, 2007
N.
P. Ahmad, R. Hidayat, and R. Hamdani, “Analisis Postur Kerja Dengan Metode
Rula Pada Operator Las Di Bengkel Las Sumber Jaya Bekasi, Jawa Barat,” Bull.
Appl. Ind. Eng. Theory, vol. 2, no. 1, pp. 59–63, 2020
Occupational Health Clinic for
Ontario Workers Inc.,Office Ergonomics Handbook Fifth Edition, Ontario, Canada:n.p.,2008
(Ditulis oleh : Iwan Victor
Leonardo & Jimmy
Tiarlina)