Jakarta - Membuka tahun 2018, Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DKI Jakarta (Kanwil DJKN DKI
Jakarta) Hady Purnomo mengumpulkan tim revaluasi Barang Milik Negara (BMN) pada
Senin, (15/1) di Kanwil Jakarta . Hadir dalam rapat tersebut, Kepala Bidang
Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN), Kepala Bidang Penilaian, Kepala Seksi PKN
dan Kepala Seksi Pelayanan Penilaian Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Jakarta I s.d. V serta perwakilan pelaksana.
Tim revaluasi Kanwil DJKN DKI Jakarta dan KPKNL Jakarta I
s.d. V berhasil menuntaskan target revaluasi BMN lebih dari 100% dengan target 26.778 Nomor Urut Pendaftaran (NUP)
pada tahun 2017 yang terdiri
dari NUP tanah, NUP bangunan dan NUP
Jalan, Jembatan, dan Bangunan Air. Capaian ini cukup besar di tengah
keterbatasan sumber daya yang ada. Hal tersebut tidak akan tercapai tanpa
adanya sinergi dan kerja sama yang solid dengan tim dan satker serta dukungan
dari bidang maupun seksi lain.
Secara formal, revaluasi BMN di tahun 2018 belum dimulai
namun Kepala Kanwil DJKN DKI Jakarta Hady Purnomo berupaya mendorong tim untuk
mencuri start, mempersiapkan strategi-strategi baru untuk menyelesaikan target
tahun 2018. Menoleh ke belakang, dalam
upaya pencapaian target revaluasi BMN tahun 2017, inefisiensi waktu di tahap
persiapan menyebabkan saat menjelang tutup tahun tim terlalu kerja keras. Ia
berharap tim dapat belajar dari pengalaman tersebut dan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya. Evaluasi dan mitigasi kegiatan revaluasi tahun 2017 agar tidak terulang
di tahun 2018. “Mohon dukungan KPKNL lain untuk BKO. Utamakan semangat
kebersamaan dan sinergi. Pada prinsipnya target KPKNL Jakarta I sampai V dan
Kanwil DJKN DKI Jakarta dapat selesai dan tercapai sesuai waktu yang
ditentukan. Speed jangan di ujung,
diidentifikasi di awal bisa selesai,” tutur Hady.
Selain itu, Pria yang sebelumnya menjabat sebagai
Direktur Hukum dan Humas ini juga berpesan agar tim revaluasi BMN juga
mengevaluasi teknik komunikasi dengan satker.
“Jangan sampai satker merasa terbebani dengan revaluasi BMN disamping
tugas-tugas rutin yang menjadi prioritas. Tumbuhkan kesadaran bahwa revaluasi
BMN menjadi target bersama,” ujarnya.
Ungkapan Hady tersebut diamini oleh Kepala Bidang
Penilaian Ari Fitri Mahesa. “Tahun 2017, satu-dua bulan pertama kami memang masih
mencari bentuk sinergi yang tepat. Mudah-mudahan hal tersebut tidak terulang
ditahun ini,” ujarnya. Ari pun membeberkan strategi-strategi yang akan ditempuh
di tahun 2018. Bidang Penilaian telah mendata laporan penilaian tahun 2017.
Dari laporan yang ada, 75% data laporan lengkap sedangkan 25% lainnya masih
perlu dilengkapi foto bangunan. Untuk mempermudah proses penilaian, Bidang
Penilaian pun telah melakukan cluster nilai tanah seputar kawasan CBD di
Jakarta seperti Jalan Sudirman, Rasuna Said, dll. Ia berharap dengan adanya
data cluster nilai tanah penilai akan lebih dimudahkan sehingga proses
penilaian dapat dipercepat dan target revaluasi BMN selesai on time.
Di akhir acara, Hady Purnomo menggarisbawahi beberapa
catatan terkait kualitas penilaian.
Dirinya meminta agar kualitas penilaian ditingkatkan sebagaimana hasil monitoring
Direktorat Penilaian bahwa kualitas penilaian masih kurang baik. Ada beberapa
hal yang belum dilengkapi, seperti tanda tangan, foto, narasi dan surat tugas.
“Lakukan pemetaan tahun 2018, jika perlu ketika waktu sedikit, prioritaskan
yang NUP-nya banyak,” ujar Hady menutup pesannya. (teks/foto: Asya, Eza)