Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kanwil DJKN Banten > Artikel
Kisah Optimisme Penarik Kapal Motor Pulau Liwungan
Shabira Afina
Rabu, 21 Desember 2022   |   398 kali

Di sudut dermaga Kampung Nelayan, Desa Citeurup, Pandeglang, Provinsi Banten, terduduk seorang penarik kapal motor penyeberangan ke Pulau Liwungan dengan tatapan mata nanar. Siang yang terik itu, dia mulai bercerita tentang kisahnya, entah bermaksud mengadu kepada saya, atau kepada Tuhannya.

 

***

 

Lelaki paruh baya itu masih asyik menghisap rokok ketika saya hampiri. Tak ada kata-kata yang keluar dari sudut bibirnya. Tatapan matanya tampak kosong memandang lalu lalang para penumpang kapal motor milik kolega, sambil sesekali menyeka keringat yang menetes ke kapal motornya yang telah usang dimakan usia.

 

Sedetik kemudian dia mematikan rokok lalu menyelipkan sisa batangnya ke celah antara kuping dan kepala. Dari wajah legamnya tersungging gigi putih ketika dengan sopan menawarkan kepada saya tumpangan ke Pulau Liwungan yang berjarak sekitar 2,4 km di seberang dermaga. “Ayo Mas, mumpung lagi ada promo, cukup 150 ribu bolak balik.”

 

Namanya Abah Adok. Usia sekitar 50-an, menurut pengakuannya. Sambil mengayunkan kemudi kapal kayu ke kiri dan kanan, mengalirlah beberapa cerita dari Abah. Rupanya dia fasih berkisah, dari perjalanan masa kecil hingga kisah bencana dahsyat tsunami Selat Sunda akhir tahun 2018 silam. Musibah yang menelan korban ratusan jiwa termasuk selebritis Aa Jimmy dan beberapa anggota band Seventeen itu, sedikit banyak menimbulkan trauma pada diri Abah. Tsunami disusul gelombang pandemi Covid-19 setahun kemudian, sangat memukul perkonomian keluarga Abah.

 

“Dulu sini ramai pelancong, Mas. Tiap hari apalagi saat week end selalu ada saja yang menyeberang ke Pulau Liwungan. Alhamdulillah dapur rumah aman. Sekarang boro-boro, untuk beli solar saja saya harus memotong jatah istri dan jajan anak-anak, Mas.”

 

***

 

Menurut publikasi Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang yang dirilis 31 Desember 2021, sejak 2008 hingga 2017 telah terjadi kenaikan pengunjung/wisatawan rata-rata sebesar 10% per tahun. Namun, sejak tsunami dan pandemi atau periode 2018 s.d. 2021 jumlah wisatawan mengalami penurunan tajam sekitar minus 21% per tahun. (Sumber: Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Pandeglang, 2021). Sebagai gambaran, saat puncak kunjungan tahun 2017 jumlah wisatawan yang berwisata ke Kabupaten Pandeglang sempat mencapai 3.833.001 orang terdiri dari 1.974 wisatawan mancanegara dan 3.831.027 wisatawan nusantara. Tahun berikutnya turun menjadi 3.105.051 orang dan data terakhir pada 2021 hanya mencapai 1.651.326 orang terdiri 1.600 wisman dan 1.649.726 wisnus.

 

Abah Adok tidak sendirian menanggung dampak penurunan kunjungan wisata pesisir pantai barat Provinsi Banten. Di Kecamatan Panimbang saja ada sekitar 200 kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang mengeluhkan hal yang sama. Bila sebelum tsunami dan pandemi frekuensi penyeberangan ke Pulau Liwungan bisa 10 – 20 kali per hari, kini paling banyak 3 kali per hari. Mereka berharap ada terobosan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk mengembalikan kejayaan pariwisata pesisir barat seperti sedia kala yang otomatis akan ikut mengerek kesejahteraan Abah dan kawan-kawannya.

 

Optimisme kejayaan pariwisata Kabupaten Pandeglang seperti harapan Abah Adok mulai terasa sejak awal tahun 2022. Geliat pergerakan wisatawan menuju pesisir barat mulai dirasakan para penggiat wisata di sana, baik pada sektor penginapan, restoran, pengelola pantai sepanjang Selat Sunda, dan tentunya para penarik kapal motor penyeberangan seperti Abah ini. Apalagi dengan dukungan pemerintah pusat dalam mengebut pengerjaan Jalan Tol Serang – Panimbang (Serpan) yang terhubung langsung dengan Jalan Tol Jakarta – Merak. Pada 8 Agustus 2022 kemarin, Menko Marvest dan Menteri PUPR telah melakukan peletakan batu pertama Tol Serpan Seksi III atau Cileles - Panimbang yang memiliki panjang 33 km.

 

Seksi III adalah lanjutan Seksi I atau Jalur Serang - Rangkas Bitung sepanjang 26,5 km yang telah beroperasi sejak 5 Desember 2021 dan Seksi II atau Rangkas Bitung - Cileles (24,17 km) yang sedang dibangun dengan progres konstruksi mencapai 31,2%. Rencananya Seksi II dan III dapat beroperasi bersamaan pada tahun 2024. Total dana yang dibutuhkan untuk menyambung ketiga Seksi ini adalah 10,58 triliun rupiah yang dibiayai APBN dari pinjaman luar negeri dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) antara BUJT dan PT Wika.  

 

Dengan tersambungnya Jakarta hingga Panimbang akan memangkas waktu tempuh dari sebelumnya 5 jam menjadi 2 jam.  Hal ini diharapkan mampu membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung menjadi primadona destinasi wisata baru bagi warga Jabodetabek sebagai alternatif wisata Puncak Bogor. Hidupnya wisata Tanjung Lesung, Anyer, Ujung Kulon, dan sepanjang pesisir Selat Sunda di Provinsi Banten tentu akan menumbuhkan sektor UMKM di wilayah penyangga kawasan tersebut. Desa Citeureup Pandeglang contohnya, sebagai salah satu desa penyangga KEK Tanjung Lesung  bertekad tidak akan menjadi penonton di rumah sendiri.

 

Beberapa Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) teleh berbenah. Pokdarwis Liwungan Island Desa Citeureup misalnya sejak beberapa tahun silam telah mampu mengubah limbah kayu dan kerang menjadi berbagai kerajinan bernilai jual tinggi. Dari mulai handycraft badak, perahu, kotak tisu, dan kerajinan tangan lainnya berhasil mereka buat. Apabila kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pandeglang terutama ke Pulau Liwungan Desa Citeureup baik, maka produk mereka akan terserap pasar dengan baik. Begitu juga dengan Abah Adok dan para penarik kapal motor penyeberangan lainnya tentu akan lebih banyak tersenyum menjalani kehidupan sehari-hari membantu menyeberangkan wisatawan ke Pulau Liwungan.

 

Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang Banten melalui rencana Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pulau Liwungan dengan skema Kerjasama Pemanfaatan (KSP) saat ini dalam proses Penilaian Nilai Wajar dan Analisis Kelayakan Bisnis dengan bantuan Tim Penilai dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Serang dan Kanwil DJKN Banten. Harapannya, beberapa calon investor yang saat ini sedang menunggu proses tender pemanfaatan Pulau Liwungan dapat mempersiapkan diri dalam mengelola pulau tersebut menjadi ikon wisata baru Kabupaten Pandeglang. Jika terlaksana, warga Banten tidak perlu jauh-jauh ke Kepulauan Seribu di Provinsi DKI Jakarta untuk menikmati wisata pulau ekslusif. Mereka dapat menyaksikan eksotisme matahari tenggelam (sunset) di Selat Sunda dengan latar belakang Gunung Krakatau di kejauhan dikelilingi suasana asri pepohonan seluas 23 hektar. Cukup menyeberang sekitar 15 menit dari tempat kapal kayu Abah Adok bersandar. Bisa kita bayangkan raut wajah berseri istri dan anak-anak Abah, juga puluhan abah-abah lainnya.


 

Referensi :

Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Pandeglang dari Tahun 2008 - 2021, Publikasi Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang 31 Desember 2021

https://pandeglangkab.bps.go.id/

https://binamarga.pu.go.id/index.php/berita/pembangunan-tol-serang-panimbang-seksi-iii-dimulai

https://kumparan.com/engkos-kosasih1509236802086/pokdarwis-liwungan-island-citeureup-berkarya-dengan-keterbatasan/1

 

***

Tulisan ini disusun untuk keikutsertaan dalam Lomba Menulis Artikel Kanwil DJKN Banten

Tema              : “Dari Banten Untuk Indonesia”

Subtema        : Pariwisata Provinsi Banten

Judul              : Kisah Optimisme Penarik Kapal Motor Pulau Liwungan

Peserta          : Ridwan Maharsi

Jabatan          : Fungsional Penilai Pemerintah Ahli Pertama pada Kanwil DJKN Banten

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini