Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kanwil DJKN Banten > Artikel
Sindrom Desember
Shabira Afina
Senin, 27 Desember 2021   |   673 kali

Kebanyakan orang akan setuju liburan adalah obat untuk pikiran yang jenuh bekerja, namun kenapa bekerja setelah libur panjang terasa lebih berat daripada bekerja pada hari-hari biasa? Jika kamu mengalami hal ini, bisa saja kamu adalah salah satu korban Sindrom Desember.

Sindrom Desember biasa dikenal juga sebagai Post Holiday Blues, merupakan sindrom di mana otak masih belum bisa menerima kehilangan hal-hal yang menyenangkan selama liburan, dan masih berada dalam ‘mode istirahat’. Bisa dikatakan kalau otak kita ‘kaget’ dan tidak siap untuk kembali ke rutinitas sehari-hari. Hal ini hampir sama seperti rasa malas yang biasa timbul setiap Hari Senin. Gejala yang biasa timbul pada Sindrom Desember tidak beda jauh dengan gejala depresi pada umumnya, seperti:

1.      Sakit kepala

2.      Insomnia (kesulitan tidur)

3.      Gelisah

4.      Penambahan atau penurunan berat badan

5.      Agitasi atau aktivitas motorik berlebihan

Tapi tidak perlu panik, Sindrom Desember normal terjadi dan biasanya akan sembuh dalam jangka waktu satu minggu setelah menjalankan aktivitas sehari-hari. Walaupun demikian, waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari sindrom ini berbeda-beda antar tiap individu.

Ada beberapa tips untuk mengatasi Sindrom Desember dan kembali beradaptasi dengan rutinitas dengan cepat:

1.        Istirahat

Salah satu penyebab utama Sindrom Desember adalah kebiasaan kita untuk mengisi waktu liburan sepenuh-penuhnya dengan aktivitas, mengakibatkan kurangnya istirahat. Saat liburan, pikiran kita sedang berada kondisi senang sehingga lelahnya tubuh tidak terasa. Namun begitu liburan berakhir, rasa lelah tubuh kita berhasil mengejar dan terasa dua kali lipat lebih berat karena ditambah dengan kelelahan dari rutinitas kerja pada umumnya.

2.        Rencanakan Hari Transisi

Jangan mengatur jadwal liburanmu mepet dengan hari masuk kerja. Sisihkan satu atau dua hari untuk waktumu beradaptasi kembali dengan rutinitas secara perlahan. Gunakan hari itu untuk pergi berbelanja, membereskan rumah, merapihkan koper dan barang bawaan. Tak perlu mengisi hari ini dengan terlalu banyak aktivitas, isi dengan kegiatan yang bisa dilakukan dengan santai.

3.        Bereskan rumah sebelum Liburan

Untuk mengurangi beban bagi dirimu sendiri di masa depan yang akan lelah selepas pulang liburan, rapihkan rumahmu sebelum pergi berlibur. Sehingga saat kamu kembali ke rumah, kamu bisa merasa ‘pulang’ dan tenang, tanpa setumpuk pekerjaan yang menunggu untuk kamu selesaikan.

4.        Latihan Pernapasan

Nyatanya, latihan pernapasan biasa dimanfaatkan untuk membuat tubuh lebih tenang dan menghindari depresi.

5.        Makanan Sehat

Jenis makanan yang mengandung asam amino seperti: unggas, brokoli, susu, keju, daging rendah lemak, telur, dan kacang kedelai bisa memicu produksi serotonin yang bisa memberikan sensasi nyaman dan rileks pada otak untuk mengatasi rasa sedih usai liburan.

Makanan yang mengandung karbohidrat, kaya vitamin dan mineral, serta kalsium, magnesium, zink, dan asam lemak omega bermanfaat untuk membangun protein yang mampu membuat tubuh lebih rileks.

Di penghujung tahun, besar godaan memanjakan diri setelah bekerja keras selama satu tahun penuh. Tapi berhati-hatilah untuk tidak libur berlebihan, jangan sampai kerja keras kita kandas hanya karena satu periode liburan. Sama seperti yang dihimbau mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, “Jangan sampai terjadi December Syndrome. Perbaikan itu hanya dilakukan pada bulan Desember, saat sudah mau tutup buku dan mau diaudit lagi."

Works Cited

Irianto, A. (2021, Oktober 19). Menkeu Ingatkan Kementerian Soal Sindrom Malas Desember. Diambil kembali dari viva.co.id: https://www.viva.co.id/arsip/360803-menkeu-ingatkan-kementerian-soal-sindrom-malas-desember

Khairunnisa, S. N. (2021, Januari 5). Apa Itu Post-Holiday Syndrome? Berikut Cara Mencegahnya. Diambil kembali dari Kompas: https://travel.kompas.com/read/2021/01/05/070700427/apa-itu-post-holiday-syndrome-berikut-cara-mencegahnya?page=all

Redaksi Halodoc. (2018, Desember 27). Keasyikan Liburan, Hati-Hati Post Holiday Blues. Diambil kembali dari Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/keasyikan-liburan-hati-hati-post-holiday-blues

 Penulis : Audrey

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini