Tahun 1982, program rahasia angkatan
laut Amerika Serikat menemukan suara misterius di tengah Samudra Pasifik. Dengan
pola yang sama, suara berfrekuensi 52Hz itu terus bergema. Seekor paus, Whalien
52, menyanyikan lagu yang tidak akan didengar oleh paus lain.
Paus dikenal sebagai hewan yang hidup
berkelompok, bersama dengan 6 sampai 10 ekor paus lainnya, mereka bermigrasi
mengelilingi samudra sepanjang tahun. Mereka berkomunikasi melalui ‘nyanyian’.
Nyanyian paus ini pada umumnya berkisar antara 12 sampai 25Hz, namun Whalien 52
bernyanyi dengan frekuensi hampir dua kali lipat di atas frekuensi yang bisa
didengar paus lain. Di kecil kemungkinan
paus lain mendengar Whalien 52, nyanyian ini hanya akan terdengar sebagai suara
tanpa makna bagi mereka.
Peneliti berspekulasi bahwa Whalein
52 terlahir tuli sehingga ia tidak tahu bagaimana seharusnya ia bernyanyi.
Beberapa berteori bahwa paus ini terlahir dari paus biru dan paus sirip.
Whalien 52 bermigrasi dengan pola yang hampir serupa dengan paus biru, namun
dengan kecepatan yang menyerupai paus sirip. Nyanyian Whalien 52; The Loneliest
52, kembali didengar pada tahun 1992, kini dengan suara yang lebih berat,
menunjukan ia sudah tumbuh lebih dewasa, dan masih dalam perjalanan soliternya.
Gambaran seekor paus sendiri di
tengah luasnya samudra, menangiskan lagu yang tidak akan terjawab berhasil
menggerakan hati banyak manusia. Berbagai usaha untuk membantu paus ini telah
dicoba. Peneliti mendengarkan, dan mencoba melacak keberadaan paus ini. Mereka
juga mencoba membuat alat yang mendeteksi suara 52Hz dan menerjemahkannya ke
frekuensi 12-25Hz.
Jika Perburuan Moby-Dick merupakan
misi untuk membunuh paus, Pencarian The Loneliest Whale adalah petualangan
untuk mempelajari dan mengerti paus, juga perjalanan dalam mengenal diri kita
sendiri. Apakah yang membuat kita begitu bersimpati pada Whalien 52 adalah
karena ia menjalani ketakutan terbesar manusia? Untuk hidup dan mati dalam
kesendirian.
Kisah Whalien 52 telah menginspirasi
banyak artis. Diawali oleh Andy Othling yang mengeluarkan EP berjudul “Midgratory
Patterns” yang berisi berbagai lagu catatan kisah paus 52Hz ini. Sebuah
grup musisi populer Korea Selatan, BTS juga merilis lagu berjudul “Whalien
52” di tahun 2015. Sebuah film dokumenter “The Loneliest Whale: The
Search For 52” juga telah tayang di bioskop pada Juli 2021.
Nastiti, T. L. (2018,
Oktober 6). Kisah Memilukan Whale 52, Si Mamalia Paus Paling Kesepian di
Dunia. Diambil kembali dari grid.id: https://www.grid.id/read/04951533/kisah-memilukan-whale-52-si-mamalia-paus-paling-kesepian-di-dunia?page=all
Schindel, D.
(2021, Oktober 17). The Loneliest Whale Tries to Find the Internet’s
Favorite Whale. Retrieved from Hyperallergic: https://hyperallergic.com/683542/the-loneliest-whale-52hz-whale-documentary/
Wikipedia. (t.thn.). 52-hertz whale. Diambil kembali
dari Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/52-hertz_whale
Yarlagadda, T.
(2021, September 7). Inverse. Retrieved from Inverse: https://www.inverse.com/science/who-is-whale-52
Penulis : Audrey