Aceh Tengah – Salah satu
komoditas unggulan Aceh adalah kopi Gayo. Penikmat kopi dari dataran tinggi ini
tidak hanya pasar domestik tapi juga pasar internasional antara lain adalah Amerika
dan Eropa.
Sebagai rangkaian Rapat
Koordinasi Gabungan (Rakorgab) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Perwakilan Aceh
menyambangi proses ekspor kopi pada Ketiara Coffee yang beralamat di Jl. Raya
Umang Kampung Umang No 76, Kecamatan Bebesen, Takengon, Aceh Tengah pada hari Sabtu (19/08).
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Aceh,
Safuadi, mengatakan potensi kopi yang luar biasa dari Aceh ini berasal dari dua
daerah di Tanah Rencong yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah. Permintaan dari
pasar dunia pun saat ini disebut meningkat.
"Permintaan dunia untuk produk kopi tidak
turun tapi meningkat. Ini yang kita yakini bisa kita kembangkan di Aceh. Aceh
punya area yang sangat potensial untuk komoditi kopi," jelas Safuadi.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai (Kanwil DJBC) Aceh ini juga menyatakan pasar Timur Tengah dan Turki
mulai melirik kopi arabika yang berasal dari Serambi Mekah ini.
Ketiara Kopi sendiri berdiri sejak tahun
2003. Ketiara Kopi memulai ekspor pertama kalinya pada tahun 2012 dengan tujuan
ke Amerika sebanyak 9 ton. Setelah itu mulai banyak negara lain yang mulai melirik
kopi hasil proses dari Ketiara Kopi. Saat ini tercatat 15 negara yang menjadi tujuan
ekspor dengan jumlah ekspor perbulan hingga 100 ton. "70 persen
kita ekspor ke Amerika sisanya ke Eropa seperti Jerman, Swiss, Prancis. Selain
itu ke China, Korea, Jepang, Singapura, Malaysia juga ada. Dalam sebulan itu
bisa lima hingga tujuh kali ekspor tergantung permintaan," ujar Bambang Arie Nugroho, pemilik Ketiara Kopi.
Pelaksanaan kunjungan yang dilaksanakan Bersama dengan awak media ini menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian Rakorgab Kemenkeu Perwakilan Aceh untuk melihat potensi ekspor di Aceh yang selama ini sebagian besar harus melalui Medan. Pemetaan fasilitas baik infrastruktur maupun pembiayaan serta fasilitas lainnya penting untuk dilaksanakan untuk mencapai kemandirian fiskal di Aceh dan terwujudnya ekspor langsung dari gerbang Aceh. (Narasi dan Foto: Anda)