Mamuju – Selasa (28/12),
dalam rangka persiapan pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI WBBM), Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bima mengadakan kegiatan knowledge sharing
atas keberhasilan KPKNL Mamuju dalam Pembangunan ZI-WBBM 2021. Kegiatan yang
juga merupakan bagian dari kegiatan Kamis Berbagi KPKNL Mamuju itu dilaksanakan
secara daring melalui Zoom Meeting
dari pukul 10.00 s.d. 12.30 WITA, dan dihadiri oleh Kepala KPKNL Bima Hadi Wiyono
beserta seluruh jajarannya, termasuk seluruh anggota Tim Pembangunan ZI WBBM
KPKNL Bima, dan Tim dari KPKNL Mamuju.
Kegiatan tersebut, dibuka
dengan sambutan oleh Kepala KPKNL Bima Hadi Wiyono. Dalam sambutannya Hadi
Wiyono mengucapkan selamat atas keberhasilan KPKNL Mamuju meraih ZI WBBM 2021. Selanjutnya,
Hadi menegaskan bahwa pihaknya meminta KPKNL Mamuju untuk berbagi pengalaman
membangun ZI WBBM karena menganggap bahwa karakteristik KPKNL Bima mirip dengan
KPKNL Mamuju. “Layaknya dalam penilaian kita mencari pembanding yang sebanding
dan sejenis,” imbuhnya.
Setelah sambutan dari Kepala
KPKNL Bima, dilanjutkan dengan sambutan dari Pelaksana Harian Kepala KPKNL
Mamuju Mudrika Jaya Rapi. Dalam sambutannya, perempuan yang akrab disapa Uci itu
menyampaikan pentingnya memastikan kualitas layanan dan memahami hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam setiap tahapan penilaian.
Selanjutnya, acara inti diisi
oleh Ida Kade Sukesa, Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Mamuju. Dalam
paparannya lelaki yang biasa dipanggil Sukesa itu menegaskan bahwa hal yang terpenting
hendaknya dilakukan ketika membangun ZI WBBM adalah memahami bentuk organisasi birokrasi
apa yang diinginkan oleh reformasi birokrasi sebagaimana dilakukan dalam
pembangunan ZI. Hal ini dianggap penting agar semua jajaran KPKNL Bima mempunyai visi bersama tentang arah reformasi itu sendiri, serta tema transformasi yang
sama, sehingga tidak terjadi kegamangan dalam melaksanakan setiap tahapan
transformasi. “Jangan sampai kita bingung, dan menganggap ZI itu hanya sekadar mengikuti
tahapan-tahapan sesuai dengan pedoman tanpa mengerti isinya, kemudian hanya
meng-copy apa yang sudah dilakukan
unit lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sukesa menyampaikan
hal-hal yang dilakukan di KPKNL Mamuju mulai dari tahapan awal sampai dengan
penilaian dari TPN Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan RB). Di akhir
pemaparannya pria asli Bali itu menyampaikan kesimpulan mengenai hal-hal yang menurutnya
penting dalam pembangunan ZI. Pertama, unit kerja harus fokus pada substansi yang
meliputi kemampuan untuk menerjemahkan semangat reformasi birokrasi dan isu-isu
terkini seperti membangun unit organisasi yang berdaya saing, menciptakan
hasil, agile, dan making delivered. Selanjutnya, unit
kerja memperkuat integritas dan layanan, dan melakukan seluruh program dalam
enam area perubahan. Terkait dengan enam area perubahan, Sukesa menekankan
pentingnya memahami bagian mana dari enam area yang perlu mendapat perhatian
lebih (terkait inovasi yang akan dilakukan), tentu disesuaikan dengan tugas dan
fungsi serta karakteristik unit organisasi dan wilayah kerja.
Hal kedua adalah hal-hal
penting dalam membuat dan menyampaikan paparan ketika menghadapi field evaluation. Menurutnya paparan hendaknya
dapat menceritakan secara jelas seluruh proses yang dilakukan dalam membangun
ZI, dan menceritakan hal-hal yang dianggap relevan saja. Alur cerita hendaknya
fokus dan mengalir, serta menonjolkan karakteristik yang unggul dari unit
kerja. Terakhir, Sukesa menekankan pentingnya tim yang solid dengan visi yang
sama untuk menuju organisasi birokrasi modern yang sesuai dengan kriteria
reformasi birokrasi.
Setelah sesi pemaparan
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias menyampaikan
pertanyaannya. Salah satu pertanyaan menarik adalah terkait dengan inovasi pada
saat mengikuti ZI WBK berupa aplikasi komputer yang sudah tidak digunakan
karena tidak relevan lagi, apakah harus tetap ada ketika mengkuti ZI WBBM. Menanggapi
pertanyaan ini Sukesa menyampaikan bahwa di tengah desrupsi teknologi,
perubahan itu sangat cepat yang menyebabkan relevansi inovasi seperti itu
menjadi sangat terbatas, sehingga sudah sewajarnya ada inovasi yang hilang dan
ada yang muncul. Justru dengan mampu menjelaskan yang hilang dan yang baru
dibangun sesuai kebutuhan dapat memberi gambaran organisasi yang merespon
kebutuhan, agile dan adaptif.
Selanjutnya, Sukesa
menambahkan bahwa KPKNL Mamuju membangun inovasi aplikasi dengan kesadaran
bahwa kewenangan untuk mengembangkan inovasi semacam ini adalah kewenangan Kantor
Pusat DJKN dan Kementerian Keuangan berdasarkan Arsitektur Enterprise. Pengaturan mengenai pengelolan End User Computing (EUC) menunjukkan hal ini. Pembangunan aplikasi dilakukan
dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk memitigasi risiko terkait dengan
keamanan data. Menurutnya, aplikasi e-government
Kementerian Keuangan/DJKN akan terus dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
mengisi ruang-ruang yang selama ini masih kosong. KPKNL Mamuju fokus pada mengisi
ruang kosong itu, dengan membangun aplikasi sederhana tanpa biaya dan memanfaatkan
sumber daya yang ada, dengan tujuan memastikanan ter-delivery-nya layanan yang berkualitas dan mampu menutup ruang fraud. Ketika pada saatnya nanti ruang
kosong itu telah ditutup dengan pengembangan e-government maka seketika itu inovasi kami akan tidak relevan. Selain
itu, Sukesa menambahkan, ide-ide mengenai ruang-ruang kosong berikut bagaimana
menutupinya, yang harus selalu berkembang dan dapat ditangkap oleh pengembang e-government.
Acara ditutup oleh Kepala
KPKNL Bima. Dalam penutupannya Hadi Wiyono mengucapkan terima kasih atas sharing dari KPKNL Mamuju. Menurutnya materi
yang disampaikan memberi semangat baru bagi seluruh jajaran KPKNL Bima. Lebih lanjut
Hadi menyampaikan bahwa persiapan yang telah dilakukan telah sejalan dengan apa
yang disampaikan dalam paparan sehingga pihaknya menjadi semakin optimis. (IKS/KPKNL
Mamuju)