Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Mamuju > Artikel
Merindu BMN Seri 6: Mengenal Wasdal BMN Pada Kuasa Pengguna Barang
Ida Kade Sukesa
Kamis, 06 Juli 2023   |   1036 kali

Jika ingin melihat ikan, di dalam kolam,

Tenangkan dulu airnya sebening kaca

Dua potongan lirik lagu di atas terus terngiang mengiri perjalanan penulis untuk bertemu keluarga di Kota Makassar setelah dua minggu lebih belum dapat pulang bertemu keluarga. Terngiangnya lirik lagu tersebut bukan tanpa sebab, seminggu sebelumnya penulis melakukan pemantauan pemanfaatan BMN yang belum mendapatkan persetujuan pengelola sekaligus melakukan pembinaan pengelolaan BMN.

BMN ibarat ikan yang berada dalam penggunaan dan penguasaan satuan kerja yang mana menjadi kolamnya. Ikan yang berada dalam kolam tentunya tak selamanya terbebas dari permasalahan yang dapat mengganggu kesehatannya, demikian pula BMN Selama BMN belum dihapuskan akan selalu ada masalah yang mungkin akan terjadi atau telah terjadi dalam pengelolaan BMN.

Mengenali permasalahan, mengendalikan permasalahan dan juga menyelesaikan permasalahan dalam pengelolaan BMN maka dibutuhkan Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan dan Pengendalian BMN ibarat upaya menenangkan air dalam kolam sehingga jika dilakukan dengan berkesinambungan diharapkan dan terwujud pengelolaan BMN yang tertib, efisien, efektif dan optimal. Untuk itu pada Merindu BMN seri ke-6 ini penulis akan membahas Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara atau biasa dikenal dengan Wasdal BMN.

Pengertian Wasdal BMN

Sebagian dari kita yang telah menangani Pengelolaan BMN tentunya tidak asing dengan kata Wasdal BMN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengawasan berasal dari kata dasar awas yang beberapa artinya yaitu dapat melihat dengan baik, tajam penglihatan, berhati hati, memperhatikan dengan baik dan waspada. Sementera arti kata pengawasan berarti penilikan dan penjagaan. Adapun arti kata pengendalian adalah proses, cara, perbuatan mengendalikan.

Kegiatan pengawasan dan pengendalian BMN secara harfiah adalah tindakan untuk melihat, memperhatikan dan menjaga  BMN guna memastikan pengelolaan BMN berjalan sesuai ketentuan dan melakukan proses kegiatan yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan permasalahan pengelolaan BMN yang tidak sesuai ketentuan. Adapun tujuan dari wasdal adalah untuk mewujudkan pengelolaan BMN yang tertib, efisien, efektif dan optimal.

Subjek, Objek dan Bentuk Wasdal BMN

Untuk dapat melakukan wasdal dengan baik tentu perlu kita mengenali Subjek, Objek dan Bentuk dari wasdal BMN. Subjek, Objek dan Bentuk Wasdal adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Subjek, Objek dan Bentuk dari Wasdal BMN

 

Pengelola Barang

Pengguna Barang

Subjek

1.   Kepala KPKNL

2.   Kepala Kantor Wilayah DJKN

3.   Direktur

4.   Direktur Jenderal

 

1.   Kuasa Pengguna Barang

2.   Pembantu Pengguna Barang Wilayah (PPBW)

3.   Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (PPBE-1)

4.   Pengguna Barang (PB)

Objek

1.  BMN

2.  Pelaksanaan pengelolaan BMN

3.  Pejabat/Pegawai yang melakukan pengelolaan BMN

Bentuk

1.  Pemantauan

2.  Investigasi

1.  Pemantauan

2.  Penertiban

 

Pemantauan dan Penertiban Wasdal BMN Pada Kuasa Pengguna Barang

Pemantauan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dilakukan periodik yaitu sekali dalam satu semester, dan insidentil yaitu dapat dilakukan sewaktu-waktu. Pemantauan BMN dilakukan atas penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pengamanan dan pemeliharaan BMN dengan objek pemantauan sebagai berikut:


Gambar 1 Objek Pemantauan

Pemantauan insidentil dapat didasari oleh adanya Informasi tertulis (masyarakat, media massa, hasil audit, informasi unit lain, informasi Pengelola), inisiatif Kuasa Pengguna Barang maupun inisiatif dari PPBW/PPBE-I/PB. Dalam melakukan pemantauan insidentil terdapat norma waktu tahapan yang perlu diperhatikan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang yaitu:

Gambar 2 Tahapan Pemantauan


Gambar 3 Contoh Berita Acara Pemantauan Insidentil atas Penggunaan

Penertiban dilakukan atas penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pengamanan dan pemeliharaan BMN sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai tindaklanjut dari:

1.     Hasil Pemantauan Kuasa Pengguna Barang apabila diketahui adanya ketidaksesuaian antara  pelaksanaan pengelolaan BMN dengan ketentuan  peraturan perundang-undangan;

2.     Permintaan penertiban BMN dari PPBW/PPE1/Pengguna  Barang;

3.     Permintaan penertiban BMN dari Pengelola Barang;

4.     Hasil audit/pengawasan pelaksanaan pengelolaan BMN  oleh APIP K/L atau BPKP; dan

5.     Hasil Pemeriksaan BPK.

Hal-hal dalam pengelolaan BMN yang harusnya dilakukan penertiban oleh Kuasa Pengguna Barang apabila menemukan kondisi sebagai berikut:

1.    Penggunaan

a.    BMN belum BMN belum mendapatkan SK PSP

b.    BMN tidak digunakan ak digunakan sesuai Tusi

c.    BMN tidak digunakan untuk penyelenggaraan TUSI

d.    Tingkat penggunaan BMN belum optimal sesuai SBSK

e.    Pelaksanaan penggunaan sementara dan penggunaan pihak lain belum mendapat persetujuan

f.     Pelaksanaan penggunaan sementara dan penggunaan pihak lain tidak digunakan sesuai persetujuannya

g.    Tindak lanjut persetujuan penggunaan dari pengguna maupun pengelola belum direkam disiman

h.    Temuan APIP  atau BPKP mengenai Penggunaan BMN

i.      Temuan BPK mengenai Penggunaan BMN

2.    Pemanfaatan

a.    Bentuk pemanfaatan tidak sesuai dengan persetujuan pengelola

b.    pemanfaatan tidak dilaksanakan sesuai persetujuan dan/atau perjanjian

c.    Pemanfaatan sudah dilaksanakan namun belum mendapat persetujuan pengelola barang

d.    Tindak lanjut persetujuan dari pengelola barang belum direkam di siman

e.    Temuan APIP  atau BPKP mengenai Pemanfaatan BMN

f.     Temuan BPK mengenai Pemanfaatan BMN

3.    Pemindahtanganan

a.    Pemindahtanganan tidak dilaksanakan sesuai dengan persetujuan Pengelola Barang/Pengguna Barang

b.    Pemindahtanganan telah dilakukan namun belum mendapat persetujuan pengelola/ pengguna barang

c.    Tindak lanjut persetujuan dari pengelola barang belum direkam di siman

d.    Temuan APIP  atau BPKP mengenai Pemindahtanganan BMN

e.    Temuan BPK mengenai pemindahtanganan BMN

4.    Penatausahaan

a.     BMN belum dicatat/tidak dicatat dengan lengkap pada aplikasi

b.     Kodefikasi BMN tidak sesuai dengan pemakaian sebenarnya dan ketentuan yang mengatur kodefikasi

c.      Penatausahaan RN Gol III masih dicatatkan di  Satker

d.     Terdapat pencatatan ganda

e.     Tanggal pembukuan lebih awal dari tanggal perolehan

f.       Kuantitas BMN yang dicatat nol atau minus

g.     Nilai  perolehan BMN  dicatat nol atau minus

h.     Nilai buku lebih kecil dari nol

i.       Luas tanah tidak sesuai dengan dokumen kepemilikan

j.       Kondisi BMN tidak dicatat pada kondisi sebenarnya

k.      Pencatatan BMN tidak sesuai dengan dokumen sumber perolehannya

l.       Penyelesaian KDP belum dilakukan

m.    Penghapusan BMN yang dihentikan dari operasional pemerintah belum dilakukan

n.     Penghapusan BPYBDS belum dilaksanakan

o.     BMN yang sudah dicatatkan dalam daftar laporan barang hilang belum diusul penghapusan

p.     BMN yang sudah diusulkan barang rusak berat belum diusulkan pemindahtanganan/ penghapusannya

q.     Penghapusan BMN yang dari awal untuk diserahkan ke masyarakat belum dilakukan

r.       Pelaksanaan penghapusan dari pencatatan tidak sesuai dengan persetujuan/keputusannya

s.      Pencatatan dan penyerahan ATR tidak sesuai ketentuan

t.       Rencana pelaksanaan inventarisasi tidak disusun

u.     Opname fisik tidak dilakukan

v.      Eksistensi keberadaan BMN tidak diketahui

w.    Pelaksanaan inventarisasi tidak dilaksanakan sesua ketentuan

x.      Laporan Barang semester dan tahunan tidak dilaporkan tepat waktu

y.      Laporan Rekapitulasi Inventarisasi tidak disampaikan kepada Pengelola Barang

z.      Temuan APIP  atau BPKP mengenai penatausahaan BMN

aa.  Temuan BPK mengenai penatausahaan BMN

5.    Pengamanan

a.    BMN berupa tanah belum bersertifikat atas nama Pemerintah RI c.q.Kementerian Lembaga

b.    BMN dikuasai pihak lain

c.    BMN dalam sengketa

d.    Temuan APIP  atau BPKP mengenai temuan  Pengamanan BMN

e.    Temuan BPK mengenai temuan  pengamanan BMN

6.    Pemeliharaan

a.    DIPA dan dokumen turunan penganggaran tidak sesuai dengan rencana pemeliharaan dalam dokumen RKBMN yang telah disetujui

b.    DIPA dan dokumen turunan penganggaran tidak sesuai dengan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan

c.    Pelaksanaan pemeliharaan BMN tidak sesuai dengan DIPA dan Dokumen turunan penganggaran

d.    Daftar Hasil Pemeliharaan tidak sesuai dengan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan

e.    BMN belum diasuransikan sesuai ketentuan peraturan terkait asuransi BMN

f.     Temuan APIP  atau BPKP mengenai  Pemeliharaan BMN

g.    Temuan BPK mengena pemeliharaan BMN

 

Pelaporan Wasdal BMN Pada Kuasa Pengguna Barang

Rangkaian dari kegiatan wasdal BMN adalah Pelaporan. Kuasa Pengguna Barang, Pembantu Pengguna Barang Wilayah dan Pembantu Pengguna Barang Eselon I memiliki kewajiban menyusun laporan pengawasan dan pengendalian BMN yang disampaikan secara berjenjang kepada Penggun Barang. Laporan tersebut terdiri dari laporan atas pelaksanaan pemantauan; laporan atas pelaksanaan penertiban dan laporan atas pelaksanaan monitoring dan evaluasi (kecuali bagi Kuasa Pengguna Barang). Laporan tersebut dilaporkan secara semesteran dan tahunan yang akan dikonsolidasikan oleh Pengguna barang sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan kebutuhan BMN, tindak lanjut pengelolaan BMN, perhitungan penilaian kinerja di bidang pengelolaan BMN dan tentu saja untuk perbaikan tata kelola BMN pada Kementerian/Lembaga.

Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian

Pelaksana Wasdal

Semester I (paling lambat)

Semester II dan Tahunan (paling lambat)

KPB

7 Juli

16 Januari

PPB-W

13 Juli

26 Januari

PPB-E1

16 Juli

3 Februari

PB

19 Juli

15 Febrari

 

Kesimpulan

Penerapan Wasdal BMN pada Kuasa Pengguna Barang cermin Pengelolaan BMN yang baik mengingat dengan dilakukannya wasdal dengan baik maka satuan kerja dapat mengawasi pengelolaan BMN agar senantiasa sesuai ketentuan dan mengidentifikasi segala permasalahan terkait pengelolaan BMN sekaligus menyelesaikan permasalahan tersebut. Wasdal BMN diharapkan bukan hanya sebagai rutinitas pengguguran kewajiban atas penyampaian laporannya tapi harus juga dapat dimaknai bahwa apa yang telah dilakukan dalam rangka pemantauan, penertiban dan pelaporannya menjadi sarana perbaikan pengelolaan BMN pada satuan kerja, sehinngga dituntut adanya kesungguhan dalam pemantauan dan penertiban serta penyajian data laporan wasdal yang akurat. 

 

Referensi

1.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2020

2.    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.06/2021 tentang Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negera

CWS KPTIK MAKASSAR, 4 Juni 2023

Ditulis Oleh: Eka Putra Bakhtiar A. Bong/Pengolah Data Pengelolaan Kekayaan Negara Senior

Catatan:

Artikel ini merupakan bagian dari program serial artikel khusus yang digunakan untuk menyebarkan informasi/pengetahuan mengenai pengelolaan BMN kepada pengguna jasa yang bertajuk Merindu BMN yaitu Media Ruang Informasi dan Edukasi Barang Milik Negara.

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini