Bekasi
- Judul di atas mencerminkan kondisi di sebagian masyarakat kita dalam menyikapi
keadaan terkait makin merebaknya penularan virus Covid-19. Ada yang percaya dan
ada pula yang tidak percaya, meskipun korban telah nyata berjatuhan dalam jumlah
yang banyak. Namun, sangat disayangkan mereka tetap melakukan aktivitas seperti
biasa seakan sudah kebal atau mungkin juga telah yakin dengan imun yang kuat.
Akan tetapi, jika takdir Yang Maha Kuasa menentukan mereka tertular, mungkin di
situlah baru timbul penyesalan dan percaya.
Sekadar
flashback, seperti yang kita ketahui bahwa virus Corona atau Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) ini telah masuk dan berkembang di Indonesia sejak
bulan Maret 2020 dan puncak penularannya terjadi pada bulan Juni 2021, dengan penularan
harian mencapai lebih dari 50 ribu orang. Dengan angka kematian yang juga cukup
tinggi, kondisi mencekam dengan penuhnya rumah sakit, bahkan beberapa rumah
sakit harus membuka tenda darurat untuk menampung masyarakat yang tertular,
serta diperburuk dengan habisnya tabung oksigen dimana-mana. Namun, berkat
rahmat Allah Swt., upaya pemerintah dan sinergi dengan berbagai pihak serta
masyarakat, akhirnya keadaan tersebut dapat dilewati. Hal tersebut bukan hanya
terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara.
Perlahan-lahan
angka penularan harian tersebut semakin berkurang sampai dengan angka terendah yang
menurut satgas penanganan Covid-19, mencapai 106 orang pada tanggal 13 Desember
2021.
Ada
perasaan sedikit lega dan bahkan sebagian masyarakat mengganggap bahwa masalah
telah selesai dan Covid-19 telah berlalu, melakukan aktivitas seperti biasa,
melakukan segala kegiatan dengan longgar, bahkan juga melakukan perjalanan jauh,
meskipun pemerintah tak pernah berhenti mengimbau dan menginstruksikan agar
tetap taat protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, rajin mencuci
tangan, menjauhi kerumunan, dan pemerintah juga telah memberikan warning
tentang akan datangnya gelombang virus berikutnya.
Namun,
mungkin masyarakat juga sudah lelah, jenuh, atau alasan apapun. Akan tetapi, tak
bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat juga cerdas menghadapi situasi
ini dengan tetap taat pada prokes yang ketat dan melakukan vaksin.
Setelah penularan melandai dan mencapai titik terendah, secercah harapan datang selaras dengan berbagai kegiatan yang mulai dilakukan, terutama pembelajaran tatap muka dilakukan 100