Masuk
dan mulai terdeteksinya Corona Virus Disease tahun 2019 (Covid-19) di
Indonesia, yakni sejak bulan Maret 2020 yang lalu, dan saat ini penularannya telah mulai melandai. Lebih dari setahun masyarakat dihantui ketakutan,
dibayangi-bayangi kecemasan takut tertular virus tersebut. Dapat diibaratkan sebagai
gelombang yang melanda, banyak orang yang tak mampu bertahan menemui ajalnya
melalui virus Covid-19 tersebut. Banyak yang cemas dan ada pula yang tertatih-taih
bertahan dan keluar dengan selamat. Walaupun
sekarang gelombang besar penularan COVID 19 tersebut telah mulai reda, jangan pernah lengah. Kita
tetap harus waspada.
Bersyukur
kepada Yang Maha Kuasa, berkat doa semua orang sesuai dengan kepercayaan dan
agama masing-masing, semua orang meminta virus ini segera berakhir. Dan
alhamdulillah saat ini keadaan sudah mulai berangsur kondusif. Perlahan-lahan
masyarakat yang terpapar virus dan angka kematian sudah semakin mengecil,
meskipun jumlah yang positif setiap harinya masih berada di atas seribuan
orang.
Melihat
ke beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Juni dan Juli 2021, gelombang
besar penularan Covid-19 berada pada puncaknya , mencapai 56.000 orang sebagai penularan
harian dan lebih dari 2.000 orang yang meninggal. Keadaan sangat mencekam,
semua rumah sakit dan tenaga kesehatan kewalahan, rumah sakit penuh sesak. Bahkan
beberapa rumah sakit terpaksa merawat pasien Covid-19 di halaman dan di
lorong-lorong rumah sakit. Tak bisa juga kita lupakan yaitu langkanya oksigen
yang sangat dibutuhkan oleh pasien Covid-19 yang turut serta memberi andil pada
semakin tingginya angka kematian.
Pemerintah
tak henti-hentinya mengupayakan berbagai strategi untuk memutuskan mata rantai
penularannya antara lain dengan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang beberapa kali diperpanjang dan pemberian
vaksin, serta usaha-usaha lainnya yang turut memberi andil dalam memperkecil
pertumbuhan penularan kepada masyarakat. Upaya-upaya tersebut akhirnya
memberikan hasil meskipun belum tuntas namun cukup melegakan.
Menjadi
saksi keadaan tersebut atau mungkin kita menjadi salah seorang yang merasakan
bagaimana sensasi sakit akibat tertular virus tersebut. Atau bahkan mungkin ada
saudara, teman, kerabat, ataupun keluarga kita yang tak mampu bertahan dan
meninggal disebabkan oleh virus itu. Setelah kita melalui dan menyaksikan
keadaan itu, tentunya ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan menjadi kenangan yang tak mudah untuk
dilupakan atau mungkin menjadi mimpi
buruk dalam kehidupan kita.
Keadaan
yang sangat memprihatikan yang kita saksikan bahwa virus ini tidak hanya
menyerang kesehatan manusia saja namun turut memberikan dampak negative turut
memperburuk keadaan yang terjadi di berbagai sendi kehidupan masyarakat, seperti
terputusnya silaturahmi dengan masyarakat secara langsung, keterpurukan
perekonomian bangsa, bahkan yang sangat menyentuh adalah pengaruhnya pada dunia
pendidikan.
Virus
Covid-19 tersebut juga telah merubah paradigma masyarakat dan orang tua, yang
pada awalnya wanti-wanti menjaga jarak antara anak dengan gadget ataupun
penggunaan internet terutama anak-anak yang masih belajar di Taman Kanak-Kanak
dan Sekolah Dasar, namun dengan keadaaan yang diakibatkan oleh covid 19 ini justru anak-anak harus melek teknologi
terutama penggunaan internet dan gadget
atau laptop yang sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan pada proses belajar
dan mengajar. Bukan hanya siswa taman
kanak-kanak, SD, SMP atau SMA dan mahasiswa saja yang selalu berinteraksi
dengan teknologi tersebut namun sebagaian
besar masyarakat harus turut melek teknologi karena banyak kegiatan
dilakukan melalui teknologi seperti berkomunikasi dengan fihak luar, bekerja
dan belanja bahkan para orang tua yang mendampingi putra putrinya yang masih
duduk di bangku sekolah.
Banyak
sekali pelajaran, hikmah, dan kisah yang dapat kita peroleh selama
berlangsungnya serangan covid 19 ini. Walaupun memberikan berbagai dampak
negatif, tetapi tak sedikit hal-hal positif juga dapat kita saksikan seperti
tingkat peduli pada kesehatan dan kebersihan diri masyarakat semakin meningkat,
rasa persaudaraan dikalangan masyarakat juga semakin meningkat, masyarakat
semakin melek teknologi dan lain sebagainya. Namun, sebagai orang
yang beragama dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas izin-Nya segala
sesuatu akan terjadi, tentunya akan menuntut kita untuk memunculkan rasa syukur
dan tawaduk, serta intropeksi diri dan semakin menguatkan keimanan kepada-Nya.
Serangan
virus yang mematikan ini terjadi dalam beberapa puluh tahun sekali, dan
kejadian ini merupakan kejadian luar biasa yang akan tercatat dalam sejarah,
dan sebuah anugerah dan patut disyukuri jika kita dapat menjadi saksi bahkan
turut mengambil peran atau turut merasakan langsung serangan virus tersebut
meskipun dalam menjalani masa-masa itu merupakan hal yang tidak menyenangkan.
tetapi sebuah kebanggaan pernah menjadi saksi kejadian langka tersebut dan
dapat melewatinya.
Namun,
meskipun kita telah melewati gelombang besar tersebut, bukan berarti kita bisa
santai ataupun lengah. Kita harus tetap waspada, taat, dan konsisten pada protokol
kesehatan. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebagai manusia,
kita harus tetap berusaha dan berdoa semoga keadaan semakin kondusif dan aman
seperti sedia kala dan ekonomi segera pulih, agar seluruh elemen bangsa bisa
segera fokus kembali memberi kontribusi untuk pembangunan negeri tercinta.
Ditulis
oleh Asnul
Editor
: Tim Humas KPKNL Bekasi