Peringatan
Hari kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2021 bertepatan dengan bulan
Ramadhan dan masa pandemi tentunya banyak memberikan hikmah. Seperti halnya peringatan Hari Kartini yang dilakukan oleh
KPKNL Bekasi pada tanggal 23 April 2021 yang lalu, meskipun terlambat dua hari
dari tanggal kelahiran Ibu Kartini namun peringatan tersebut sarat dengan
pelajaran yang harusnya meningkatkan rasa syukur serta semakin menumbuhkan
integritas.
Pada
saat peringatan Kartini yang dilaksanakan secara daring, KPKNL Bekasi
menghadirkan seorang wanita sebagai narasumber. Wanita yang dihadirkan tersebut
adalah penyandang disabilitas sejak lahir, dengan kedua tangannya yang tidak
sempurna pertumbuhannya.
Wanita
kelahiran tahun 1971 tersebut dalam ceritanya mengisahkan perjuangan hidupnya,
mulai dari masa kecil sampai dewasa yang lebih banyak tidak menyenangkan. Paini
demikian nama wanita yang sekarang telah menjadi ketua Himpunan Disabilitas
Wanita Indonesia (HDWI) Kota Bekasi tersebut melanjutkan kisahnya yang hampir
putus asa dalam mencari pekerjaan untuk penyambung hidup di kota
Bekasi. Lapangan kerja tak tersedia untuk Paini termasuk masyarakat .
Namun seiring berjalannya waktu Paini yang selalu menggali potensi diri, apa yang bisa dia lakukan, dan berbekal dengan suatu keyakinan bahwa Allah pasti akan memberi pertolongan kepada orang yang mau berusaha, Paini terus berjuang dan akhirnya kerja keras dan penggalian potensi diri yang menjadi modal Paini akhirnya membuahkan hasil, rasa empati kepada sesama penderita disabilitas membuat Paini mampu merangkul dan mengembangkan kewirausahaan bersama sesama disabilitas, dan Paini tak berharap belas kasih hiba dari orang lain, paini mampu berdiri sendiri dan memberi manfaat, menjadi sumber inspirasi dan motivasi kepada orang lain. Seorang Paini yang dissabilitas mampu membina lebih dari 65 orang yatim dan dhuafa. Apa yang bisa kita ambil dari kisah seorang Paini :
1.
Instropeksi
diri
Melihat kedalam diri, bercermin,
berkaca, kita yang diberi Allah anggota tubuh yang lengkap, sempurna, kehidupan yang layak. Nikmat mana lagi yang bisa kita ingkari ?. Saat banyak orang
di sekitar kita yang tengah mengalami kesulitan ekonomi, yang cacat, dan
berbagai dampak yang ditimbulkan oleh corona dan lain sebagainya.
Apalagi yang bisa kita lakukan kecuali
bersyukur, tak henti-hentinya bersyukur atas segala apa yang telah diberikan
baik berupa fisik, ekonomi dan keadaan yang nyaman ini. rasa syukur ini akan
menambah ketaqwaan kepada Yang Maha Kuasa.
2.
Tingkatkan
Integritas :
Kondisi pekerjaan dengan metode WFH
dan WFO adalah merupakan keadaan yang nyaman. Tidak perlu repot-repot datang ke
kantor dapat bekerja sambil berada ditengah keluarga. Namun sesungguhnya ini
adalah suatu beban dan ujian integritas. Ketika posisi nyaman yang bebas dari
pantauan dan suasana kerja, apa yang kita lakukan?. Sudah efektifkah kita
melakukan tugas-tugas operasional kantor yang seyogyanya dilaksanakan dari
pukul 08.00 Wib sampai dengan 05.00 Wib atau 15.30 Wib ketika bulan Ramadhan?.
Berapa lamakah kita memakai waktu
untuk pekerjaan kantor? apalagi jika kita wfh?.
bukan hanya sekedar berpedoman kepada
Integritas yang tercantum pada nilai-nilai kementerian keuangan.
Bulan Ramadhan saatnya kita
melaksanakan berbagai amal ibadah dengan balasan yang berlipat ganda sesuai
janji Allah, harusnya kita juga merenung. Kebebasan dalam melakukan pekerjaan
selayaknya ditunjang dengan integritas, menggali potensi diri apa yang bisa
dilakukan untuk mengisi jam-jam yang sesungguhnya adalah untuk bekerja.
Saat ini masyarakat tengah menyoroti
ASN yang merupakan bagian dari masyarakat di posisi nyaman, dimana terdapat
banyak masyarakat dalam posisi kesulitan, karena darurat ekonomi sosial dan
kesehatan. Oleh karena itu sebagai ASN
kita harus menunjukkan integritas, menunjukkan kepada masyarakat kinerja yang
baik salah satunya adalah dengan selalu mentaati jam kerja jika WFO. Terlebih
dari itu harus dipahami bahwa integritas tidak diketahui oleh atasan atau rekan
kerja, namun integritas harus dijalani dengan hati dan Allah menjadi saksi
serta suatu keyakinan bahwa segala tindakan akan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah kelak.
Ditulis
oleh : Asnul
Editor : Tim Humas KPKNL Bekasi