Palembang,
27 Juli 2023 - Kinerja APBN Sumatera Selatan sampai dengan 30 Juni 2023 melanjutkan
kinerja positif dalam menjaga pemulihan ekonomi dimana realisasi Belanja Negara
mencapai 40,51 persen dari Pagu dan Pendapatan Negara mencapai 43,39 persen
dari target. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan (DJPb Sumsel) sekaligus Kepala
Perwakilan Kementerian Keuangan Sumatera Selatan, Lydia Kurniawati Christyana
dalam Press Conference APBN KiTa Regional Sumatera Selatan untuk Periode s.d.
30 Juni 2023 yang bertempat di Aula Gedung Keuangan Negara Jl. Kapten A. Rivai
No.2-4 Palembang, yang dihadiri juga oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan
Keuangan Internasional, Kementerian Keuangan (Parjiono), Direktur Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan, Ditjen Perbendaharaan, Para Kepala Kanwil Kemenkeu SATU Sumatera
Selatan, Kepala Perwakilan BI Sumsel, Kepala OJK Regional VII Sumbagsel, para
Pejabat Pemda Provinsi Sumsel, para Akademisi, dan para wartawan media
setempat.
Realisasi
Belanja Negara untuk Sumsel sampai dengan 30 Juni 2023 tercapai sebesar Rp18,51
triliun atau tumbuh sebesar 4,05 persen (yoy). Realisasi tersebut ditopang oleh
Belanja Pemerintah Pusat (BPP) mencapai Rp6,02 triliun (36,40 persen dari Pagu)
dan Belanja Transfer Ke Daerah (TKD) sebesar Rp12,49 triliun (42,83 persen dari
Pagu). Realisasi tersebut utamanya dimanfaatkan untuk pembangunan
infrastruktur, ketahanan pangan, dan pendidikan, serta layanan publik lainnya.
Sampai
dengan periode ini, APBN tetap konsisten mengawal pemulihan ekonomi dengan
terus memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung. Untuk belanja
infrastruktur sendiri terealisasi sebesar Rp612,4 miliar yang direalisasikan di
wilayah Sumatera Selatan untuk pembangunan jalan, jembatan, bendungan, Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM), Subsidi PSU dan Bantuan Stimulus Perumahan
Swadaya, dan Air Minum, dan pembangunan Bandar Udara dan Pelabuhan.
Selanjutnya, belanja untuk ketahanan pangan terealisasi sebesar Rp 88,13 miliar
yang digunakan untuk pembangunan jaringan irigasi, dan pemenuhan benih dan
bibit untuk para petani. Sementara itu, belanja untuk pendidikan telah
teralisasi sebesar Rp84,35 miliar yang digunakan antara lain untuk Bantuan
Operasional Sekolah, Tunjangan Profesi Guru, KIP Kuliah, Bidik Misi, Tunjangan
Sertifikasi Dosen Non PNS, dan BOPTN.
Realisasi
APBN untuk pemerataan kesejahteraan melalui dana Transfer ke Daerah juga secara
langsung direalisasikan untuk kesejahteraan rakyat. Total penyaluran TKD sampai
dengan periode ini mencapai Rp12,49 triliun (42,83 persen dari pagu) tumbuh 0,4
persen (yoy) dan diantaranya telah memberi dampak melalui program Bantuan
Operasional Sekolah kepada 1,67 juta siswa, BOP PAUD kepada 174,521 siswa, BOP
Kesetaraan kepada 15.903 siswa, DAK Non Fisik untuk Tunjangan Profesi Guru dan
Tambahan Penghasilan Guru, dan DAK Fisik bidang Pendidikan. Selanjutnya di bidang
infrastruktur disalurkan untuk mendukung pembangunan jalan melalui DAK Fisik.
Sedangkan untuk bidang ketahanan pangan dimanfaatkan untuk mendukung jaringan
irigasi, kelautan dan perikanan, serta pertanian.
Pelaksanaan
program-program yang secara langsung menyentuh kepada masyarakat tersebut dapat
tercapai atas keberhasilan pencapaian Pendapatan Negara untuk wilayah Sumsel
sebesar Rp8,4 triliun (43,39 persen dari target) pada periode ini. Angka
tersebut terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp7,05 triliun, Penerimaan
Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp165,8 miliar (60,35 persen dari target), dan
penerimaan PNBP yang mencapai Rp1,19 triliun (60,37 persen dari target).
Pemerintah tetap terus memperhatikan potensi penerimaan pajak maupun kepabeanan
dan cukai mengingat akan mengikuti fluktuasi konsumsi, belanja pemerintah,
impor, dan harga komoditas, sebagai bagian dari kewaspadaan atas kondisi
perekonomian global yang masih bergejolak.
Sebagai
kesimpulan, kondisi perekonomian Sumsel tetap terjaga dengan baik. Aktivitas
konsumsi, produksi, dan investasi bulan Juni 2023 meningkat dibandingkan Mei
2023. APBN wilayah Sumsel menunjukkan kinerja yang positif dengan persentase
realisasi belanja negara yang lebih tinggi, namun perlambatan di pendapatan
dibandingkan periode yang sama tahun lalu akan membutuhkan kewaspadaan dan
mitigasi untuk mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.
***
Tim Pokja Kerjasama, Kehumasan, dan Layanan Publik
Sekretariat Bersama Kemenkeu Satu Sumatera Selatan