Semarang – 416.615 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang terdaftar
di Provinsi Jawa Tengah, merupakan daerah dengan UMKM yang terbanyak se-Indonesia.
UMKM-UMKM tersebut selama bulan Januari sampai dengan November 2022 telah
berhasil membukukan nilai ekspor sebesar US $10.347 Milyar. Nilai yang cukup
fantastis meningat Indonesia sedang bergelut dengan pandemi COVID-19. Seperti
itulah pembukaan yang disampaikan oleh Tri Wahyuningsih Retno Mulyani, atau
akrab disapa Ani, pada saat Membuka Acara Pelatihan CPNE (Coaching Program
for New Exporter) yang diselenggarakan pada Selasa (29/05).
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Provinsi Jawa Tengah, yang diwakilkan oleh Kepala Bidang Perdagangan Luar
Negeri, Haryanta, memaparkan dalam sambutannya peran sentral UMKM dan koperasi
dalam menggerakan Provinsi Jawa Tengah. “DISPERINDAG selalu mendukung kemajuan
UMKM pada Provinsi Jawa Tengah, salah satu caranya dengan rutin menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan seperti ini”, papar Haryanta.
Ani juga menambahkan bahwa pararel dengan kegiatan usaha UMKM dan
Koperasi menuju ke gerbang global, DJKN juga memiliki wadah untuk dapat
digunakan pelaku usaha UMKM untuk memasarkan produknya secara lokal. “Kami
(DJKN) juga menyiapkan lelang.go.id sebagai wadah Saudara sekalian untuk
memasarkan secara lokal. Bersama Special Vehicle Mission (SMV) Kemenkeu,
yaitu LPEI, kami dari pemerintah akan terus mengupayakan yang terbaik untuk
kemajuan UMKM ke pasar Internasional.”, tambah Ani.
Acara pelatihan selanjutnya dibagi menjadi beberapa sesi pemaparan. Pemaparan Mengenai Bisnis Ekspor, Menentukan Harga Ekspor, dan Korespondensi Ekspor dipaparkan oleh FTA Semarang. Peserta silih berganti merespon dan memberikan pertanyaan kepada narasumber untuk mendapat pencerahan yang terbaik. (Penulis: Unggul AM)