Work-life balance, mungkin bukan istilah yang asing
lagi. Ini sering dibahas di berbagai media sosial oleh pekerja atau karyawan.
Selain penghasilan yang tinggi, ternyata Work-life balance juga menjadi benefit
yang dicari-cari oleh pekerja saat ini. Banyaknya pekerja yang sering mengalami burnout akibat lelah bekerja membuat mereka ingin
mencapai work-life balance yang baik.
Work-life balance sering menjadi bahan pembicaraan
oleh karyawan atau pekerja. Emang sebenarnya apa work-life balance itu?
Work-life balance adalah keadaan dimana seseorang bisa mengatur dan membagi
waktu dan energi untuk kehidupan pekerjaan dan pribadi dengan baik.
Intinya, bisa mengatur dan membagi waktu dengan
seimbang untuk urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi seperti rekreasi, hobi,
keluarga, dan urusan lainnya. Jadi, waktu tidak habis terlalu lama untuk
bekerja.
Lembur atau kerja overtime mungkin bukanlah sesuatu
yang asing. 8 jam sehari di depan laptop masih kurang untuk mengerjakan load
pekerjaan yang sepertinya tidak ada habisnya. Karena terlalu banyak bekerja,
energi juga habis untuk bekerja. Sehingga saat pekerjaan sudah selesai, yang diinginkan
hanyalan beristirahat, tidak sempat melakukan aktivitas yang disukai atau
berkumpul dengan orang-orang terdekat karena kelelahan.
Kenapa work-life balance dianggap penting dan
banyak pekerja yang ingin meraihnya? Berikut beberapa alasannya:
1. Mengurangi stres dan burnout
Stress adalah masalah kesehatan yang paling sering
dialami oleh pekerja. Jika dibiarkan, kamu bisa mengalami burnout atau
kelelahan terus-menerus. Hal ini tentu bisa menurunkan produktivitas kamu.
Dengan menjaga work-life balance, maka tingkat stress ini bisa berkurang. Hal
ini karena kamu nggak bekerja dengan waktu yang terlalu panjang dan masih punya
waktu untuk melakukan hal lain yang menyenangkan dan bisa mengurangi stress.
2. Lebih sehat secara fisik dan mental
Punya kehidupan kerja dan pribadi yang seimbang
bisa membuat hidup lebih sehat secara fisik dan mental. Memiliki cukup waktu untuk bekerja dengan baik, dan masih berolahraga,
nonton drama korea, quality time bersama keluarga, main game, atau melakukan
hal-hal menyenangkan di luar pekerjaan bisa membuat hidup lebih bahagia dan
sehat.
3. Meningkatkan produktivitas kerja
Dilansir dari the happiness index.com,
work-life balance bisa meningkatkan produktivitas kerja. Dengan kondisi tubuh
yang sehat dan bahagia, bekerja bisa dilakukan dengan lebih fokus, kreatif, dan
menunjukkan performa yang baik. Dengan kesehatan yang baik, bekerja bisa
dilakukan dengan produktif.
4. Hubungan sosial menjadi lebih baik
Memiliki work-life balance, berarti memiliki waktu
untuk bersosialisasi dengan orang-orang tersayang. Bisa quality time bersama
keluarga, saudara, kekasih, atau teman-teman. Menurut Psychology Today,
bersosialisasi bisa membuat hidup jadi lebih bahagia dan meningkatkan hubungan
sosial menjadi lebih baik.
Mencapai work-life balance adalah cita-cita banyak
pekerja. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu coba untuk meraihnya:
1. Atur kembali jam kerja
Untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja
dan pribadi, harus pandai membagi waktu dan energi untuk keduanya, dengan
menuliskan to-do list setiap harinya dan mengatur kembali jam kerja. Pastikan tidak
terlalu sering bekerja overtime agar bisa menyelesaikan hal lain di luar
pekerjaan.
Selain menyusun to-do list harian, bisa juga dengna
melakukan time blocking untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dan tidak
multitasking. Lakukan pekerjaan satu persatu agar hasilnya maksimal.
2. Tolak hal atau pekerjaan yang kurang penting
Pekerjaan tambahan kadang suka muncul tiba-tiba.
Misalnya, muncul menjelang jam pulang kerja atau di hari jumat padahal besoknya
weekend. Cukup terima yang sekiranya penting dan mendesak saja. Apalagi kalau
load pekerjaan masih banyak yang belum selesai.
Tolak dengan sopan dengan alasan yang jelas,
seperti “Boleh, tapi karena load kerjaan saya masih banyak, project B nggak
bisa aku handle, ya?” atau alasan lainnya.
3. Atur prioritas pekerjaan
Agar semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan
baik, atur prioritas pekerjaan menggunakan Matriks Eisenhower. Matriks
ini membagi prioritas pekerjaan menjadi 4 seperti berikut:
Dengan menyusun prioritas pekerjaan jadi tahu mana
pekerjaan yang harus didahulukan, mana yang bisa didelegasikan, dan mana yang
tidak perlu dikerjakan. Waktu dan energi bisa digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang esensial saja.
4. Hindari hal-hal yang mendistraksi saat bekerja
Selain manajemen waktu dan menyusun prioritas
kerja, juga perlu dihindari hal-hal yang bisa mendistraksi atau mengganggu
fokus. Jika tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaan, maka tugas tersebut juga
akan semakin lama selesai dan bisa berujung lembur.
Untuk membantu fokus bekerja, bisa coba dengan menggunakan teknik Pomodoro. Ini
adalah teknik yang membuat kita fokus dengan interval waktu. Misalnya,
fokus bekerja selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit dan mengulangnya
selama 4 babak. Setelah 4 babak, bisa istirahat lebih lama dari 5 menit. Tidak
harus 25 menit dan 5 menit, bisa menggunakan interval waktu yang paling sesuai
dengan ritme kerja.
5. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga
Luangkan waktu setelah bekerja untuk diri sendiri
atau bersama keluarga. Jika setelah bekerja terlalu lelah untuk beraktivitas
berat, bisa gunakan waktu untuk menonton drama/series, membaca buku, minum teh,
atau meditasi. Luangkan juga waktu untuk bertemu dengan keluarga atau
orang-orang tersayang setelah jam kerja atau di akhir pekan.
6. Hindari membawa pekerjaan ke rumah
Selesaikan pekerjaan di kantor, lakukan sesekali
jika ada pekerjaan penting dan memang harus segera diselesaikan. Jangan
membiasakan diri membawa pekerjaan ke rumah atau bekerja di luar jam kerja agar
bisa punya waktu untuk melakukan hal lain di luar pekerjaan.
Ketika WFA atau WFH, tutup laptop ketika jam kerja
sudah selesai. Jadi, waktu kerja dipakai kerja, waktu santai dipakai bersantai.
7. Komunikasikan jika butuh bantuan
Bekerja terlalu lama dengan beban kerja yang
menumpuk bisa menyebabkan stress bahkan bisa burnout. Semua tidak harus diselesaikan
sendiri, bisa minta bantuan kepada rekan kerja agar beban kerjanya bisa dibagi.
—
Referensi:
Sanfilippo, Marisa. 2021. ‘How to Improve Your
Work-Life Balance’ [daring]. Tautan: https://www.businessnewsdaily.com/5244-improve-work-life-balance-today.html
Wedgwood, Joe. 2019. ‘The Importance of Work-Life
Balance’ [daring]. Tautan:
https://thehappinessindex.com/blog/importance-work-life-balance
Sharma Preeti. 2021. ‘How to Improve Work-Life
Balance: 12 Tips for Terms and Orgs’ [daring]. Tautan:
https://peoplemanagingpeople.com/articles/improve-work-life-balance/
Wolf, Judy. 2021. ‘Try These 12 Tips to Improve
Your Work-life Balance’ [daring]. Tautan: https://www.betterup.com/blog/work-life-balance
Lianovanda, Devi. 2022. ‘Mengenal Pentingnya Work
Life Balance dan 7 Cara Mendapatnya’.