BANDUNG – Perwakilan
Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan konferensi pers
tentang Kinerja APBN Regional Jawa Barat Triwulan I Tahun 2024 di Kanwil Ditjen
Perbendaharaan Prov. Jawa Barat (26/4).
Prospek ekonomi global
masih dibayangi tensi geopolitik. Pertumbuhan ekonomi cenderung
lemah dan divergen, dengan tensi geopolitik yang meningkatkan kerentanan rantai pasok,
utamanya konflik di
Timur Tengah dan perang
di Ukraina. Sektor riil di Jawa Barat terkendali
yang ditunjukan dengan tingkat inflasi Maret 2024 di bawah 5 persen, yaitu
sebesar 3,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,78.
Sebagai kesimpulan, dalam konferensi pers disampaikan bahwa saat ini risiko global masih tinggi dibayangi tensi geopolitik, serta tantangan digitalisasi ekonomi, perubahan iklim, dan transisi demografi menuju ageing population. Seiring aktivitas ekonomi domestik yang terjaga, kinerja APBN hingga 31 Maret 2024 masih mencatat surplus, namun perlu mengantisipasi perlambatan Pendapatan Negara. Meski kondisi domestik relatif kuat, pemerintah akan terus mewaspadai volatilitas pasar keuangan dan perlambatan pertumbuhan perekonomian dunia. APBN 2024 di Jawa Barat terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung berbagai agenda pembangunan.