Denpasar (28/7) Salah satu ikon terkenal di kota Kupang ialah
Jembatan Petuk. Jembatan yang berada di
Kecamatan Maulafa Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah
rampung sejak Oktober 2017 lalu. Jembatan sepanjang 337 meter ini menjadi
jembatan terpanjang di NTT dan merupakan bagian dari jalan lingkar luar Kota
Kupang yang pembangunannya bertujuan untuk memperlancar akses lalu lintas Kota
Kupang ke Pelabuhan Tenau Kupang maupun ke sejumlah kabupaten di daratan Timor
Barat yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu dan
Malaka. Pembangunan Jembatan Petuk menggunakan anggaran tahun jamak sebesar
RP 235 miliar tahun 2015 hingga 2017. Jembatan dengan tipe precast prestresed
girder memiliki 5 pilar dengan tinggi 25-35 meter. Jembatan nantinya akan
dihiasi dengan berbagai bentuk ornamen budaya lokal sehingga akan menjadi ikon
baru kebanggaan masyarakat NTT dan Kupang khususnya.
Jembatan Petuk diklaim sebagai yang
pertama di Indonesia menggunakan teknologi gelagar beton prestressed (pra
tekan). Kehadiran Jembatan Petuk diharapkan
bisa mengatasi kemacetan di Kota Kupang.
Sejak diresmikan tahun 2017 lalu, Jembatan Petuk tidak
saja menjadi penghubung antar tempat namun juga menjadi lokasi wisata. Banyak
warga masyarakat yang datang ke Jembatan Petuk untuk
mengabadikan sejumlah moment. Jembatan
ini seolah menjadi kawasan destinasi wisata baru yang mudah diakses. Dari atas
jembatan tersebut para pengunjung bisa menikmati hamparan luas pepohonan hijau,
keindahan Kota Kupang dari dataran tinggi dan keindahan Pantai di pesisir Kota
Kupang.Dipinggiran jembatan juga telah dipasang pengamanan untuk mencegah
pengunjung agar tidak jatuh dari bibir jembatan.
Sepanjang jembatan ini juga telah dipasang lampu
penerangan jalan sehingga bagi masyarakat yang ingin melewati jembatan ini di
malam hari, tidak perlu lagi merasa takut. Selain itu jembatan ini juga
memiliki arena yang cukup luas sehingga dapat digunakan masyarakat untuk duduk
dan jogging.