Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kanwil DJKN Bali dan Nusa Tenggara > Artikel
Puasa ramadhan sebagai sarana meningkatkan ketakwaan seorang pegawai dalam bekerja.
Slamet Adi Priyatna
Selasa, 28 Maret 2023   |   9210 kali

   Ibadah puasa ramadhan 1444 H ini merupakan lahan bagi umat Islam untuk melatih dan meningkatkan kesadaran serta ketaatan beragama. Puasa apabila dilakukan dengan syarat dan rukunnya yang akan mempunyai faedah yang sangat besar bagi diri kita yaitu kesehatan secara jasmani dan bertambahnya tingkat ketaqwaan kita kepada Allah. Adapun arti puasa menurut terminologi agama ialah “menahan diri dari makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa  semenjak waktu terbit fajar sampai waktu terbenam matahari dengan niat ikhlas dan mengharapkan keridhaan Allah. Perintah puasa juga terdapat dalam surat  QS Al-Baqarah 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

 

        Puasa menjadi sarana efektif penanaman sekaligus pengaplikasian nilai-nilai pendidikan islam. Nilai pendidikan yang bisa digali dari pelaksanaan ibadah puasa karena puasa mengajari kita untuk senantiasa menahan dan mengendalikan diri. Karakter ini sangat dibutuhkan bukan hanya untuk masyarakat umum , tetapi juga untuk semua profesi dan jabatan. Karakter ini sudah tertanam dan tumbuh subur dalam setiap pribadi bangsa, setidaknya akan meminimalisirkan praktek korupsi, kolusi, nepotisme, suap, dan praktek-praktek tercela. Untuk mengatasi dan mengurangi segala masalah dan penyakit tersebut yakni dengan puasa karena puasa merupakan ibadah yang paling ampuh dan efektif, asalkan pelaksanaan puasa tersebut dilakukan dengan dasar iman yang mantap kepada Allah.

 

        Dalam menyambut bulan ramadhan 1444 H ini, kita sebagai pegawai Kemenkeu khususnya dilingkungan pegawai DJKN dapat mengambil hikmah dari puasa Ramadhan ini. Puasa dapat dikatakan sebagai ibadah yang istimewa dalam Islam. Keistimewaan itu antara lain terletak pada adanya keterlibatan banyak aspek dalam diri manusia selama menjalankan ibadah puasa, baik aspek yang bersifat jasmaniah maupun aspek yang bersifat rohaniah, aspek emosional dan aspek spritual. Berpuasa dapat mencegah manusia dari perbuatan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuhnya. Ibadah puasa yang dijalani umat muslim, bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi lebih dari itu, karena puasa anugerah besar dari Allah untuk menjadikan diri menuju karakter muslim sejati. Dengan berpuasa, sebenarnya banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan. Adapun pelajaran - pelajaran tersebut adalah sebagai berikut di bawah ini :  

 

1.Puasa mendidik kejujuran

        Salah satu refleksi ketakwaan dalam kehidupan manusia adalah sikap jujur. Puasa memiliki korelasi yang kuat dengan sikap positif ini. Ibadah puasa ini hubungannya langsung dengan Allah Yang Maha Mengetahui. Puasa memiliki tujuan antara lain menyucikan aspek batin manusia (agar menjadi takwa), di mana kesucian itu juga harus diaktualisasikan dalam kehidupannya sehari-hari agar terhindar dari sifat kemunafikan dan kefasikan serta perilaku koruptif.

 

2. Puasa mendidik kerja keras

        Saat berpuasa, kita senantiasa dituntut untuk bekerja keras dan bukan malah mengendorkan semangat dalam mencari nafkah. Bekerja keras bagi orang beriman, bukanlah suatu tuntutan karena adanya pengawasan dari atasan tapi senantiasa merasa diawasi langsung oleh Allah.  Puasa akan mendidik orang tetap bekerja meski tidak diawasi manusia. Perwujudan kerja keras ini dapat juga di lihat dari semangat untuk menjalankan ibadah yang dianjurkan pada bulan Ramadhan. Seseorang yang jarang shalat sekalipun, akan berusaha untuk menunaikan shalat secara lengkap dan tepat waktu, bahkan shalat Tarawih, saat Ramadhan.

 

3. Puasa mendidik kedisiplinan

        Puasa melatih diri kita untuk hidup berdisiplin karena selama berpuasa kita tidak makan dan minum kecuali setelah terbenamnya matahari atau datangnya waktu magrib. Kedisiplinan seperti itulah hendaknya dapat menjadi kebiasaan dalam keseharian. Ibadah paling rahasia di mata manusia yaitu ibadah puasa, karena yang mengetahui seorang berpuasa atau tidak hanya dirinya dan Allah. Belajar disiplin bukan berarti menyiksa diri sendiri, namun belajar tentang kesabaran dan penderitaan orang lain.  

 

4.Puasa mengajarkan kesabaran

        Pada saat puasa kita akan merasa haus dan lapar yang melilit perut. Ketika waktu magrib belum tiba, kita tidak diperbolehkan untuk makan dan minum meskipun itu halal melainkan kita harus bersabar menunggu hingga waktu berbuka tiba. Bukan hanya itu saja. Kebiasaan pada hari di luar bulan Ramadhan, sepertinya kemarahan begitu mudah terjadi, namun pada waktu berpuasa kita diingatkan untuk bersabar agar pahala puasa kita tidak batal. Jadi berpuasa pada intinya adalah melatih kesabaran dan kurangnya daya tahan, di mana kedua sifat ini merupakan kelemahan manusia. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga. Di sinilah rasa kepekaan sosial kita dilatih, apakah dengan puasa kita menjadi dermawan dan penyabar.  

 

5. Puasa mengajarkan rasa syukur

         Puasa mengajarkan rasa syukur atas nikmat dan rahmat dari Allah. Banyaknya nikmat khususnya makan dan minum tidak serta merta dinikmati oleh orang lain. Kelebihan akan harta dan materi justru harusnya digunakan untuk membantu orang lain. Dari puasa inilah rasa syukur itu timbul dan semakin menambah kedekatan kita kepada sang pencipta. Rasa syukur akan menimbulkan empati kepada orang lain yang semakin instens sehingga hasilnya rasa syukur kita akan selalu bertambah.

 

6. Puasa mendidik kesetaraan

       Dalam ibadah puasa manusia memiliki kesamaan. Ketika berpuasa sama-sama menahan dari segala yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum dan lain sebagainya.  Puasa ramadhan memberikan pendidikan kepada kita tentang sikap kesetaraan. Allah akan meninggikan derajat orang beriman tanpa melihat jenis kelamin atau gender. Kesetaraan inilah yang akan memberikan semangat dan motivasi untuk kita selalu berbuat baik.

 

7.Puasa mendidik manusia agar senantiasa belajar dan menuntut ilmu

        Puasa ramadhan mengandung perintah belajar yang terkandung dengan makna yang sangat mendalam. Melalui belajar, manusia akan memperkaya ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dengan mengikuti kajian-kajian dakwah, ceramah agama, kuliah subuh dan lain sebagainya akan semakin memperkaya keilmuan kita tentang agama. Selain itu juga, puasa juga mendorong kita untuk bisa mengambil hikmah dari kesulitan hidup serta mengamalkannya ilmu yang kita peroleh kepada orang lain.

 

8. Puasa mendidik rasa empati

        Bulan ramadhan akan mendidik umat Muslim agar timbul rasa empati terhadap sesama. Dengan berpuasa kita belajar untuk ikhlas memberi dan peduli terhadap nasib golongan yang tidak sebaik kita. Dengan merasa keadaan demikian diharapkan akan membuat kita lebih bersungguh-sungguh secara ikhlas untuk mengulurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan serta memberikan ruang besar pada diri mereka untuk mengembangkan kepekaan sosial, tanggung jawab, dan mengedepankan kepentingan orang lain dan masyarakat.

 

9. Melatih hidup sederhana.

        Puasa mengajarkan kita untuk  hidup sederhana yang dicerminkan saat kita makan dan minum waktu berbuka. Keinginan untuk makan dan minum berlebih akan menimbulkan hanya sekedar hawa nafsu saja. Oleh karena itu, dengan puasa ramadhan kita hendaknya diajari untuk menahan hawa nafsu duniawi  dan selalu menerapkan pola hidup sederhana.

 

10. Mencegah penyakit karena pola makan yang berkelebihan

        Makanan yang berkelebihan belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan makanan akan mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kolestrol, tekanan darah tinggi,  jantung koroner, diabetes melitus dan lain-lain. Maka dengan kita menjalankan puasa ramadhan ini  akan memberikan kesempatan bagi alat pencernaan kita untuk beristirahat, membebaskan tubuh dari racun, kotoran yang merusak kesehatan dan membunuh bakteri, virus dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup


Kontributor : Yuniantoro Sudrajad

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini