Setiap tahun pada tanggal 22 Desember,
kita rayakan hari Ibu. Di Indonesia menentukan Hari Ibu dikaitkan dengan saat
Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, tepatnya
di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan
Adisucipto. Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di
Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk
Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk
digarap adalah persatuan perempuan Nusantara yaitu antara lain:
1.
Pelibatan perempuan dalam
perjuangan melawan kemerdekaan;
2.
Pelibatan perempuan dalam berbagai
aspek pembangunan bangsa.
3.
Perdagangan anak-anak dan
kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita.
4.
pernikahan usia dini bagi perempuan, dan
sebagainya.
Jika memperhatikan wacana tersebut, maka
nampak yang diperjuangkan oleh Kowani cenderung lebih pada memperjuangkan peran
perempuan dalam politik, di samping peran pada sektor lainnya.
Pada prakteknya, peran seorang ibu semuanya tergantung pada potensi,
minat, atau peluang yang ada. Selain dari peran, perempuan sebagai ibu memiliki
fungsi dalam hidupnya yang salah satunya adalah bidang pendidikan. Artinya
bahwa tanggung jawab pendidikan secara fitrah menyatu pada keberadaan perempuan
sebagai ibu. Untuk dapat menjadi ibu yang bermartabat dan
terpuji, maka ibu harus lebih mengutamakan tanggung jawabnya dalam mendidik,
kendatipun harus sibuk dalam karirnya. Karena ibu adalah pendidik pertama dan
utama. Namun demikian, suatu keluarga yang ibunya aktif bekerja, kiranya
keutuhan keluarga akan tetap terjaga, jika suami mampu sharing dalam mengemban
tugas dengan istri, sehingga tanggung jawab yang sangat berat dalam mendidik
anak dapat diatasi.
Dalam tugas mendidik anak, ibu harus mengawali tugasnya dengan mengupayakan pemberian makanan dan minuman yang halal dan baik. Makanan dan minuman yang terjaga kehalalan dan kebaikannya akan berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga menjadi individu yang sehat dan kuat. Untuk menjadikan anak sebagai individu yang berperilaku baik dan terpuji, ibu harus memanfaatkan masa-masa awal pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan pengkondisian diri. Apapun kesibukan ibu dan selengkap apapun peran ibu dalam suatu keluarga (karena kaya atau tingginya derajat status sosialnya) pendampingan terhadap anak perlu diupayakan secara optimal. Sentuhan kasih sayang ibu secara langsung sangat berarti bagi anak kelonggaran apapun bagi ibu dalam rumah. Jadi peran ibu sangatlah besar dalam mendidik,memberikan perhatian dan kasih sayang untuk anak-anaknya meskipun kesibukan ibu sebagai wanita karier jelas terbagi waktu dan pikirannya.
Penulis : Yuniantoro Sudrajad