Banda Aceh – Dengan antusias para pegawai Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banda Aceh melakukan pemanasan sebelum menjalani latihan sepak bola. Latihan ini diadakan di Lapangan Lamreung, Banda Aceh, setiap hari Sabtu pagi pukul 07:30 sampai dengan pukul 10:30 WIB. Kegiatan rutin ini dipandu oleh Zaini Zein yang biasa dipanggil Pak Haji, Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Aceh dan diikuti oleh beberapa Pejabat Eselon 3, Eselon 4, Pelaksana, dan Honorer dilingkungan Kanwil DJKN Aceh, diikuti pula oleh pegawai dari unit organisasi lain diwilayah Banda Aceh seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangungan (BPKP), dan sebagainya.

 Ada daftar hadir yang harus diisi oleh pemain, dimana setelah melakukan pemanasan, 22 orang pertama yang mengisi daftar hadir teratas, akan bermain sebagai dua tim pertama yang saling latih tanding, dan sisanya akan menggantikan pemain yang kalah, atau akan menggantikan pemain yang kelelahan. Secara keseluruhan terdapat sekitar 30 sampai dengan 40 orang yang setia mengikuti kegiatan ini.

Selain untuk menyalurkan hobi, kegiatan ini juga menjadi media silaturahmi antar pegawai. Menjadi media untuk saling berkenalan satu sama lain, kebanyakan pegawai adalah para perantau yang berasal dari berbagai suku dan daerah. Bersinergi tidak hanya di dalam kantor, bersinergi juga dilakukan dalam menyalurkan hobi diluar kantor.

Pegawai KPKNL Banda Aceh juga memiliki kegiatan rutin Futsal setiap hari Rabu Malam pukul 20:00 WIB. Seperti halnya Sepakbola, kegiatan ini juga diikuti oleh Pejabat Eselon 3, Eselon 4, Pelaksana, dan honorer. Bedanya, untuk kegiatan Futsal hanya diikuti oleh pegawai dilingkungan Kanwil DJKN Aceh dan KPKNL Banda Aceh. Dan sesekali diadakan pertandingan persahabatan dengan unit organisasi lain.

Di lain kesempatan, kadang-kadang para Pegawai juga menyalurkan hobi dengan kegiatan memancing dilaut Pulau Aceh seperti yang dilakukan pada hari Minggu tanggal 30 Nopember lalu. Sebagian menggunakan peralatan memancing yang  sederhana, biasa disebut badok, yakni terdiri dari gulungan benang, benang, timah dan mata kail dengan umpan udang atau ikan kecil. Karena memakai alat pancing sederhana dan umpan yang seadanya, maka ikan yang didapat juga kecil-kecil. Namun semangat pemancing beginner DJKN Aceh ini tak kenal surut walau diterjang ombak besar dan sebagian mengalami mabuk laut (jackpot).

 Itulah sekilas cerita anak-anak bangsa, bersinergi membangun silaturahmi dan bekerja sebagai asa mendulang pahala. (Teks: Toni Kurniawan, Foto: M. Waliyul Nur Ritonga)