Jakarta – Keluarga yang rapuh di Indonesia jangan
dianggap sepele namun harus segera dipikirkan bagaimana membentuk keluarga yang
yang kuat dan tangguh. Al quran diturunkan Allah SWT kepada manusia sebagai
petunjuk dan menjadi modal dasar keluarga menjadi generasi yang tangguh. “Jadi
kalau generasi saat ini yang banyak masalah sosial maka kita harus mengamalkan
apa yang ada di dalam Al Quran,” ujar Ustad Bendri Jaisyurahman saat menjadi
narasumber dan memberikan tausyiahnya dalam peringatan Nuzulul
Quran yang diadakan
Bintal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dengan
tema “Meningkatkan Ketahanan Keluarga dengan Semangat Qur’ani” pada Jumat, (30/4) melalui video conference.
Ustadz
Bendri menyampaikan bahwa “prestasi” syaitan tan paling besar adalah dapat
merusak sebuah keluarga. “Jadi keluarga yang rusak, keluarga yang rapuh memamng
merupakan cita-cita iblis dan syaithan,” ungkapnya.
Praktisi
parenting ini menyampaikan bahwa keluarga adalah tempat yang tepat untuk
mendidik seorang anak yang akan menjadi pemimpin dalam generasi mendatang
sehingga sebagai orang tua harus mampu menjadi tauladan bagi anaknya. “Jadi
kalau anak menangis adalah momentum berharga supaya menyadari bahwa kita
sebagai orang tua itu ada untuk mereka,” ujarnya.
Penggiat
& Konsultan Kekokohan Keluarga ini berpesan agar anak-anak dalam sebuah
keluarga harus mendapatkan nafkah dari harta yang halal karena jika dinafkahi
dengan harta yang haram maka pasti akan rusak akhlak dan moralnya. “Jika
anak-anak kita dinafkahi dengan harta haram maka harta haram itu akan menjadi
kendaraan syaithan,” pesannya.
Dalam acara yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Mahyuddin Musafir ini, Direktur
BMN Encep Sudarwan menyampaikan bahwa menjaga ketahanan keluarga merupakan hal yang sangat penting karena ketahanan keluarga yang kuat akan menjadi pondasi dalam
membentuk kualitas sumber daya manusia.
“Masalah ketahanan keluarga merupakan masalah krusial yang harus
mendapat perhatian khusus dari segenap pemangku kepentingan, dan seluruh rakyat
Indonesia harus mendukung dan berpartisipasi di dalamnya, karena ketahanan
keluarga merupakan kunci bagi keberhasilan pembangunan nasional yang akan
berdampak pada ketahanan nasional dan keberlangsungan sebuah bangsa,” kata Encep.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan bahwa kajian dengan
tema yang bersinggungan langsung dengan peran keluarga ini dapat berguna bagi seluruh keluarga khususnya keluarga DJKN.
Peringatan Nuzulul Quran merupakan peringatan diturunkannya Al-Quran ke
bumi pada 17 Ramadhan. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang istimewa karena
turunnya wahyu Allah SWT yakni Al-quran kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara Malaikat Jibril Alaihisalam secara berangsur-angsur.
Dengan diadakannya peringatan Nuzulul Quran, diharapkan seluruh keluarga besar DJKN
dapat memaknai peristiwa turunnya Al-quran sekaligus dapat menjaga ketahanan
keluarga yang merupakan ibadah di bulan Ramadhan 1442 H. (bend/Salsabila
QA- Humas)