Jakarta - Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) menimbulkan berbagai dampak di kehidupan
masyarakat, tidak hanya bagi kesehatan, tapi juga kemanusiaan, sosial, dan
ekonomi. Sejak 15 Maret 2020 Presiden Joko Widodo mengimbau kepada seluruh
masyarakat untuk bekerja, sekolah dan beribadah dari rumah guna mencegah
penyebaran Covid-19. Hal ini menuntut individu maupun organisasi untuk
beradaptasi dengan berbagai perubahan. Pertemuan yang biasa dilakukan dengan
cara tatap muka, kini harus dilakukan melalui media digital. Masyarakat semakin
terbiasa dengan gadget dan terbiasa dengan yang dinamakan work from home,
pembelajaran online dan kegiatan lain yang dilakukan dengan memanfaatkan media
digital.
Bagaimana cara seorang
public relation atau humas dalam merespon hal yang akan menjadi “new normal”
ini? Hal ini dibahas pada Webinar Public Relation (PR) Meet Up #22 yang
diinisiasi oleh PR Indonesia. Webinar yang mengangkat tema “Krisis Covid-19 dan
Tantangan Setelahnya; Bagaimana Seharusnya Kerja PR?” ini diadakan pada Rabu,
(13/05) melalui aplikasi Zoom.
Dirjen Informasi
Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Widodo
Muktiyo yang merupakan salah satu tim gugus tugas penanganan Covid-19 dalam
pemaparannya menjelaskan bagaimana seharusnya peran Humas pemerintah saat ini.
Menurutnya, Humas perlu mengimplementasikan Komunikasi Publik melalui Juru
Bicara di setiap instansi di tengah krisis.
Selain itu, adanya
fenomena “tsunami informasi” dimana masyarakat lebih banyak memegang gadget
akibat diterapkannya pembatasan sosial, menantang kinerja Humas untuk
menyampaikan informasi yang benar dan layak kepada masyarakat. “(Kemudian –red)
kita evaluasi, bagaimana informasi diterima masyarakat di tengah fenomena
tsunami informasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Widodo
mengatakan bahwa saat ini Humas pemerintah tidak boleh hanya sekedar mengatur,
tetapi juga harus turut menyebarkan informasi melalui konten di media sosial.
Ia mengajak seluruh peserta webinar untuk menyampaikan pesan positif kepada
masyarakat. “Mari kita membangun narasi tunggal melawan Covid-19 dengan
menyampaikan pesan-pesan positif, gotong royong, disiplin diri dan
menghilangkan ego-ego kepentingan serta selalu optimis,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan
pentingnya peran PR atau Humas di masa krisis untuk menyebarkan informasi
positif di tengah masyarakat. Menurutnya, hal ini karena Government PR atau
Humas pemerintah merupakan pihak yang menggerakkan pesan dan informasi. Ia
mengajak seluruh PR dan Humas pemerintah untuk memberikan kontribusi dalam
penyebaran informasi di masyarakat. “Mari kita bersama-sama memainkan orkestrasi
komunikasi supaya kita bisa memberikan kontribusi kepada bangsa ini. Sebab
masalah Covid-19 ini, masalah pesan yang kemudian dimengerti oleh publik secara
kognisi, kemudian publik punya efek afeksi sehingga kemudian mendisiplinkan
diri menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Mendukung pernyataan
Widodo, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian PUPR Krisno Yuwono
mengatakan bahwa saat ini Humas di Kementerian dapat membantu memberikan
informasi positif kepada masyarakat melalui media sosialnya. Menurut Krisno,
terdapat dua jenis yang dapat disampaikan Humas kepada masyarakat, yaitu
informasi yang bersifat edukatif dan informasi yang bersifat menghibur. “Saat
ini, humas dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat konten positif, untuk
mengurangi tingkat stres masyarakat,” ujarnya.
Sebelum membuat konten publikasi, dengan lugas Presiden Director of IPM PR Maria Wongsonagoro menyarakankan praktisi Humas untuk memperhatikan beberapa hal dalam menyampaikan pesan-pesannya kepada publik agar lebih efektif, yakni dibutuhkannya kebijakan atau pengarahan yang kuat dari pimpinan organisasi atas pesan-pesan yang akan disampaikan ke publik, sistem prosedur komunikasi organisasi atau panduan komunikasi terhadap suatu isu dan krisis, dan tim humas yang berkompeten untuk menunjang komunikasi yang efektif selama krisis. Selain itu, perlu adanya strategi komunikasi yang tepat sehingga pesan-pesan organisasi sampai kepada publik. Ia berharap, semua proses tersebut dapat membantu tim humas dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan optimal. (ts/es – Humas DJKN)