Bila kita ditanya apa saja yang kita ingat ketika ditanya tentang
Malaysia tentu beragam jawaban akan muncul. Mulai dari memori akan perseteruan
Indonesia dengan Malaysia di zaman presiden Soekarno dimana tagline
"Ganyang Malaysia" yang pada saat itu disuarakan Presiden Soekarno
sebagai wujud ketidaksukaan beliau terhadap langkah politik malaysia, sengketa
Pulau Sipadan yang diklaim negara tsb, perebutan budaya batik, reog ponorogo,
hingga yang terakhir insiden bendera Indonesia yang terbalik pada perhelatan
SEA Games 2017 di Malaysia.
Perseteruan-perseteruan tersebut mungkin hanya
sebagian kecil hal-hal yang mewarnai hubungan antara Indonesia dan Malaysia.
Mari kita kesampingkan perseteruan-perseturuan yang pernah ada karena baik
Malaysia maupun Indonesia sebagai negara serumpun memiliki banyak kerjasama
yang efek nya sangatlah besar bagi kemajuan negara masing-masing.
Belum lama ini Kementerian Keuangan Malaysia
melalui Jabatan Penilaian dan Perkhidmatan Harta (JPPH) bersama dengan
Kementerian Keuangan RI dalam hal ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) menjalin kerjasama strategis dalam hal Technical Cooperation. Salah satu
program yang diselenggarakan adalah Attachment Program in Organising
International Committee. Pada program tersebut JPPH melalui Institut Penilaian
Negara (INSPEN) mengundang secara khusus staf dari DJKN dan Politeknik Keuangan
Negara STAN untuk internship di Malaysia selama 15 hari mulai dari 15-29 April
2018. Tujuan utama dari program internship ini adalah memberikan pemahaman
lebih mendalam dan lebih teknis terkait bagaimana menyelenggarakan konferensi
internasional yang telah 9 kali dilakukan oleh INSPEN sejak tahun 2002.
Pada progran tersebut, DJKN mengirimkan satu orang
pegawai dari Subbagian Pengembangan Pegawai dan Kepemimpinan, Bagian
Kepegawaian Sekretariat DJKN, Guntur Priadi. Selama mengikuti program tersebut, perwakilan DJKN ditempatkan di
Research Division INSPEN yang mana memiliki tugas utama untuk mengembangkan
penelitian-penelitian di lingkungan JPPH serta membangun kerjsama internasional
dengan negara-negara lain di bidang Real Estate Valuation. Salah satu kegiatan
yang menjadi fokus utama dari program ini adalah mempelajari bagaimana sebuah
institusi pemerintah berhasil mengadakan konferensi bertaraf
internasional di bidang yang sangat spesifik yaitu Real Estate. Konferensi
2 tahunan yang rutin diselenggarakan oleh INSPEN adalah International Real
Estate Research Symposium (IRERS).
Begitu beragam tugas yang diberikan kepada
perwakilan DJKN dalam program internship ini. Mulai dari bertindak sebagai
Secretariat Committee yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya acara
konferensi, hingga menjadi bagian dari Paper Review Committee yang memiliki
tugas besar bersama kolaborator yang berasal dari Professor Real Estate ternama
di dunia untuk menyeleksi paper yang ikut serta dalam perhelatan IRERS.
Kolaborator yang ikut serta dalam IRERS diantaranya Prof. Graeme Newell dari
Western Sydney University Australia, Dr. Jasmine Lay Cheng Lim dari
Belfast-Ulster University United Kingdom, Dr. Andrea Blake dari Queensland
University of Technology Australia, Prof. Hishamudin dari UTM Malaysia, serta
Prof. Ting dari UiTm Malaysia. Pada program attachment tersebut, perwakilan
DJKN Guntur Priadi juga didaulat sebagai Presenter dalam Academia Tips dimana
pada sesi tersebut Guntur memandu Prof Graeme Newell dari Australia dan
Dr.Jasmine Lay Cheng Lim dari UK untuk memberikan tips bagaimana mendapatkan
penelitian yang berkualitas dalam menjalani program PhD serta langkah-langkah
yang harus diperhatikan oleh orang-orang yang ingin melanjutkan pendidikan ke
jenjang PhD.
Dalam rangkaian perhelatan IRERS 2018 di Malaysia ini
juga banyak prestasi yang ditorehkan oleh pegawai DJKN yang ikut serta dalam
konferensi tersebut. Dari 6 paper yang
menjadi finalis dalam konferensi tersebut, terdapat 3 awards yang didapatkan
oleh perwakilan DJKN. Hal ini mengulangi prestasi serupa di perhelatan IRERS
2016 dimana pada saat itu terdapat 2 awards yang berhasil didapatkan oleh
perwakilan DJKN. Awards yang didapatkan oleh pegawai DJKN pada IRERS 2018
diantaranya:
1. 5th
Best Poster Presentation yang diraih oleh Helvita Dorojatun dan Edy Purwanto
dari KPKNL Palangkaraya yang menyajikan poster yang berjudul Potential Utilization Mapping of State Asset
in the Form of Land and Building Lease in Palangkaraya City.
2. Encouragement
Award yang diraih oleh M. Miftahul Huda Noor dari Sekretariat DJKN dengan paper yang berjudul Small Islands Valuation Modelling Based on Use Value: a Preliminary
Study.
3. Merit
Award yang diraih oleh Jerri Falson dari Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan
yang menyajikan paper dengan tajuk Analytic Hierarchy Process: An Empirical
Valuation for Intangible Asset.
Pada perhelatan IRERS 2018 DJKN juga mengirimkan wakil
pada 2 sesi seminar yaitu Industry
Session terkait Natural Resource
Valuation for Non-Commercial Purposes yang dibawakan oleh Muhamad Nahdi
dari Direktorat Penilaian serta pada Plenary
Session yang bertemakan Emerging Trends
and Evolving Diversity in Real Estate yang dibawakan oleh Tenaga Pengkaji
Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas KND, Arik Hariyono.
Satu hal yang dapat dipelajari dari Attachment Program maupun IRERS 2018 yang diikuti oleh para pegawai
DJKN adalah sebagai organisasi besar, DJKN perlu Sumber Daya Manusia dengan
kualitas yang memiliki kapasitas yang tinggi untuk bersaing secara global bukan
lagi di tingkat nasional namun ke tingkat internasional. Hal ini dibuktikan
dengan keikutsertaan pegawai DJKN pada program ini dimana pegawai DJKN dapat
berbicara banyak dan menorehkan prestasi yang bermanfaat bukan hanya untuk
pegawai itu sendiri namun juga untuk kemajuan organisasi secara luas.
Program attachment terutama memberikan suatu insight baru yang sangat mencerahkan.
Melalui program ini, kita dapat belajar banyak bagaimana sebuah organisasi di
negara lain dijalankan, bagaimana proses bisnis disana, etos kerja
pegawai-pegawai di sana, hingga integritas dan profesionalisme yang sangat
dijunjung tinggi di negara jiran tersebut. Indonesia dalam hal ini Kementerian
Keuangan RI dan DJKN dapat belajar banyak dari hal-hal positif tersebut. Etos
kerja dan profesionalisme yang dibangun di Kementerian Keuangan Malaysia bukan
hanya menginspirasi namun juga menjadi bahan refleksi positif bagi kemajuan
organisasi DJKN. Di lain kesempatan mungkin tidak hanya kita yang mengirimkan
pegawai untuk belajar namun pegawai negara lain juga dapat belajar tentang
organisasi di Indonesia karena Indonesia sebagai negara dengan populasi
penduduk terbesar ke 4 di dunia memiliki bonus demografi yang luar biasa besar
dari sisi Sumber Daya Manusia. Kemajuan pengelolaan Human Capital menjadi salah satu hal yang krusial dalam pembangunan
suatu bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bukan hanya memiliki wilayah
kedaulatan dan sumber daya alam yang luas dan berlimpah. Bangsa yang besar
adalah bangsa yang mampu mendayagunakan potensi manusia di negara tersebut
untuk berkembang membangun bangsa tersebut. Kali ini kita boleh belajar di
negara 16 negeri Malaysia, di lain kesempatan kita harus optimis bahwa negara
kita akan menjadi destinasi utama orang di luar sana untuk belajar (GP).