Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Tegal > Artikel
Aset Negara Dari Era Kolonial Itu Bernama Jembatan Kereta Api Tonjong Brebes
Ratna Astuti
Kamis, 14 Januari 2021   |   2220 kali

Menurut sumber dari www.heritage.kai.id, sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864.

Banyak jalur kereta api dibangun era kolonial dan masih eksis hingga sekarang. Salah satunya adalah Jembatan Kereta Api (KA) yang membentang di atas sungai Glagah, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi  Jawa Tengah. Jembatan KA ini merupakan peninggalan Belanda yang telah berumur lebih dari seratus tahun.

Jembatan tersebut tercatat sebagai aset negara/Barang Milik Negara (BMN) pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI. Meskipun lokasinya berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal, namun secara administrasi berada dalam pengelolaan KPKNL Jakarta I.

Sayang sekali jembatan sarat nilai sejarah tersebut ambruk beberapa waktu yang lalu. Diceritakan, pada hari Senin malam tanggal 11 Januari 2021  pukul 21.30 WIB lalu terjadi hujan deras, banjir dan arus air yang deras pada sungai tersebut, sehingga mengakibatkan tergerusnya salah satu pilar jembatan dan pilar jembatan pertama setinggi 22 meter pun roboh  dan jembatan pun putus.

Badan jembatan yang terbuat dari kerangka besi penyangga rel sepanjang 50 meter pun jatuh ke sungai, sehingga hanya tersisa rel yang menggantung di atas sungai. Sehari kemudian pada hari Selasa 12 Januari  2021 pukul 18.30 WIB, pilar jembatan KA yang merupakan pilar ketiga  sisi barat yang membentang di sungai Glagah, kembali ambruk.

Beruntung saat kejadian tidak ada kereta yang sedang melintas. Jembatan ini berada pada jalur ganda dan struktur jembatan antara jalur hulu dan hilir terpisah. Satu jembatan dibangun pada pelaksanaan double track beberapa tahun yang lalu dan kondisinya sangat baik dan masih bisa berfungsi. Namun demikian peristiwa tersebut membuat beberapa kereta mengalami keterlambatan sampai tujuan.

Jembatan KA yang terdapat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sebagian besar merupakan peninggalan Belanda. Umur jembatan yang sudah  tua, memerlukan pemeliharaan dan perbaikan yang sangat intensif. Perlu diantisipasi agar tidak terjadi kembali putusnya jembatan yang dapat mengakibatkan korban jiwa.

Dengan adanya pemeliharaan dan perbaikan jembatan kereta api di semua tempat, dapat menjadikan ketenangan penumpang kereta api ketika harus melalui jembatan yang panjangi, sehingga kita dapat menikmati keberadaan alam yang indah pada saat berada di atas  jembatan yang kuat. Ayo kita kelola dan kita jaga aset BMN pada perkeretaapian.

Penulis : Ratna Astuti

Diolah dari sumber daring

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini