Menurut sumber dari www.heritage.kai.id,
sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di
Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de
Beele tanggal 17 Juni 1864.
Banyak jalur kereta api dibangun era kolonial dan masih eksis hingga sekarang. Salah satunya adalah Jembatan
Kereta Api (KA) yang membentang di atas sungai Glagah, Desa Tonjong, Kecamatan
Tonjong, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa
Tengah. Jembatan KA ini merupakan peninggalan Belanda yang telah berumur lebih
dari seratus tahun.
Jembatan tersebut tercatat sebagai aset negara/Barang
Milik Negara (BMN) pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan RI. Meskipun lokasinya berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tegal, namun secara administrasi berada dalam pengelolaan KPKNL Jakarta I.
Sayang sekali jembatan sarat nilai
sejarah tersebut ambruk beberapa waktu yang lalu. Diceritakan, pada hari Senin
malam tanggal 11 Januari 2021 pukul 21.30
WIB lalu terjadi hujan deras, banjir dan arus air yang deras pada sungai
tersebut, sehingga mengakibatkan tergerusnya salah satu pilar jembatan dan
pilar jembatan pertama setinggi 22 meter pun roboh dan jembatan pun putus.
Badan jembatan yang terbuat dari kerangka besi penyangga rel sepanjang 50 meter pun jatuh ke sungai, sehingga hanya tersisa rel yang menggantung di atas sungai. Sehari kemudian pada hari Selasa 12 Januari 2021 pukul 18.30 WIB, pilar jembatan KA yang merupakan pilar ketiga sisi barat yang membentang di sungai Glagah, kembali ambruk.
Beruntung saat kejadian tidak ada kereta
yang sedang melintas. Jembatan ini berada pada jalur ganda dan struktur
jembatan antara jalur hulu dan hilir terpisah. Satu jembatan dibangun pada
pelaksanaan double track beberapa
tahun yang lalu dan kondisinya sangat baik dan masih bisa berfungsi. Namun
demikian peristiwa tersebut membuat beberapa kereta mengalami keterlambatan
sampai tujuan.
Jembatan KA yang terdapat di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa, sebagian besar merupakan peninggalan Belanda. Umur
jembatan yang sudah tua, memerlukan pemeliharaan dan perbaikan
yang sangat intensif. Perlu diantisipasi agar tidak terjadi kembali putusnya
jembatan yang dapat mengakibatkan korban jiwa.
Dengan adanya pemeliharaan dan perbaikan
jembatan kereta api di semua tempat, dapat menjadikan ketenangan penumpang
kereta api ketika harus melalui jembatan yang panjangi, sehingga kita dapat menikmati keberadaan alam yang indah pada
saat berada di atas jembatan yang kuat.
Ayo kita kelola dan kita jaga aset BMN pada perkeretaapian.
Penulis : Ratna Astuti
Diolah dari sumber daring