Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Public Speaking itu Mudah
Evi Rahmawati
Rabu, 30 Maret 2022   |   105221 kali

Penggunaan istilah public speaking ini sudah sangat lazim di telinga kita. Bukan istilah yang asing bagi masyarakat. Namun demikian ada beberapa definisi sebagai berikut :

Menurut Webster’s Thrid International Dictionary, terdapat dua pengertian mengenai public speaking yakni “The art of process of making speeches in public” dan “ The art of effective oral communication with an audience. Jadi menurut kamus ini public speaking adalah bagian seni dari proses penyampaian pidato didepan publik dan seni ilmu komunikasj lisan secara efektif dengan melibatkan pendengar (audience).
(Team PPK Public Speaking Tingkat Dasar / PPJ-Balai Diklat Kepemimpinan, Supriyanto). Bahkan sejarah mencatat bahwa kegiatan Public Speaking sudah dipraktikkan sejak jaman Sebelum Masehi yang dikenal dengan retorika. Terdapat 3 (tiga) bentuk retorika yang dikelompokkan berdasarkan tujuan dan fungsinya yaitu demi penemuan kebenaran, demi kekuasaan dan sebagai alat persuasi (Supriyanto-2019).

Kompetensi Public Speaking diharapkan dapat dipahami dan dipraktikkan dalam menunjang efektivitas pelaksanaan tugas pegawai Kementerian Keuangan. Meskipun kemampuan public speaking bukan sebuah kemampuan yang dibawa seseorang sejak lahir, namum public speaking dapat dilatih dan dikembangkan oleh setiap orang, maka berangkat dari keyakinan ini saat kemarin penulis mengikuti PJJ Public Speaking secara online yang diselenggarakan oleh BDK Magelang, satu jargon yang terus melekat di benak penulis, jargon yang terus di “senandungkan” selama PJJ berlangsung adalah ­“public speaking is easy” ya “Public Speaking itu Mudah”.

KPKNL Tangerang I kembali mengadakan kegiatan "Forum Cinta Ilmu" (FCI). FCI dibawakan oleh Evi Rahmawati dengan tema " Public Speaking". Forum Cinta Ilmu sebagai sarana KPKNL Tangerang I melakukan sharing session / sharing knowledge  setelah pegawai melakukan kegiatan PJJ. Seperti dijelaskan di atas pemahaman tentang public speaking selain dari definisi tersebut tentu saja masih terdapat beberapa definisi lainnya. Namun secara umum public speaking  adalah sebuah seni berkomunikasi yang dilakukan secara lisan untuk menyampaikan ide,gagasan, pesan dan pendapat yang bertujuan menginformasikan, menghibur, mempengaruhi dan dilakukan didepan audiens dengan metode dan struktur tertentu.

Mengapa membutuhkan metode dan struktur tertentu? Sebagaimana kita pahami ketika seseorang berbicara didepan publik pastilah berbicara tidak asal asalan, berbicara haruslah minimalnya terstruktur, jelas dan tidak berbelit belit. Kemampuan berbicara seperti demikian tentu saja membutuhkan latihan dan praktik secara konsisten dilakukan dengan sungguh sungguh. Berbicara didepan umum akan menjadi lebih mudah dilakukan ketika seorang pembicara atau speaker mampu mengemas pesan yang akan disampaikan didepan audience dengan sempurna.

Nah, mari kita sederhanakan cara kita memahami mengapa public speaking itu menjadi mudah. Siapapun kita pada waktu tertentu pasti akan membutuhkan ketrampilan public speaking.

Sebagai seorang ASN menguasai kemampuan berbicara didepan publik adalah sebuah keharusan. Jadi hilangkan perasaan tidak mampu dan perasaan rendah diri sedini mungkin. Beberapa manfaat mempelajari Public Speaking adalah untuk menunjang karir, menyatukan banyak orang untuk bersama, mendukung pencapaian target, membangun keyakinan dan kepercayaan diri, menjangkau waktu orang dalam waktu yang cepat, serta berbagai manfaat lainnya. Beberapa strategi dan juga metode memulai berbicara didepan publik salah satunya adalah dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, “biasakan membuka jalan di “otak” kata Coach Sampurna Budi yang akrab disapa Uncle Sam untuk terus melatih kemampuan berbicara. Menghadirkan “WHY” atau alasan mengapa kita perlu berbicara. Salah satu teknik menghadirkan “WHY” adalah dengan teknik Miskat (secara psikologi) audience /pendengar akan bersedia mendengarkan kita karena alasan alasan berikut :

a.     Pembicara menawarkan sebuah solusi.

b.     Pembicara memberikan sebuah cerita /pesan yang menarik.

c.     Pembicara menjanjikan sebuah impian.

d.     Pembicara bisa jadi menyampaikan sebuah ketakutan.

Mari kita pahami sesederhana mungkin, sebagai contoh tema “meningkatkan kapasitas diri”  adalah sebuah tema dengan “WHY” berupa solusi. Atau katakanlah pembicara menceritakan tentang sebuah kisah menarik yang bisa diambil pelajaran/hikmahnya. Pembicara menjanjikan sebuah impian kesuksesan, penjualan produk tertentu secara cepat, dsbnya. Dan terakhir adalah bisa jadi pembicara menyampaikan sebuah ketakutan dengan tema “ bahaya narkoba “. Sederhana ya Sobat Tekad, langkah awal yang perlu kita persiapkan dengan baik  adalah menghadirkan kerangka “WHY”.

Sebagai pembicara yang baik sekurang kurangnya memenuhi unsur 4C + 1D yaitu : credible (initial credibility), competent (memiliki kemampuan), compatible (sesuai materi) caring (peduli dan peka) dan dinamic (dinamis). Sehingga seluruh pesan akan tersampaikan dengan baik. 

Nah tentu saja menyiapkan sebuah tema bukan satu satunya yang perlu kita persiapkan dengan baik. Langkah selanjutnya dalah menyiapkan diri secara utuh, mental dan spiritual. Oops tenang saja, ini tidak seberat yang SobatTekad pikir. Tarik nafas dalam dan rasakan betapa kita sangat beruntung memiliki nafas hari ini. Pernah dengar ya, seorang speaker yang mendadak dilanda kegugupan, stress yang mendera. Jangan khawatir pasti ada solusinya.

Teknik Mengelola Kegugupan

Penulis menyadari bahwa berlatih public speaking tidak dapat instan, bahkan dapat dikatakan ketika seorang speaker belum berbicara langsung di depan audience maka ia belum bisa merasakan praktek yang sebenarnya. Namum demikian tidak dapat dipungkiri bahwa speaker  pemula tentu saja tidak akan lepas dari perasaan gugup,rasa cemas dan bahkan terkadang mendadak blank sesaat sebelum tampil. 

Dan kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi. Meskipun perasaan di atas merupakan perasaan yang secara umum wajar, tetap saja tidak boleh dibiarkan dan menjadi halangan, sehingga pembicara mampu menghadirkan penampilan yang terbaik. Yuk cari tahu bagaiman seharusnya kita menyikapi kondisi seperti tersebut diatas.

a.     Sadarilah bahwa kegugugupan dan rasa cemas adalah sebuah perasaan yang normal.

b.     Refleksikan tubuh menjadi kondisi yang lebih rileks, dengan tubuh yang lebih rileks maka perasaan, pikiran dan perilaku yang terbentuk akan otomatis menjadi lebih baik. Ketika perasaan membaik, pikiran kita lebih terkontrol dan mampu menjadikan perilaku yang juga selaras.

c.     Visualisasikan kesuksesan, penuhi pikiran kita dengan sebuah kesuksesan, bayangkan ketika kita berada didepan audience  kita mampu memikat mereka dengan sempurna, lalui prosesnya nikmati hasilnya.

d.     Motivasi diri untuk terus berkembang dan memberikan penampilan yang terbaik. Geserlah fokus ke pikiran, gerakan tubuh (emotion is created) lakukan gerakan sefelksibel mungkin.

e.     Tarik nafas dan aturlah pernafasan serileks mungkin. Lakukan berulang sebelum tampil di hari H.

f.       Last but not least, menguasai materi menjadi hal yang tentu harus dipersiapkan dengan matang.

 

Struktur Public Speaking

Dalam melaksanakan public speaking ada struktur yang harus dipenuhi agar kegiatan public speaking berjalan dengan lancar. Apa saja urutan struktur dalam public speaking tersebut.

a.     Opening : Salah satu kunci keberhasilan public speaking ada di 3 menit pertama ketika seorang pembicara berdiri di hadapan publik. Pada saat opening, sebaiknya bukan saja sekedar salam dan sapa, pembicara yang baik harus mampu membangun chemistry yang tepat didepan audience. Perkenalkan diri dengan santun dan sekaligus tumbuhkan building rapport  dengan kerendahan hati dan edifikasi yang positif (memuji audience denga bahasa yang tulus dalam hati dan tidak dibuat buat).

Sampaikan initial credibility atau sederhananya menyajikan / menggambarkan reputasi baik yang melekat pada kita kepada audience dengan cara yang menarik. Seorang pembicara yang baik harus memiliki default yang melekat yaitu SEO (smile, eye contact dan open posture), gunakan isyarat NODS (neutral, open defined, dan strong). Yang pada intinya perlihatkan ekspresi wajah yang terbuka, bahasa tubuh yang positif, volume yang fleksibel namun tetap memperhatikan artikulasi (pengucapan/pelafalan), intonasi, serta  aksentuasi/strech (penekanan /penitikberatan pada kata atau kalimat.)*  aksentuasi/ak·sen·tu·a·si/ /akséntuasi/ 1 pemberian tekanan suara pada suku kata atau kata; 2 pengutamaan; penitikberatan; penekanan


Meskipun dalam opening dibutuhkan kurang lebih 10 % atau katakanlah 5 sd 10 menit dari keseluruhan total waktu yang digunakan. Pada praktek sesungguhnya seorang pembicara harus mampu menyajikan 3 menit pertama yang berpengaruh.

a.      Body Content

            Ada sebuah quote bagus “ 1 ton teori tidak lebih berharga jika tidak praktek” begitulah pubic speaking, tanpa berlatih dan praktek secara langsung                    rasanya kemampuan berbicara di depan publik tidak akan mengalami peningkatan. Jika tadi di bagian awal disampaikan bahwa opening harus                        minimalnya meninggalkan kesan memukai di 3 menit pertama, maka pada bagian kedua struktur dalam public speaking unsur yang juga harus                          dipenuhi adalah body content yang juga tidak kalah memukau.

           Dalam body content yang perlu dipahami adalah unsur unsur seperti  :

a.     Bahasa tubuh yang positif, volume yang fleksibel namun tetap memperhatikan artikulasi (pengucapan/pelafalan), intonasi, serta  aksentuasi/strech (penekanan /penitikberatan pada kata atau kalimat. Tidak berbeda pada opening pada bagian body content seluruh default ini harus melekat pada seorang pembicara.

b.     Tetapkan tema dan tujuan cerita, optimalkan penggunaan panca indra ketika menyampaikan tema tersebut kepada pendengar.

c.     Upayakan terstruktur, tersusun dan terukur dengan baik, tidak perlu bertele tele, padat dan bungkus dengan gaya yang memikat pendengar dengan ciri khas yang pembicara miliki. Jika diselingi dengan metode story telling,  buatkan cerita dengan alur yang mengesankan.

d.     Komponen body content  setidaknya mengisi 80

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini