SMALL TALK VS DEEP TALK
Sobat Tekad, pernah mendengar istilah
kata diatas ?
Small Talk dalam istilah sehari hari lebih
mudahnya adalah percakapan sederhana yang diciptakan
sedemikian rupa ketika kita bertemu dengan seseorang, bukan sekedar basa basi tetapi lebih kepada
percakapan sederhana, meskipun
ringan dan tidak harus mempunyai tujuan tertentu dan tidak perlu di ingat ingat, namun
percapakan sederhana yang akhir akhir ini istilahnya sering
muncul, menjadi satu bahasan yang menarik untuk
dikulik. Kemampuan seseorang menciptakan small talk sangat dipengaruhi oleh beberapa latar belakang tertentu.
Menurut
Wikipedia Small
talk is
an informal type of discourse that does not cover
any functional topics of conversation or
any transactions that need to be addressed.[1] In
essence, it is polite conversation about unimportant things.[2]
Small Talk menyiratkan percakapan yang sederhana, sopan dan bukan tentang hal hal penting. Small Talk juga berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bayangkan ketika Anda bertemu dengan relasi / satuan kerja/ atau siapapun yang mungkin Anda temui dalam waktu yang tidak direncanakan, maka lazimnya untuk lebih membangun situasi yang diharapkan, percakapan percakapan informal harus dimulai. Apa jadinya ketika Anda tidak terbiasa melakukan komunikasi dengan baik? Atau katakanlah komunikasi interpersonal Anda tidak terlalu sering dilatih, maka kekakuan dan situasi yang tdk diharapkan akan lebih mendominasi.
Yang perlu diperhatikan agar Small Talk yang kita lakukan
tetap meninggalkan kesan yang baik antar lain : Saat memulai percakapan dengan lawan bicara
awali dengan hal hal yang positif, ramah dan hangat.
Ucapkan “Salam”, “Halo”
atau “Hai” dan suara bersemangat dan bersahabat; Perhatikan bahasa tubuh lawan bicara dan pekalah terhadap
setiap perubahan mimik maupun gestur lawan bicara dengan halus dan sopan bukan
menyelidi; Carilah topik pembicaraan yang ringan/happening/up to date / tidak membosankan; Berikan respon yang sempurna
dan curahkan perhatian
penuh pada lawan bicara; Jangan salah menempatkan diri ya.
Meski Small Talk merupakan hal yang mudah dilakukan, kemampuan berkomunikasi secara luwes akan terasa sulit jika tidak diasah.
Kemampuan berkomunikasi, membiasakan diri bersikap ramah,
cepat tanggap, ekspresif berfikir positif juga selayaknya diupayakan. Tidak perlu berlebihan ketika melakukannya, tetapi lakukan dengan tepat, hati hati dan tidak membosankan. Teringat
beberapa waktu yang lalu Erwin Parengkuan seorang mentor Public Speaking yang juga membahas terkait komunikasi model ini. Ada istilah
menggelitik yang akhir akhir ini berkembang di kaum milenial
seperti dikutip dari link Instagram : https://www.instagram.com/p/CZmDu05PTe-/?utm_medium=copy_link Sebagai contoh, ada
beberapa kata kata yang tidak pas kita gunakan, yang terjadi tentu saja percakapan menjadi berantakan. Ini artinya
bahwa ketika kita salah menempatkan kata kata
pada pembicaraan ringan sekalipun, yang terjadi sesungguhnya adalah
secara tidak langsung kita membuat
percakapan menjadi tidak lagi nyaman. Maka tetap berhati hati dalam pemilihan kata kata atau diksi.
Pembahasan selanjutnya adalah “Deep Talk”.
Deep Talk adalah percakapan mendalam dua arah yang membicarkan banyak hal bermakna. Apa saja manfaat dan contoh pertanyaannya. Deep Talk tidak selalu tentang curhatan pribadi, keluarga atau hal hal yang sensitif lainnya, meskipun ungkapan deep talk yang berkembang saat ini lebih kepada hal hal demikian. Deep Talk mungkin tidak sepopuler istilah “kongkow” atau “hang out” tetapi seiring berkembangnya jaman, deep talk menjadi sebuah kebutuhan yang juga banyak dicari dan diminati berbagai kalangan, bisa menjadi bahasan tertentu ketika berbicara tentang komunikasi. Deep Talk menekankan tentang percakapan yang berkualitas, percakapan panjang yang membutuhkan pembahasan mendalam bahkan sering kali menciptakan solusi atas masalah masalah tertentu. Deep Talk membutuhkan keterbukaan dan kerelaan kedua belah pihak untuk duduk bersama menghabiskan waktu untuk pembicaraan tertentu. Deep Talk tidak sekedar berbicara tanpa arti dan tujuan meskipun tidak ada syarat dan aturan khusus ketika melakukannya.
Manfaat Deep Talk diantaranya adalah :
1. Karena
percakapan terjadi dua arah maka percakapan lebih berkembang, topik yang diangkat bisa saja random tetapi ketika pembahasan lebih
lanjut maka percakapan akan lebih
menarik.
2. Biasanya
bersifat pribadi atau tidak menutup kemungkinan tentang hal hal bersifat umum kemudian mengerucut pada pendapat
pribadi, berlanjut dengan pembahasan dari
berbagai sudut pandang, dan biasanya akan semakin memepertajam nalar dan argumen.
3.
Mengutamakan
tema yang ditawarkan/ dibawa oleh salah satu pihak dan bisa jadi selanjutnya mengasah empati kedua
belah pihak.
4. Membangun komunikasi antar personal dengan
lebih baik.
5. Menciptakan kedekatan emosional yang positif, dstnya.
Deep Talk memberikan ruang yang lebih melegakan
untuk mengungkapkan seluruh
perasaan yang yang berkecamuk, jika yang menjadi topik pembicaraan
adalah hal hal yang pribadi. Deep Talk memperkaya nuansa
dan sudut pandang kedua belah pihak. Tentu saja sebelum memulai percakapan, Anda tidak boleh salah
pilih lawan bicara, pastikan lawan bicara
adalah orang yang benar benar Anda percayai, perasaan nyaman dan baik. Deep Talk mampu memberi
kebahagiaan dan menyehatkan. Seperti lagu
Afgan “Bukan Cinta Biasa” Deep Talk juga bukan percakapan biasa. Jadi lakukan
disaat yang tepat dan dengan
cara yang tepat.
Akhirnya, Small Talk vs Deep Talk, keduanya membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Maka teruslah berlatih mengasah kemampuan kita dalam berkomunikasi secara aktif, ekspresif tanpa agresif.
Disclaimer : pendapat pribadi
Ditulis : Evi Rahmawati