Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Small Talk vs Deep Talk
Evi Rahmawati
Rabu, 09 Februari 2022   |   222007 kali

SMALL TALK VS DEEP TALK

Sobat Tekad, pernah mendengar istilah kata diatas ?

Small Talk dalam istilah sehari hari lebih mudahnya adalah percakapan sederhana yang diciptakan sedemikian rupa ketika kita bertemu dengan seseorang, bukan sekedar basa basi tetapi lebih kepada percakapan sederhana, meskipun ringan dan tidak harus mempunyai tujuan tertentu dan tidak perlu di ingat ingat, namun percapakan sederhana yang akhir akhir ini istilahnya sering muncul, menjadi satu bahasan yang menarik untuk dikulik. Kemampuan seseorang menciptakan small talk sangat dipengaruhi oleh beberapa latar belakang tertentu.

Menurut Wikipedia Small talk is an informal type of discourse that does not cover any functional topics of conversation or any transactions that need to be addressed.[1] In essence, it is polite conversation about unimportant things.[2]

Small Talk menyiratkan percakapan yang sederhana, sopan dan bukan tentang hal hal penting. Small Talk juga berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bayangkan ketika Anda bertemu dengan relasi / satuan kerja/ atau siapapun yang mungkin Anda temui dalam waktu yang tidak direncanakan, maka lazimnya untuk lebih membangun situasi yang diharapkan, percakapan percakapan informal harus dimulai. Apa jadinya ketika Anda tidak terbiasa melakukan komunikasi dengan baik? Atau katakanlah komunikasi interpersonal Anda tidak terlalu sering dilatih, maka kekakuan dan situasi yang tdk diharapkan akan lebih mendominasi. 


Yang perlu diperhatikan agar Small Talk yang kita lakukan tetap meninggalkan kesan yang    baik antar lain : Saat memulai percakapan dengan lawan bicara awali dengan hal hal yang positif, ramah dan hangat. Ucapkan “Salam”, “Halo” atau “Hai” dan suara bersemangat dan bersahabat;  Perhatikan bahasa tubuh lawan bicara dan pekalah terhadap setiap perubahan mimik maupun gestur lawan bicara dengan halus dan sopan bukan menyelidi;  Carilah topik pembicaraan yang ringan/happening/up to date / tidak membosankan; Berikan respon yang sempurna dan curahkan perhatian penuh pada lawan bicara;   Jangan salah menempatkan diri ya. 


Meski Small Talk merupakan hal yang mudah dilakukan, kemampuan berkomunikasi secara luwes akan terasa sulit jika tidak diasah. Kemampuan berkomunikasi, membiasakan diri bersikap ramah, cepat tanggap, ekspresif berfikir positif juga selayaknya diupayakan. Tidak perlu berlebihan ketika melakukannya, tetapi lakukan dengan tepat, hati hati dan tidak membosankan. Teringat beberapa waktu yang lalu Erwin Parengkuan seorang mentor Public Speaking yang juga membahas terkait komunikasi model ini. Ada istilah menggelitik yang akhir akhir ini berkembang di kaum milenial seperti dikutip dari link Instagram :  https://www.instagram.com/p/CZmDu05PTe-/?utm_medium=copy_link  Sebagai contoh, ada beberapa kata kata yang tidak pas kita gunakan, yang terjadi tentu saja percakapan menjadi berantakan. Ini artinya bahwa ketika kita salah menempatkan kata kata pada pembicaraan ringan sekalipun, yang terjadi sesungguhnya adalah secara tidak langsung kita membuat percakapan menjadi tidak lagi nyaman. Maka tetap berhati hati dalam pemilihan kata kata atau diksi.

Pembahasan selanjutnya adalah “Deep Talk”.

Deep Talk adalah percakapan mendalam dua arah yang membicarkan banyak hal bermakna. Apa saja manfaat dan contoh pertanyaannya. Deep Talk tidak selalu tentang curhatan pribadi, keluarga atau hal hal yang sensitif lainnya, meskipun ungkapan deep talk yang berkembang saat ini lebih kepada hal hal demikian. Deep Talk mungkin tidak sepopuler istilah “kongkow” atau “hang out” tetapi seiring berkembangnya jaman, deep talk menjadi sebuah kebutuhan yang juga banyak dicari dan diminati berbagai kalangan, bisa menjadi bahasan tertentu ketika berbicara tentang komunikasi. Deep Talk menekankan tentang percakapan yang berkualitas, percakapan panjang yang membutuhkan pembahasan mendalam bahkan sering kali menciptakan solusi atas masalah masalah tertentu. Deep Talk membutuhkan keterbukaan dan kerelaan kedua belah pihak untuk duduk bersama menghabiskan waktu untuk pembicaraan tertentu. Deep Talk tidak sekedar berbicara tanpa arti dan tujuan meskipun tidak ada syarat dan aturan khusus ketika melakukannya.

Manfaat Deep Talk diantaranya adalah :

1.  Karena percakapan terjadi dua arah maka percakapan lebih berkembang, topik yang diangkat bisa saja random tetapi ketika pembahasan lebih lanjut                maka percakapan akan lebih menarik.

2.  Biasanya bersifat pribadi atau tidak menutup kemungkinan tentang hal hal bersifat umum kemudian mengerucut pada pendapat pribadi, berlanjut                    dengan pembahasan dari berbagai sudut pandang, dan biasanya akan semakin memepertajam nalar dan argumen.

3.    Mengutamakan tema yang ditawarkan/ dibawa oleh salah satu pihak dan bisa jadi selanjutnya mengasah empati kedua belah pihak.

4.    Membangun komunikasi antar personal dengan lebih baik.

5.    Menciptakan kedekatan emosional yang positif, dstnya.

Deep Talk memberikan ruang yang lebih melegakan untuk mengungkapkan seluruh perasaan yang yang berkecamuk, jika yang menjadi topik pembicaraan adalah hal hal yang pribadi. Deep Talk memperkaya nuansa dan sudut pandang kedua belah pihak. Tentu saja sebelum memulai percakapan, Anda tidak boleh salah pilih lawan bicara, pastikan lawan bicara adalah orang yang benar benar Anda percayai, perasaan nyaman dan baik. Deep Talk mampu memberi kebahagiaan dan menyehatkan. Seperti lagu Afgan “Bukan Cinta Biasa” Deep Talk juga bukan percakapan biasa. Jadi lakukan disaat yang tepat dan dengan cara yang tepat.

Akhirnya, 
Small Talk vs Deep Talk, keduanya membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Maka teruslah berlatih mengasah kemampuan kita dalam berkomunikasi secara aktif, ekspresif tanpa agresif.


 Disclaimer : pendapat pribadi

 Ditulis        : Evi Rahmawati

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini