Kemenkeu Satu
Kemenkeu Tepercaya membahana di seluruh satuan kerja lingkup Kementerian
Keuangan dalam Focus Group Discussion (FGD)
Pejabat Administrator triwulan II tahun 2021 lalu dimana tema tersebut diangkat
dilatarbelakangi oleh hasil survei budaya Kemenkeu pada tahun 2019 yang
masih perlu peningkatan dan penguatan akan nilai-nilai dan rasa satu keluarga
dari para pegawainya. Tidak ada tempat bagi ego individual dan ego unit sehingga
diperlukan kebijakan joint atau mutasi antar unit Eselon 1 (UE1), demikian
salah satu harapan
Sekretaris
Jenderal (Sekjen) Heru Pambudi agar supaya bisa menciptakan budaya yang cair dan
lebih menekankan pada pentingnya teamwork yang disebut Kemenkeu Satu dengan
tujuan akhir selanjutnya yakni Kemenkeu Trpercaya.
Sebagaimana
diketahui, Kemenkeu memiliki beberapa Unit Eselon 1 dengan kewenangan, proses bisnis dan
sistem layanannya masing-masing, namun kolaborasi dalam mendukung Kemenkeu Satu
tidak menghilangkan hal tersebut melainkan berupa kolaborasi fungsi, prosedur
dan teknologi informasi dan komunikasi serta bekerjasama untuk tumbuh
bersama-sama serta adanya standarisasi layanan, sikap dan perilaku untuk semua
unit UE1.
Terdapat
7 (tujuh) program yang akan dilaksanakan dalam rangka penguatan budaya dan
sistem Kemenkeu Satu, yaitu :
1. Penguatan budaya dan SDM Kemenkeu (refocusing sinergi
dan integritas)
2. Penguatan kolaborasi pengembangan dan pengelolaan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi)
3. Kolaborasi pengelolaan aset dan efisiensi tata ruang kantor
4. Regulasi dan advokasi yang optimal
5. Penguatan kolaborasi pengelolaan komunikasi
6. Penguatan kolaborasi manajemen keuangan dan kinerja Kemenkeu
7. Simplifikasi proses bisnis dan transformasi organisasi.
Konsep Kemenkeu
Satu ini kemudian semakin ditekankan lagi dalam FGD Pejabat Administrator
triwulan III tahun 2021 yang mengangkat tema “Menuju Kemenkeu Government 4.0”, terkait
peningkatan awareness para
pegawai atas konsep digital
governance yang dirancang dalam konsep Rencana Kerja Masa Depan
(RKMD). Dalam RKMD, Kemenkeu diharapkan akan berkembang menjadi organisasi
tanpa sekat (borderless
organization), bahwa data, aset, dan sumber daya manusia (SDM)
adalah milik Kemenkeu, sehingga setiap UE1 harus bersedia berbagi data, berbagi
ruang kerja, dan bertukar SDM untuk kepentingan organisasi (cross function) sebagai New Ways of Working.
Pegawai kemenkeu
tentunya perlu mendukung upaya terkait cross function (lintas fungsi)
dimaksud sebagai arah kebijakan baru dalam organisasi, dan untuk
efektivitas implementasi kebijakan, para pegawai tentunya perlu memahami lebih
lanjut konsep dari kebijakan dimaksud dan manfaat apa yang kemudian dapat
dirasakan baik secara langsung ke individu masing-masing maupun organisasi
secara keseluruhan.
Menurut
Syandeep kashyap dalam artikelnya pada website www.proofhub.com,
diketahui manfaat atau alasan yang luar biasa dari kolaborasi suatu lintas
fungsi diantaranya adalah :
1. Mendapatkan wawasan yang lebih baik
Kolaborasi akan membawa wawasan baru
karena orang akan berpikir dengan cara baru, dengan pikiran yang berbeda dan memainkan
peran yang berbeda yang kemudian akan membantu mereka membuat kesalahan dengan cerdas,
mengambil risiko yang lebih baik, dan memacu inovasi dan kreativitas.
2. Memicu ide-ide inovatif
Untuk menghadirkan ide-ide kreatif,
kolaborasi lintas fungsi adalah pilihan yang tepat, karena kreativitas adalah
proses kerja sama kelompok dengan keahlian masing-masing yang unik sehingga memunculkan
beberapa perspektif baru karena mereka berpikir di luar kotak untuk secara
substansial membawa hasil yang lebih baik.
3. Keterlibatan pegawai akan pekerjaannya
Dalam beberapa tahun terakhir,
keterlibatan pegawai akan pekerjaannya tampaknya menurun, dimana menurut jajak
pendapat Gallup 2013, 63% karyawan “tidak terlibat” dengan pekerjaan mereka
saat ini, mungkin bisa dibilang salah satunya karena rutinitas semata dengan
pekerjaan yang sama setiap hari. Oleh karena itu, beralih ke lintas fungsi
dapat meningkatkan dinamika tempat kerja dan akan membantu dalam memerangi
mentalitas silo dan menjembatani kesenjangan antar pegawai di berbagai UE1.
4. Melatih keterampilan komunikasi
Mungkin perlu membangun komunikasi
yang efektif atas sekelompok orang baru yang beragam pada lintas fungsi sehingga
perlu mengembangkan skil komunikasi dalam pekerjaan dan mendiskusikan umpan
balik yang konstruktif dengan memahami berbagai permasalahan keragaman.
5. Mengembangkan keterampilan manajemen
Fungsi silang memiliki nilai bagus
lainnya dalam mengasah keterampilan manajemen. Anda perlu mengembangkan
keahlian khusus untuk bekerja dengan latar belakang dan gaya kerja yang beragam
baik sebagai bawahan maupun sebagai atasan.
6. Menghancurkan stereotip dan menciptakan persatuan
Dalam lintas fungsi, maka akan
terbentuk saling memahami upaya satu sama lain dan memanfaatkan pengetahuan masing-masing,
kemudian mulai berbagi tujuan bersama dan menumbuhkan sedikit pemahaman.
Proses kerja lintas fungsi akan
memberi kesempatan untuk berkinerja tinggi sehingga dapat menghasilkan sesuatu
yang besar, tumbuh lebih andal, dan menghadapi tantangan besar. Bersama-sama dapat
menciptakan rasa persatuan, menghancurkan berbagai macam stereotip dan belajar
lebih banyak tentang kesabaran, sehingga menimbulkan kepercayaan bagi
organisasi.
Dunia manajemen selama ini
mengandalkan spesialisasi demi memcapai tujuan efisiensi ekonomi dimana
seseorang yang mengerjakan satu pekerjaan yang berulang akan mampu menciptakan
produktivitas yang maksimal. Namun, paradigma generalisasi gaya baru melalui Cross
Function sebagai New Ways of Working merupakan terobosan baru yang
perlu terus dimonitoring pelaksanaannya dan dievaluasi secara hati-hati
mengingat kemenkeu sebagai organisasi holding yang memiliki cakupan pekerjaan
yang luas.
Walaupun bisa jadi menjadi suatu hal
yang menakutkan, perubahan adalah suatu keniscayaan, oleh karena itu sebagai
pegawai kemenkeu harus selalu siap menyongsong perubahan itu sendiri.