Siapa di antara kita yang suka membuat resolusi akhir tahun?
Pergantian tahun kerap dikaitkan
dengan introspeksi diri serta pembuatan goals atau tujuan yang ingin
dicapai di tahun selanjutnya. Semua dilakukan supaya di tahun ke depan, kita
bisa menjadi versi yang lebih baik daripada versi sekarang. Meskipun sebenarnya
banyak yang beranggapan bahwa tidak perlu menunggu tahun baru untuk membuat
resolusi dan refleksi diri, namun awal tahun memang telah menjadi suatu
momentum yang mudah diingat untuk membuat tujuan serta rencana yang ingin
dicapai.
Sayangnya, acapkali rencana
tersebut kandas di tengah jalan. Studi menunjukkan bahwa 45% orang gagal untuk meneruskan
resolusi mereka di bulan Februari (Norcross
dan Vangarelli, 1988).
Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa membantu untuk tetap berada di jalur yang
tepat selama masa pencapaian tujuan. Salah satunya adalah dengan memilih tujuan
yang tepat.
Memilih tujuan dengan tepat akan
mempermudah dalam mencapai tujuan tersebut. Berikut merupakan satu metode yang populer
digunakan untuk membuat tujuan, yakni metode SMART:
S – Specific
Tujuan harus dibuat secara jelas,
rinci dan jangan mengambang. Contohnya, akan lebih baik jika kita “ingin menamatkan
seri pertama buku Harry Potter di tahun 2023”, daripada hanya “ingin membaca
satu buku fantasi di tahun 2023”.
M – Measurable
Tujuan yang kita tetapkan harus
bisa diukur progresnya dengan jelas. Ketika kita membaca buku, maka progresnya jelas
terlihat dari berapa jumlah halaman yang kita baca. Hal tersebut akan membuat
kita lebih mudah untuk mengira-ngira apakah goals kita akan tercapai atau
tidak sampai akhir tahun, serta memudahkan kita dalam menyusun strategi untuk
mencapai target tersebut.
A – Achievable
Buat tujuan yang tinggi dan
menantang, namun kira-kira masih bisa tercapai. Seperti contoh sebelumnya, kita
ingin menamatkan seri pertama buku Harry Potter, yang memiliki lebih dari tiga
ratus halaman dalam veri bahasa Indonesia. Bagi seseorang yang sibuk, hal ini merupakan
hal yang menantang, namun masih bisa untuk dilakukan. Dengan demikian pemilihan
goal akan berbeda setiap orang tergantung dari bagaimana keseharian yang
dia lakukan. Ingatlah untuk memilih tujuan yang membuat kita tertantang untuk
melakukannya, namun masih dalam batas wajar yang bisa dilakukan.
R – Relevant
Hanya dengan tiga poin di atas (Specific,
Measurable, Achievable) kita bisa membuat banyak tujuan yang beragam. Namun
satu hal ini yang bisa membuat apakah tujuan memiliki kesempatan lebih besar
untuk direalisasikan atau tidak, relevant. Jika tujuan kita relevan
dengan hal yang penting dalam hidup kita, maka kemungkinan besar kita akan
lebih nyaman dan bersemangat untuk menggapainya, Contoh, kita merupakan orang
yang memiliki value bahwa membaca adalah hal yang sangat penting dan
bahkan bisa membuat produktivitas kita meningkat. Maka pemilihan tujuan “ingin menamatkan
seri pertama buku Harry Potter di tahun 2023” sejalan dengan value kita.
Begitu pula dengan orang yang beranggapan bahwa seseorang perlu sehat untuk
bisa menjalani hidup, maka tujuan “finish marathon 5K satu kali dalam
setahun” dianggap relevan dengan dirinya.
T – Time bound
Buat waktu yang spesifik mengenai
pencapaian goal, seperti time line dengan hari, tanggal, dan jangka
waktu yang spesifik. Selain jangka waktu “di tahun 2023”, kita bisa memecah
waktu tersebut, mungkin secara spesifik, di bulan Maret harus sampai chapter 3,
sampai bulan Desember sampai di chapter terakhir.
Setelah, menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan Metode
SMART, ada beberapa hal ekstra yang bisa menjaga kita untuk bisa terus
termotivasi:
-
Create support system, dengan teman atau
komunitas yang bisa membuat kita bangkit lagi ketika kita mulai bermalas-malasan
atau hilang arah. Bisa juga dengan aplikasi pengingat tujuan yang tersedia di appstore
dan playstore.
-
Failure is part of the process. Lebih
baik kita paham di awal bahwa terkadang goal yang kita tetapkan sulit
untuk dicapai. Dengan beranggapan demikian, maka ketika kegagalan datang, maka diri
kita telah siap terhadap kekecewaan dan ekspektasi yang terlalu tinggi.
-
Stay positive but realistic. Kita boleh
optimis dalam proses pencapaian tujuan, namun ketika dirasa kita tidak akan
mampu mencapai tujuan tersebut, maka kita tetap harus realistis serta melakukan
berbagai penyesuaian.
- Gradual approach, cheer small things. Jika
kita memecah tujuan utama ke dalam tujuan lain yang lebih kecil, maka setiap kita
berhasil mencapai tujuan kecil tersebut, ada baiknya jika kita melakukan perayaan.
Tidak perlu perayaan yang besar, cukup dengan perayaan yang sederhana. Hal ini
akan membuat kita senang dan termotivasi terus untuk mencapai milestone-milestone
kecil yang lain.
- Motivasi dari dalam diri. Selalu ingat untuk memunculkan
motivasi dari diri sendiri. Jangan mengandalkan dan bergantung pada orang lain
untuk tujuan kita. Karena apabila motivasi di luar diri kita hilang, maka kita
tidak punya dorongan yang kuat untuk meneruskan pencapaian tujuan tersebut.
Referensi
https://www.nytimes.com/2018/12/27/smarter-living/the-edit-new-years-resolutions.htmlBuilding
resillience
Norcross, J. C., & Vangarelli, D. J. (1988). The resolution solution: Longitudinal examination of New Year's change attempts. Journal of substance abuse, 1(2), 127-134.