Siapa yang menyangka bahwa wujud cinta kepada negeri dapat diberikan melalui menjaga kesehatan finansial masing-masing?
Pasalnya, bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan pensiun ketika memasuki usia tertentu, kehilangan sumber penerimaan yang besar secara tiba-tiba tentunya bisa mendisrupsi kegiatan dan gaya hidup sehari-hari. Dengan demikian, tak sedikit yang terjerumus untuk melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya, seperti melakukan fraud sampai terjerat pinjaman online.
Faktanya, kehilangan sumber pendapatan utama bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya fraud. The Fraud Triangledari Donald R. Cressey menyatakan bahwa ada tiga pendorong manusia melakukan fraud, yakni “Opportunity”, “Pressure”, dan “Rationalization”. Contoh berkesinambungan dari ketiga faktor tersebut adalah, ketika seseorang memiliki tekanan untuk memenuhi gaya hidup tertentu, kemudian dia memiliki kesempatan untuk melakukan fraud karena dia mengetahui celah dari pekerjannya. Lebih lanjut lagi, dia juga merasionalisasi bahwa apa yang dilakukan adalah “hanya” mengambil “sebagian kecil uang” dari perusahaan yang dianggap sebagai haknya setelah bekerja keras selama bertahun-tahun. Dengandemikian, fraud akan sulit untuk dihindarkan.
Untuk menghindari hal diatas, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan keuangan pribadi sebaik mungkin. Dalam ilmu perencanaan keuangan, berikut merupakan angka perencanaan keuangan:
1. Menentukan Tujuan Keuangan
Di langkah awal ini, kita harus menentukan dulu apa tujuan keuangan yang ingin kita capai.
Dalam piramida perencanaan keuangan, minimal tujuan finansial kita adalah memiliki penghasilan di atas pengeluaran; memiliki dana darurat; dan melunasi hutang konsumtif. Setelah itu, baru kita bisa beranjak ke asuransi, investasi, sampai dengan persiapan dana pensiun dan warisan.
2. Financial Check Up
Financial check up merupakan langkah untuk melihat bagaimana situasi keuangan kita sekarang. Secara teori, kita akan melihat aset dan utang, serta penerimaan dan pengeluaran selama beberapa tahun terakhir. Bagi ASN dan Penyelenggara Negara, dapat menggunakan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diisi setiap tahun untuk melakukan financial checkup.
Untuk mengetahui apakah keuangan kita aman atau tidak, terdapat beberapa rasio keuangan pribadi yang dapat digunakan, antara lain:
a. Rasio Likuiditas
· Perbandingan antara Kas/Setara Kas terhadap Pengeluaran Bulanan (dihitung dalam satuan Bulan)
·
Rasio aman jika minimal bisa memenuhi kebutuhan
3 – 6 bulan
b. Rasio Aset Likuid terhadap Kekayaan Bersih
· Perbandingan Aset Likuid (kas/Setara Kas) thd Kekayaan Bersih
·
Rasio sebesar 15% sudah dianggap cukup.
c. Rasio Utang terhadap Aset
· Perbandingan Utang terhadap Aset Total
· Mengukur kemampuan individu untuk membayar utang
· Rasio aman adalah < 50%
d. Rasio Kemampuan Pelunasan Utang
· Perbandingan Total Pembayaran Tahunan Pinjaman terhadap Total Pendapatan Setahun
· Rasio <35 dana cukup untuk membayar utang
e. Rasio Aset Investasi terhadap Kekayaan Bersih
· Perbandingan Total Aset Investasi terhadap Kekayaan Bersih
· Rasio aman >50 dan semakin besar menjelang pensiun
3. Action Plan
Setelah mengetahui posisi keuangan, kita beranjak menuju bagaimana
membuat action plan untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik:
a. Pisahkan Pengeluaran
b. Buat Dana Darurat
c. Mulai Berinvestasi
"Investasi yang mudah, aman, dan
bermanfaat bagi negara? Pilih Surat Berharga Negara (SBN) Ritel saja!"
Sesuai namanya, SBN Ritel bisa
dibeli secara perseorangan dengan nominal yang cukup rendah. Di tengah Pandemi
COVID 19 lalu, permintaan SBN Ritel meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
mulai berminat terhadap investasi yang aman di tengah kondisi pandemi. Selain SBN
merupakan instrumen yang aman karena dijamin oleh negara, dengan membeli SBN
Ritel, maka kita turut berkontribusi kepada pembiayaan dan pembangunan negara.
Selain itu, SBN Ritel juga bisa dibeli dengan minimal nominal yang cukup
rendah, namun tetap memberikan imbal balik yang menarik, bahkan di atas
beberapa nominal bunga deposito bank.
Untuk tahun 2022, saat ini tengah
ditawarkan Sukuk Ritel (SR) seri SR017 Saat ini sedang dibuka masa penawaran
sejak 19 Agustus hingga 14 September 2022 Kupon 5,90% p.a Tenor 3 tahun.
Sedangkan selanjutnya akan diterbitkan pula Obligasi Negara Ritel (ORI) seri
ORI022 Masa penawaran pada 26 September hingga 20 Oktober 2022, serta Sukuk
Tabungan (ST) seri ST009 Masa penawaran pada 28 Oktober hingga 16 November 2022.
Dengan demikian, sebagai langkah perencanaan keuangan kita nanti, yuk kita bisa mulai melirik instrumen investasi berupa SBN Ritel.
Sumber: Forum Group Discussion Pejabat Administator Triwulan III, KPKNL Surabaya.