Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Baca Dahulu Sebelum Berasumsi
Regina Ria Karolina
Selasa, 07 Juni 2022   |   5415 kali

Kebanyakan dari kita tentu sudah menyadari bahwa banyak sekali berita, artikel atau konten-konten yang menampilkan judul provokatif. Hal ini membuat banyak orang tergerak untuk bereaksi berlebihan saat membaca judul padahal isi/kontennya masih terbilang wajar atau biasa. Fenomena ini yang menuntut kita sebagai pembaca atau penikmat konten untuk lebih berhati-hati dalam berasumsi atau berpendapat. Kita perlu membiasakan diri untuk terlebih dahulu membaca atau mencari tahu informasi secara akurat, bila terlalu cepat berasumsi tanpa memperhatikan kebenaran informasi yang didapatkan kita bisa saja menjadi salah satu penyebar hoax atau berita palsu. Dilansir dari data Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) pada tahun 2019 diketahui bahwa sebanyak 79,7%, foto editan 57,8%, foto dengan caption palsu 66,3%, video editan (dipotong-potong) 45,70%, video dengan caption atau narasi palsu 53,2%, berita/foto/video lama diposting kembali 69,20%. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa adanya penyampaian konten hoax banyak berasal dari konten yang informasinya tidak utuh.


Ada beberapa tips untuk menghindari sekaligus menghentikan penyebaran berita hoax:

1. Kembangkan rasa penasaran sebelum mempercayai atau menyebarkan suatu berita

Ketika kita merasa penasaran, biasanya kita akan menggali informasi lebih banyak hingga mengetahui banyak pandangan dan fakta dari informasi tersebut. Hal ini dapat membuat pikiran kita terbuka dan tau apakah infomasi yang kita konsumsi itu sudah benar atau tidak serta apakah informasi tersebut layak disebarkan atau tidak.


2. Perhatikan judul informasi

Penyampaian judul yang provokatif biasanya dilakukan untuk menjebak masyarakat untuk tertarik membacanya. Berita hoax atau berita palsu biasanya menggunakan cara ini untuk menarik minat masyarakat. Isi kontennya juga bisa jadi bersifat provokatif, jadi kita harus lebih jeli dan berhati-hati.


3. Perhatikan sumber berita

Sebelum mempercayai suatu berita atau informasi, ada baiknya kita memeriksa terlebih dahulu sumber atau situs berita yang kita konsumsi. Perhatikan apakah itu situs resmi atau hanya blog pribadi. Dilansir dari Dewan Pers, di Indonesia terdapat lebih dari 43.000 situs yang mengklaim dirinya sebagai media berita. Namun, yang sudah terverifikasi gak sampai 300. Itu artinya, ada kemungkinan banyak berita bohong yang bisa beredar.


4. Periksa keaslian foto dan video

Ketika menerima foto atau video, usahakan untuk mencari keasliannya terlebih dahulu. Banyak hoax yang tersebar dikarenakan video atau foto tersebut merupakan potongan atau sudah diedit terlebih dahulu. Kita bisa mencoba mencari keasliannya dengan memanfatkan teknologi Google images dengan tautan images.google.com.


5. Waspada dengan forward messages

Kita mungkin sering mendapatkan pesan yang diteruskan di media sosial ya. Biasanya oknum hoax meneruskan dan menyebarkan informasi lewat cara ini. Seringkali juga berisi ancaman bila tidak meneruskan pesan ini atau janji mendapatkan hadiah. Kita perlu lebih cermat dan jeli dalam meneruskan pesan-pesan seperti ini.


6. Laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika jika menemukan berita hoax

Apabila Anda menemukan berita hoax, sebaiknya Anda segera melaporkan konten tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika agar berita hoax segera ditindak tegas. Anda bisa melakukan screen capture disertai url link lalu kirim filenya ke aduankonten@mail.kominfo.go.id. Tak usah khawatir Anda terancam, karena kerahasiaan pelapor akan dijamin. Mari kita terus bijak dalam menghadapi informasi ya. 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini