Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Wisata ke Cagar Budaya Rumah Marga Tjhia
Retno Nur Indah
Senin, 23 Mei 2022   |   6293 kali

Singkawang, kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat ini baru saja mendapatkan gelar sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia Tahun 2022 versi Setara Institute.  Kota yang dalam Bahasa Hakka disebut San Khew Jong ini memiliki corak multietnis dan multiagama yang terdiri dari tiga suku besar, Tionghoa, Dayak, dan Melayu.  Oleh karena komposisi tiga suku besar itulah, maka Singkawang juga disebut sebagai bumi Tidayu (Tionghoa, Dayak, Melayu) dengan dominasi etnis Tionghoa, sehingga sering juga disebut sebagai kota Amoi atau Hongkong-nya Indonesia.

Dominasi etnis Tionghoa tersebut membuat Singkawang memiliki ciri khas Tionghoa pada ragam bangunan, adat istiadat, dan juga kuliner.  Salah satu bangunan yang menjadi cagar budaya Tionghoa adalah rumah peninggalan Marga Tjhia yang sampai saat ini masih ditempati oleh keturunannya.  Bangunan yang dibangun pada tahun 1902 tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Singkawang sejak tahun 1999 dan disebut sebagai Kawasan Tradisional Rumah Keluarga Tjhia.

Lokasi bangunan yang berada di kawasan Pasar Hongkong atau lebih tepatnya berada di belakang ruko-ruko di Jalan Budi Utomo ini terletak di pinggir Sungai Singkawang.  Lokasi tersebut sangat strategis dan mudah untuk dikunjungi karena berada tidak jauh dari vihara tertua di Kota Singkawang, Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang legendaris.

Rumah keluarga Tjia selain masih berfungsi sebagai rumah tinggal bagi keturunan Marga Tjhia, juga merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan kuliner di Kota Singkawang.  Di lokasi tersebut, pengunjung dapat menikmati suguhan kuliner berupa makanan tradisional Tionghoa pada khususnya dan Singkawang pada umumnya.

Kedai yang terletak di komplek rumah Marga Tjhia menyajikan kuliner berupa kue Choi Pan, rujak, bongko, talam ebi, minuman limun khas kota Singkawang, minuman jeruk namong atau jeruk yang difermentasi, susu kedelai atau air tahu, dan lain-lain.  Kue-kue tersebut memang merupakan kuliner khas daerah Kalimantan Barat, namun yang disajikan di rumah Marga Tjhia sudah terkenal paling lezat terutama Choi Pan-nya.  Menariknya lagi, kuliner yang disajikan tidak mengandung daging atau lemak babi dan halal, sehingga umat muslim atau yang berpantang dengannya dapat turut menikmati.

Pengunjung yang berwisata ke rumah Marga Tjhia tidak dipungut biaya, namun seringkali orang memanfaatkannya untuk melakukan pertemuan, launching buku, atau foto pre-wedding dengan memberikan sumbangan seikhlasnya.  Pernah juga dilakukan syuting film layar lebar di lokasi tersebut, sehingga membuat kawasan ini makin termasyur.  Ke depan diperlukan campur tangan pemerintah agar kawasan tersebut makin tertata dan makin berperan sebagai penghasil devisa Kota Singkawang.

Penulis : Retno

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini