Indonesia saat ini tengah menggelar hajatan
penting, yakni Presidensial G20 yang diselenggarakan mulai 1 Desember 2021 hingga
KTT G20 di bulan November 2022 yang akan datang. Ini berarti Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan
G20 selama setahun penuh. Apa itu G20
dan mengapa Indonesia terpilih menjadi penyelenggara pertemuan penting para Menteri
Keuangan dan Bank Sentral negara-negara dengan perekonomian besar di dunia ini?
Dikutip dari situs Kementerian Keuangan dan Bank
Indonesia, G20
atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi
internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di
dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. G20 merupakan representasi lebih dari 60%
populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan,
Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia,
Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia,
Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Adapun menurut situs sherpag20indonesia.ekon.go.id, pembentukan
G20 pada tahun 1999 timbul akibat kekecewaan komunitas internasional terhadap
kegagalan G7 dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global
yang dihadapi saat itu. Pandangan yang mengemuka saat itu adalah pentingnya
bagi negara-negara berpendapatan menengah serta yang memiliki pengaruh ekonomi
secara sistemik untuk diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi
permasalahan ekonomi global. Forum tersebut selanjutnya merangkul negara
maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis utama yang melanda
Asia, Rusia, dan Amerika Latin.
Pada mulanya G20 merupakan pertemuan para Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Sentral, namun KTT G20 juga dihadiri oleh Kepala Negara sejak
2008 dan pada 2010 dibentuk pembahasan mengenai sektor pembangunan.
Peran nyata G20 adalah sebagai berikut.
1. Penanganan krisis keuangan globarl 2008. G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke
jalur pertumbuhan dan mendorong reformasi di bidang finansial.
2. Kebijakan pajak. G20
telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak untuk mengakhiri
penghindaran pajak.
3. Kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 yang mencakup
penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, injeksi
penanganan Covid-19, penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea
untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan
obat-obatan.
4. Isu lainnya termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan.
Presidensi G20 Indonesia 2022 saat ini mengambil tema "Recover
Together, Recover Stronger". Melalui
tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu,
saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Lalu, apa manfaatnya Indonesia mengikuti forum G20? Dikutip
kembali dari situs Kementerian Keuangan, sebagai anggota forum G20, Indonesia
bisa mendapatkan manfaat dari informasi dan pengetahuan lebih awal tentang
perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan
ekonomi yang diterapkan negara lain terutama negara maju. Dengan demikian,
Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik. Selain itu, Indonesia juga dapat
memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan dukungan internasional lewat
forum ini. Nama dan prestasi Indonesia juga semakin dikenal dan diakui oleh
berbagai organisasi dan forum internasional. (RNI)