Kota Singkawang adalah sebuah kota yang berada di Propinsi Kalimantan
Barat yang berjarak 145 km di sebelah utara kota Pontianak. Pendirian Kota
Singkawang berasal dari keberadaan orang-orang Tionghoa di masa lalu. Menurut
keyakinan orang-orang Tionghoa dari suku Hakka, nama Singkawang berasal
dari kata “San Kew Jong” yang artinya kota yang terletak di antara laut, muara,
gunung dan sungai. Hal ini karena Kota Singkawang berbatasan dengan Laut Natuna
pada bagian barat dan berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya, Gunung Poteng
dan Sakok. Singkawang pun dikenal dengan banyak sebutan mulai dari Kota Amoi,
Kota Seribu Kelenteng, hingga Hongkong Van Borneo.
Kota Singkawang memiliki kerukunan antar umat beragama yang sangat
tinggi. Penduduknya mayoritas Tionghoa, Dayak, dan Melayu, sehingga sering
disingkat menjadi Tidayu, hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Kota
Singkawang pun dinobatkan sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia Tahun 2018
oleh Setara Institute, hal ini karena kehidupan harmonis masyarakatnya
yang majemuk.
Salah satu wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang
adalah keberadaan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang dikenal dengan sebutan Pekong
Toa yang konon telah berusia 200 tahun, yang berseberangan dengan Mesjid Raya
yang merupakan mesjid terbesar yang telah berdiri sejak tahun 1885 di Kota Amoy.
Tjhai Chui Mie, Walikota Singkawang yang merupakan Kepala Daerah
Perempuan Tionghoa pertama di Indonesia, menerima kembali penghargaan
Singkawang sebagai Kota Tertoleran di tahun 2020. Selain itu, Singkawang menerima Anugrah
Kebudayaan PWI pada puncak Peringatan Hari Pers Nasional pada tanggal 9
Februari 2021 lalu. Berbagai tradisi tahunan khas Tionghoa pun
diselenggarakan, seperti Cap Gomeh, Imlek, dan Ceng Beng, bahkan Pawai Tatung.
Pawai Tatung merupakan pawai yang diselenggrarakan saat perayaan
Cap Gomeh yang merupakan pawai terbesar di dunia. Pawai ini merupakan perpaduan budaya Tionghoa
dan Dayak, sehingga Singkawang dapat menjadi miniatur Indonesia. Namun di
masa pandemi Covid19, Festival Cap Go Meh ditiadakan. Sebagai gantinya, Pemkot Singkawang
bersama panitia menghias kota dengan pernak-pernik lampion dengan tujuan
agar suasana perayaan Imlek di Singkawang tetap gembira dan meriah.
Pada tanggal 23 April 2021 lalu bertepatan dengan bulan
Ramadhan, Tjhai Chui Mie membuka soft launching Singkawang Centre Hub dan
Pameran Karya “Habitus” yang menjadi wadah pelaku ekonomi kreatif dalam
memamerrkan hasil karyanya yang merupakan budaya kota Singkawang. Dalam kesempatan ini KPKNL Singkawang
memperoleh undangan untuk ikut serta dalam acara tersebut dan di akhir acara turut
berbuka puasa bersama Walikota Singkawang dengan protokol kesehatan yang ketat.
Keberadaan KPKNL Singkawang turut memberi warna dan kontribusi terhadap pembangunan Kota Singkawang. Kontribusi
itu antara lain berupa pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD), penilaian BMD,
hingga pengurusan piutang daerah dan lelang yang merupakan salah satu wujud pengelolaan
keuangan daerah. Diharapkan kontribusi
KPKNL Singkawang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah
Kota Singkawang.
Peran KPKNL Singkawang di masa pandemi ini juga sangatlah menarik karena
dapat memamerkan sekaligus melelang barang-barang hasil karya para pelaku UMKM
di Kota Singkawang yang diharapkan dapat memasarkan produk budaya Kota
Singkawang lebih luas sehingga meningkatkan kesejahteraaan pelaku UMKM di Kota
Singkawang.
Penulis : Ratna Astuti
Editor : Retno N.I