Pelaksanaan manajemen operasional Three Lines of Defense pada Program Transformasi Kementerian Keuangan dengan menjadikan keluarga sebagai benteng moral bagi Pegawai dengan mengenalkan organisasi, serta sebagai bagian dari Program Knowing Your Employee, salah satu implementasinya melalui kegiatan Family Day.
Kegiatan Family day badalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi/keluarga dengan kehidupan pekerjaan. keluarga sebagai pilar moral bagi pegawai Kementerian Keuangan sehingga menjadi salah satu wadah untuk menerapkan integritas yang dapat berpengaruh ke lingkungan pekerjaan. dengan memperkenalkan organisasi, pekerjaan, dan peran orang tua/pasangan sebagai pegawai, mengenalkan nilai-nilai Kementerian Keuangan dan nilai-nilai ASN kepada keluarga pegawai. Diharapkan melalui pelaksanaan Family Day ini, terjalin silaturahmi antara keluarga pegawai dan terbentuk penguatan karakter mental dan budaya, serta revitalisasi transformasi di lingkungan Kementerian Keuangan.
Peran orangtua sangatlah penting, terutama
peran ayah merupakan pemimpin
bagi keluarganya, peranan
seorang ayah sangat besar dalam membentuk karakter anak, baik laki-laki
maupun perempuan. Seorang anak laki-laki akan tumbuh menjadi pribadi yang
pemberani, tangkas dan tangguh bila mendapat didikan dari ayahnya. Bagi
seorang anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya. Terutama seorang anak
perempuan yang tumbuh remaja, cinta dari ayah akan menguatkan rasa percaya
dirinya dalam pergaulan terhadap lawan jenis. Seorang remaja perempuan tak akan
mudah jatuh cinta pada rayuan anak lelaki bila ia cukup mendapat cinta dan dukungan
dari ayahnya. Sebaliknya, banyak kasus, anak perempuan terjatuh ke pelukan
laki-laki tak bertanggung jawab, bila ia kehausan perhatian dan kasih sayang
ayahnya. Memang kasus tersebut tak selalu terjadi, semua kembali kepada
bagaimana ibu dan keluarga besarnya turut berperan menyeimbangkan
kekurangan kasih sayang ayah, terutama bila terjadi kasus perceraian.
Menurut Menteri sosial Khofifah
Parawansah pada tahun 2017 lalu, Indonesia
berada di peringkat 3 dunia sebagai Fatherless
Country. Krisis ayah ini
disebabkan oleh paradigma orang indonesia yang beranggapan bahwa suami hanya bertugas bekerja sedang
ibu bertugas menemani anak padahal keduanya
memiliki hak yang sama dalam pengasuhan anak. Mungkin karena kesibukan dalam mencari
nafkah atau karena budaya patriarki. seringkali seorang ayah merasa tidak perlu
terlalu banyak berperan dalam pendidikan anak-anaknya. Dengan asumsi bahwa
tugas ayah mencari nafkah, dan tugas ibu adalah mendidik anak, maka banyak ayah
yang menyerahkan segala tanggung jawab pengasuhan pada ibu . Bahkan bila si
anak berbuat nakal, maka serta merta ayah menyalahkan ibu. Tanpa pernah mau
tahu bahwa dirinya juga turut berperan dalam kesalahan pendidikan seorang anak.
Peran
keluarga, ibu, ayah, kakek, nenek, kakak bahkan pengasuh mengukir kesan yang
sangat mendalam dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Seorang anak yang
dibesarkan dengan kasih sayang dan dukungan, akan tumbuh menjadi pribadi yang
penuh percaya diri, bertanggung jawab dan mampu menentukan sendiri masa depan
yang gemilang bagi dirinya. Sementara seorang anak yang dibesarkan dengan
banyak hardikan, bentakan dan sering diremehkan, ia akan tumbuh menjadi pribadi
yang minder, mudah putus asa bahkan tak tahu ke mana harus mengarahkan
cita-cita. Seorang anak yang dimanjakan dengan materi dan dibiarkan menurutii
keinginannya tanpa pengarahan mana yang baik dan buruk. Biasanya akan tumbuh
menjadi pribadi yang egois, ingin selalu menang sendiri dan tak mampu menunda
kesenangan.
Ibu Elly
Risman, M Psi seorang pakar Psikologi Anak menyatakan bahwa pendidikan
spiritualitas anak adalah tanggung jawab utama kedua orang tua. Sehingga untuk
itu kedua orang tua harus memiliki visi dan misi yang sama. Setelah memiliki
visi dan misi yang sama, lalu mereka berdua harus bekerja sama
dalam hal:
- Menentukan tujuan pengasuhan secara spesifik.
- Menjadi teladan bagi anak-anaknya, baik dalam hal etika, moral dan
spiritual.
- Menjaga kehalalan rizki yang diperoleh.
- Menjaga ikatan emosional anak-orang tua. dimulai sejak dalam
kandungan.
- Menjauhkan diri dan keluarga dari stress, upayakan selalu bahagia.
- Memunculkan
rasa suka/cinta pada suatu hal positif, sehingga lama-lama akan terbentuk
perilaku, lalu akan tumbuh menjadi kebiasaan.
- Sadari
bahwa anak-anak jaman sekarang tidak sama dengan generasi terdahulu. Tantangan
mereka lebih kompleks dan kemungkinan kerusakan otak bisa sangat luar biasa
akibat serbuan gadget dan teknologi informasi. Apabila tidak pandai menyaring,
maka akan mudah mendapat pengaruh negatif.
-
Mengukuhkan kembali peran ayah dalam pengasuhan anak. Ayah bukan hanya bertugas
mencari nafkah, namun berperan penting dalam menyusun Garis Besar Haluan
Keluarga, sedang ibu adalah Unit Pelaksana Teknisnya.
- Didiklah
anak sesuai kemampuan otaknya, jangan digesa atau dibebani terlalu banyak hal
diluar kesanggupannya.
Mungkin orang tua harus kembali merumuskan, apa tujuan pengasuhan anak?
Agar orang tua menyadari di mana kesalahannya dan siap membuat perubahan serta
langkah-langkah strategis bersama dalam pengasuhan anak, kedua orang tua harus
menyadari bahwa, anak-anak adalah titipan atau amanah dari Allah yang kelak
harus dipertanggung jawabkan dihadapan Sang Khalik dan dikembalikan dalam
kondisi terbaik (Best). Karena itu tujuan pendidikan dan pengasuhan seorang
anak adalah untuk memperoleh keseimbangan antara: Iman, budi pekerti dan
perilaku (behave), baik hati dan kata-katanya (empathic, cerdas
dan baik otaknya (smart), serta baik fisik, mental dan jiwanya (tough).
Anak yang kokoh keimanananya, baik ibadahnya, mulia akhlaknya. Anak yang
merasa dirinya berharga, dan percaya diri. Anak yang cerdas berpikir solutif
dan kreatif. Anak yang mampu berkomunikasi dengan baik, dan tutur katanya
menghargai orang lain, mandiri bertanguung jawab pada Sang Khalik, diri
sendiri, keluarga dan masyarakat.
Ayah siaga! istilah ini biasanya digunakan pada saat seorang ibu
sedang hamil, maka diperlukan seorang Ayah yang siap siaga untuk mengantar ibu
ke puskesmas atau rumah sakit bersalin terdekat bila sewaktu-waktu saat
kelahiran tiba. Namun istilah Ayah siaga juga digunakan untuk mendorong seorang
Ayah agar mengambil peran lebih besar dalam pengasuhan anak-anaknya. Baik
di saat anak-anak itu masih balita, terlebih lagi di saat anak-anak mulai
tumbuh remaja.
Ayah yang mengambil peran dalam pengasuhan
anak, memberi dampak positif yaitu:
- memberi
rasa tenang dan tenteram bagi ibu, karena merasa memiliki partner berbagi
segala kerepotan menghadapi permasalahan si anak.
- yah tidaka
akan mudah men-judge ibu bila terjadi kenakalan pada anak, karena ayah
mengetahui prosesnya dan ikut mengawasi perkembangan jiwa dan emosional anak.
- timbul
kedekatan dan ikatan emosional yang lebih kuat antara ayah, ibu dan anak.
- anak
lebih percaya diri karena merasa memiliki tempat curhat atau berbagi dan
bertanya tentang segala persoalan yang dihadapinya dalam pergaulan di luar
sana.
- tumbuh
perasaan bahagia bagi ibu dan anak karena merasa memiliki orang yang siap
mendengarkan keluh kesah dan tidak takut berterus terang bila melakukan
kesalahan.
- jika ada
permasalahan, akan lebih cepat diketahui dan lebih cepat diselesaikan. Tanpa
menunggunya menjadi berlarut-larut dan menjadi maslah besar di kemudian hari.
- ikatan
keluarga yang kuat antara ayah, ibu dan anak, bisa
mencegahkemungkinan anak terjatuh pada pergaulan yang salah seperti narkoba,
pornografi, sex bebas dan sebagainya.
Tak ada gading yang tak retak. Dalam perjalanan berumah tangga, bisa
saja orang tua melakukan banyak kesalahan dalam mendidik dan mengasuh anak.
Baik karena ketidaktahuan, maupun karena ketidakmampuan dalam menghadapi
persoalan. Namun hal itu bukan berarti kiamat. Tebuslah kesalahan dalam
mendidik dan mengasuh anak, dengan sungguh-sungguh berubah dan berusaha untuk
memberikan perhatian dan kasih sayang yang terbaik bagi keluarga.Kuatkanlah
kembali ikatan cinta Ayah dan Ibu, karena itu adalah dasar dari semua
kebahagiaan keluarga.
Bagi pasangan yang bercerai, tetaplah menjalin silaturahim dan buatlah
kesepakatan dalam tugas pengasuhan anak dan pemenuhan kasih sayang bagi anak,
Berperanlah seimbang, jangan hanya menyerahkan tugas pengasuhan kepada ibu.
Ayah harus ambil bagian juga. Beri perhatian yang cukup disamping ketegasan dan
disiplin agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang manja, egois atau malah
minder dan tertutup.
.Anak-anak yang bahagia di rumah, tidak akan mudah terjerumus pada
pergaulan yang salah. Anak-anak yang sehat jiwa raga adalah aset dan masa
depan bangsa. Maka ukirlah kebahagiaan mereka dengan cinta. Ayah jadikanlah
sebagai sahabat anak dengan penuh cinta. Peran Ayah sebagai sahabat yang sempurna di rumah,
bagi ayah-ayah insan Kemenkeu dapat senantiasa menjadikan Kemenkeu melayani
lebih baik.