Akhir-akhir ini istilah hacker
kembali mengemuka apalagi kalau bukan gegara sesosok anonymous bernama Bjorka
yang mengklaim telah membocorkan sejumlah data penting di negeri ini. Namun
sebenarnya, hacker bukanlah seorang kriminal, dan hacking bukanlah tindakan
yang negatif.
Dilansir dari techtarget.com,
istilah hacker pertama kali digunakan pada 1960-an. Makna kata hacking
dan hacker sekarang ini telah mengalami penyimpangan makna. Sejatinya hacking adalah kegiatan positif
yang dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Selain itu, hacker mempunyai
pengertian seseorang yang ahli berkomputer dan mempunyai ketertarikan dan
keinginantahuan yang sangat besar terhadap keamanan dan pertahanan sistem
komputer, dan hacker tentunya mempunyai kemampuan yang dalam membuat perangkat
lunak atau software developer.
Istilah hacker dalam sisi negatif
sebenarnya adalah cracking, yaitu perusakan yang dilakukan dan merugikan
orang lain. Sedangkan hacking, meski juga bisa merusak dan memanipulasi
data, tapi dilakukan tanpa merugikan orang lain. Selanjutnya hacking malah
memberikan manfaat bagi orang lain.
Dikutip techno.okezone.com hacker
melakukan hacking untuk mengetes keamanan sistem seseorang atas izin si
pemilik, yang memerlukan bantuan. Cara kerja selanjutnya sang hacker adalah
membobol sebuah sistem, mencari suatu sistem yang cacat, lalu memberikan
informasi mengenai kecacatan tersebut kepada pemiliki situs agar meningkatkan
sistem keamanannya.
Sebaliknya, seorang cracker yang menerobos sistem keamanan komputer atau jaringan komputer berbekalkan skill pemrograman yang mumpuni dengan tujuan untuk mengambil keuntungan pribadi dengan merugikan pihak tertentu. Contohnya seperti mencuri data pribadi pada website toko online untuk diperjual-belikan. Lebih ekstremnya lagi, cracker dapat mengancam dan meminta tebusan untuk mengembalikan website kepada tampilan normal.
Penulis : Irfan Fanasafa
Referensi :