Pandemi virus corona (Covid-19) dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah telah memaksa masyarakat beradaptasi dengan cepat, termasuk dalam bekerja. Konsep flexible working space (FWS) kini banyak dipakai untuk menjaga produktivitas optimal di tengah berbagai pembatasan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebijakan FWS pasti akan berdampak pada berkurangnya frekuensi kebersamaan sebuah tim dalam satu lokasi di waktu yang bersamaan. Kondisi tersebut, pada kenyataannya memang cukup menantang, terutama terkait proses komunikasi diantara anggota tim.
Dalam
penerapan sistem kerja FWS ada tiga prinsip dan strategi utama yang wajib
dipegang, yaitu dokumentasi proses kerja, rapat efektif, serta menjaga
komunikasi informal. Pertama dokumentasi proses kerja, saat bekerja di kantor
pegawai dapat dengan mudah berkomunikasi secara langsung dengan rekan kerja,
tetapi saat FWS momen itu diganti dengan dokumentasi. Untuk memastikan pegawai
selalu mendapat info terbaru dan paling valid saat FWS, perlu pendokumentasian
setiap proses kerja dan keputusan yang diambil secara lengkap, terstruktur, dan
mudah diakses oleh rekan kerja. Ini penting agar tidak ada yang merasa
ketinggalan informasi serta membuat kerja lebih efisien karena semua informasi
dapat dengan cepat ditemukan tanpa harus bertanya.
Pengaturan kerja yang fleksibel dalam hal tempat dan waktu memang dapat
meningkatkan produktivitas individu dalam bekerja. Namun, sistem tersebut tetap
memiliki kekurangan, antara lain:
·
Berkurangnya
kualitas komunikasi antar individu;
·
Berkurangnnya
keakraban antar individu;
·
Adanya
kekhawatiran bahwa target tidak akan tercapai karena kurangnya pengawasan;
·
Bisa dijadikan
peluang untuk tidak masuk kantor tanpa
harus mengambil cuti.
Berdasarkan hal-hal tersebut
diatas maka penerapan FWS perlu diatur lebih lanjut agar kinerja tetap terjaga
dan tidak disalahgunakan. Demi kelancaran
penerapan flexible
working space ini sangat membutuhkan jaringan komunikasi dan
internet. Flexible working space (FWS) akan menjadi budaya baru dalam
bekerja dibutuhkan komitmen yang tinggi, integritas, kemampuan bekerja secara
mandiri dan pelaksanaan pekerjaan yang berorientasi pada output. Flexible Working
Melihat kondisi yang ada selama ini, dalam pandemik covid-19 dan pelaksanaan kegiatan perkantoran dengan menerapkan Flexible Woriking Space (FWS) pasti menghadapi beberapa permasalahan. Dengan menggunakan metode Fishbone Diagram (diagram tulang ikan) dapat diketahui bahwa permasalahan yang menjadi penyebab terhambatnya proses implementasi FWS. Di bawah ini gambaran Fishbone Diagram dalam pemetaan masalah dan faktor-faktor pemicu masalah tersebut.
1.
Man
2.
Belum
tingginya tingkat kesadaran dan pemahaman dari Pegawai terkait pelaksanaan FWS.
Hal tersebut dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
§
Perencanaan
pekerjaan yang belum tersusun optimal
§
Pengisian my task yang belum maksimal
§
Waktu
pengerjaan tugas yang belum optimal
§
Belum
optimalnya pelaksanaan clean desk,
masih terdapat berkas dokumen di atas meja setelah jam kerja selesai
3.
Method
Belum
optimalnya database terkait penyimpanan dokumen dan informasi karena tidak
tersimpan dalam server, masih tersimpan masing-masing baik melalui flashdisk maupun external harddisk yang
kapasitasnya terbatas
4.
Budaya
Belum optimalnya budaya dialog kinerja
karena pegawai masih belum terbiasa mengungkapkan ide atau pendapat secara
inisiatif sendiri.
5.
Material
Jumlah
komputer yang belum sama dengan jumlah Pegawai yang ada. Sampai dengan saat ini
belum semua pegawai mendapatkan perangkat pengolah data/komputer untuk
melakukan pekerjaannya dan penggunaan komputer dilakukan secara bergantian.
6.
Pengendalian
Sistem
waskat (pengawasan melekat) dari atasan langsung kepada bawahannya yang belum
optimal objektif karena adanya rasa ewuh
pakeweuh dalam memberikan penilaian yang objektif.
7. Faktor Eksternal.
Harapan masyarakat yang tinggi akan kinerja pegawai walaupun menerapkan FWS dalam menjalankan kegiatannya.
Agar dapat optimal saat pelaksanaan
FWS, diperlukan adaptasi, komitmen
dan komunikasi yang efektif.
Komunikasi merupakan kunci utama untuk dapat menghasilkan kinerja yang optimal
di masa FWS. Hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi adalah pilihan alat
komunikasi dan penguatan interaksi dengan menimbang prinsip efektif dan
efisien. Adapun usulan dan masukan untuk mengatasi kendala dan
permasalahan dalam implementasi FWS adalah:
1. Penguatan
dan refreshment nilai-nilai organisasi,
budaya organisasi serta aturan main FWS sehingga tetap menjadi pedoman dalam
diri masing-masing pegawai
2. Koordinasi dengan
ahli IT terkait penyusunan jaringan untuk database baik itu data, dokumen
maupun infromasi sehingga tersusun secara digital untuk dapat memperlancar
pelaksanaan kegiatan FWS
3. Lebih dioptimalkan
lagi budaya dialog dengan mendorong inisiatif masing-masing pegawai dapat menyampaikan
ide dan pendapatnya
4. Penyiapan
sarana untuk menunjang kegiatan FWS melalui koordinasi dengan Unit yang
berwenang terkait Pengadaan Laptop
5. Masing-masing
pegawai tetap menjaga nilai-nilai budaya organisasi sehingga pengendalian akan
lebih mudah dan masing-masing pegawai memahami
akan tugas dan tanggung jawabnya
6. Menjaga
sinergi antar pegawai dan selalu meningkatkan wawasan dan pengetahuan baik
dengan FGD maupun E-learning sehingga
kinerja tetap terjaga dan masyarakat tetap terlayani dengan baik.