MENGENAL
PRESIDENSI G20 INDONESIA
Di tahun 2022, untuk pertama kalinya,
Indonesia memegang Presidensi G20. Dalam forum ini, Indonesia adalah
satu-satunya wakil dari ASEAN, menjadi satu dari sembilan negara berkembang,
serta menjadi negara anggota dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di
dunia. Forum G20 sendiri merupakan forum antarnegara yang terbentuk ketika
krisis ekonomi melanda dunia tahun 1999 (saat itu dalam bentuk G7). Tujuan
utama dibentuknya G20 adalah untuk menemukan solusi bersama atas kondisi
ekonomi global. Forum G20 merepresentasikan 80% ekonomi dunia, 75% perdagangan
internasional, dan 2/3 populasi dunia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
forum ini dalam menentukan arah kebijakan ekonomi dunia.
Tema Presidensi G20 Indonesia adalah
“Pulih Bersama dan Lebih Kuat” atau “Recover
Together Recover Stronger”. Tema ini kemudian diturunkan ke dalam berbagai
agenda atau isu dalam dua jalur yakni jalur sherpa dan jalur keuangan.
Dalam jalur keuangan yang dipimpin
oleh Kementerian keuangan dan Bank Indonesia, Presidensi G20 Indonesia akan
membawakan enam agenda prioritas, yaitu Exit Strategi (jalan keluar) untuk
mendukung pemulihan yang adil, Pembahasan scarring effect (dampak pandemi)
untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, Sistem Pembayaran di Era Digital,
Keuangan Berkelanjutan, Inklusi Keuangan: Digital & UKM, dan Perpajakan
Internasional. Selain itu, juga akan membahas sepuluh agenda warisan yang
merupakan isu global dari Presidensi G20 sebelumnya.
Jalur Sherpa merupakan jalur
pembahasan dalam forum G20 di bidang-bidang yang lebih luas di luar isu
keuangan, antara lain: Anti Korupsi, Ekonomi Digital, Lapangan Kerja, Pertanian,
Pendidikan, Urusan Luar Negeri, Budaya, Kesehatan, Pembangunan, Lingkungan,
Pariwisata, Energi Berkelanjutan, Perdagangan, Investasi dan Industri, serta
Pemberdayaan Perempuan.
Agenda/pertemuan dalam G20 adalah
sebagai berikut:
·
Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT)/Leaders’ Summit sebagai
puncak dari proses pertemuan G20, yaitu rapat tingkat Kepala
Negara/Pemerintahan.
·
Pertemuan
Tingkat Menteri/Ministerial Meetings
sesuai sektor pembahasan dalam working groups.
·
Deputies and Sherpa Meetings. Deputies
meetings adalah bagian dari Finance
Track, sedangkan Sherpa Meetings
adalah bagian dari Sherpa Track.
·
Pertemuan
Kelompok Kerja/Working Groups Meetings.
· Engagement Groups Meetings atau pertemuan forum dialog yang menjadi bagian dari G-20, membahas isu tertentu secara khusus.
Beberapa peran nyata G20 selama ini, diantaranya adalah sebagai berikut: 1). Penanganan krisis keuangan global 2008. G20 telah turut mengubah wajah tata kelola keuangan global, dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala sangat besar. 2). Kebijakan pajak. G20 telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Pada 2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS). Melalui BEPS, saat ini 139 negara dan yurisdiksi bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak. 3) Kontribusi dalam penanganan pandemic Covid-19. Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, Injeksi penanganan Covid-19 sebanyak >5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/ penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan. 4). Isu lainnya. G20 berperan dalam isu internasional lainnya, termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan.
Sumber: Kementerian Keuangan